Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
DOKTER Spesialis Kedokteran Olahraga Ade Tobing menekankan pentingnya orang lanjut usia (lansia) agar tetap melakukan aktivitas fisik dan menghindari gaya hidup sedenter agar dapat tetap produktif meski sudah memasuki usia senja.
Perempuan yang juga Wakil Ketua I Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) itu mengatakan penuaan tidak terhindarkan dalam kelompok masyarakat sehingga agar tidak menjadi masalah di kemudian hari dan tetap produktif, lansia perlu menjaga kesehatan tubuhnya.
"Penuaan terus terjadi dan tidak sedikit masalah kesehatan terjadi, biasanya mereka mengalami ketergantungan fisik pada orang lain dan
mungkin menyebabkan bertambahnya beban sosial ekonomi, sosial, pada keluarga dan negara. Jika lansia bisa memelihara kesehatannya itu akan baik sekali," kata Ade dalam webinar Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025, Selasa (27/5).
Menurut Ade, lansia mengacu pada kelompok masyarakat yang berusia di atas 60 tahun dan aktivitas fisik yang disarankan untuk kelompok ini adalah aktivitas fisik ringan hingga sedang.
Adapun aktivitas fisik yang harus dilakukan lansia setidaknya mencakup empat hal yaitu latihan aerobik atau ketahanan jantung, latihan kelenturan, latihan kekuatan, dan latihan keseimbangan.
Untuk latihan aerobik secara singkat dijelaskan sebagai kegiatan yang melibatkan kelompok otot besar, menghasilkan pergerakan tubuh secara ritmik, dan dapat dipertahankan dalam jangka waktu tertentu. Contohnya seperti jalan kaki, bersepeda statis, senam, hingga renang.
"Frekuensi latihan aerobik ini bisa dilakukan sebanyak tiga sampai enam kali dalam seminggu, untuk yang punya riwayat DM (diabetes mellitus) bahkan bisa sampai tujuh kali. Dengan lama waktu berlatih itu sekitar 20 sampai 60 menit, tidak lebih dari 60 menit," ujar Ade.
Sementara untuk latihan kelenturan yang dikenal masyarakat awam sebagai peregangan adalah latihan yang dapat meningkatkan kemampuan sendi agar mampu mencapai lingkup gerak sendi yang maksimal.
Kegiatan ini dapat dilakukan setiap hari dengan intensitas setiap gerakannya sekitar enam hingga 30 detik, agar maksimal satu kali latihan
ada baiknya lansia melakukan latihan sekitar 10 sampai 20 menit.
Ade mengingatkan agar optimal pastikan lansia melakukan pemanasan sebelum melatih kelenturan tubuh. Beberapa gerakan yang bisa dilakukan oleh lansia di antaranya neck stretch, shoulder stretch, quad stretch, serta lunges.
Selanjutnya ada latihan kekuatan, sebuah latihan fisik yang meningkatkan kebugaran otot dengan melatih otot atau kelompok otot terhadap resistensi eksternal.
"Latihan ini dapat meningkatkan kekuatan daya tahan dan massa otot skeletal," katanya.
Lebih lanjut berbeda dengan dua latihan sebelumnya, bagi lansia latihan kekuatan otot hanya dianjurkan untuk dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali dalam satu minggu.
Untuk intensitasnya satu gerakan dapat dilakukan dalam 8-15 kali dengan repetisi satu hingga tiga set dengan durasi latihan sekitar 10-20 menit. Latihan ini bisa mengandalkan beban tubuh sendiri maupun beban tambahan seperti dumbel atau karet.
Beberapa contoh latihan kekuatan yang bisa dilakukan di antaranya squat, ball grip exercise, hingga wall push-up.
Latihan terakhir yang tidak boleh dilupakan adalah latihan keseimbangan, latihan ini adalah hasil dari interaksi antar berbagai sistem tubuh. Mengasah tubuh untuk memiliki kemampuan mempertahankan tubuh dari gaya gravitasi dan percepatan.
Beberapa gerakan latihan keseimbangan di antaranya berdiri dengan satu kaki, berjalan sambil mengangkat lutut bergantian, berjalan dengan tumit menyentuh kaki. (Ant/Z-1)
Aktivitas fisik ringan hingga sedang seperti dance selama 15 menit setiap hari dapat langsung meningkatkan fungsi sistem pernapasan.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada Pratiwi Dinia Sari mengatakan menjaga keseimbangan pola makan sehat dan menerapkan gaya hidup sehat bisa dilakukan selama liburan.
OLAHRAGA atau aktivitas fisik di akhir pekan secara rutin ternyata memiliki manfaat yang sangat baik untuk mengurangi risiko masalah kecemasan. Hal tersebut diungkapkan dalam riset
Penelitian menunjukkan aktivitas fisik harian, termasuk jalan kaki ringan, berperan penting dalam menurunkan risiko kanker hingga 26%.
Menurut dia, kebiasaan ini bisa memunculkan dampak buruk bagi kesehatan, antara lain karena memicu gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Jika gejala yang dirasakan semakin berat, kondisi ini dapat berkembang menjadi post-holiday depression, yaitu ditandai dengan hilangnya motivasi dan minat pada rutinitas yang biasa ditekuni
Menjadikan masalah sebagai sumber penghasilan untuk bertahan hidup adalah salah satu bentuk penerimaan terhadap masalah yang dihadapi dan menyadari itu bagian dari hidup.
Menurut dia, saat ini pemberian bansos hanya sebagai bantalan agar masyarakat tidak terlalu jatuh ke dasar kemiskinan.
Memulai hari dengan kebiasaan sehat dapat memberikan dampak besar bagi kesehatan dan umur panjang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved