Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
TINGKATKAN akses dan relevansi pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan industri dalam upaya mengakselerasi pencapaian sejumlah program pembangunan, demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.
"Kebutuhan akan sekolah vokasi yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha sangat mendesak. Apalagi pemerintah sedang berupaya meningkatkan pembangunan di sejumlah sektor," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/5).
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir tahun lalu mengungkapkan jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia hanya 8% dari total mahasiswa yang ada.
Sementara itu di negara maju seperti Jerman dan Tiongkok jumlah mahasiswa vokasi masing-masing mencapai 49,5% dan 50% dari jumlah mahasiswa mereka.
Padahal, program Asta Cita yang dicanangkan pemerintah antara lain menargetkan pemerataan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, dan pembangunan di desa-desa.
Menurut Lestari, realisasi sejumlah program tersebut akan sangat tergantung pada ketersediaan tenaga terampil dan siap pakai yang dihasilkan pada pendidikan vokasi.
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat, relatif rendahnya jumlah mahasiswa vokasi di Indonesia merupakan tantangan yang harus segera dijawab dalam menghadapi peningkatan target pembangunan dan perkembangan dunia usaha saat ini.
Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu mendorong agar berbagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mencetak tenaga terampil dan memilki kompetensi harus terus dilakukan.
Upaya itu, ujar Rerie, antara lain, dengan meningkatkan kualitas tenaga pengajar dan fasilitas pendidikan vokasi yang mendukung pembelajaran yang efektif dan relevan.
Selain itu, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, tidak kalah penting adalah menciptakan kolaborasi yang kuat antara perguruan tinggi dan dunia usaha, agar pendidikan vokasi menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan standar kompetensi yang tepat.
Rerie berharap, dengan dukungan semua pihak pendidikan vokasi di tanah air dapat melahirkan SDM yang berkualitas dan produktif, yang mampu berkontribusi lebih luas lagi dalam pencapaian target-target pembangunan nasional. (I-3)
Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat setidaknya 76% anak-anak yang tidak bersekolah disebabkan oleh faktor ekonomi.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyoroti lambannya implementasi Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) meski telah disahkan sejak 2022
Upaya perlindungan anak dari dampak negatif dunia maya harus menjadi perhatian semua pihak.
17,85% penyandang disabilitas berusia lebih dari 5 tahun di Indonesia tidak pernah mengenyam pendidikan formal.
WAKIL Ketua MPR RI Lestari Moerdijat mengatakan butuh kehati-hatian dalam menentukan langkah yang tepat untuk menghadapi tantangan dampak gejolak ekonomi global.
DUKUNGAN penuh peningkatan kualitas sekolah vokasi untuk melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya menekan angka pengangguran.
Dengan pengawasan yang tepat, AI bukanlah ancaman, melainkan peluang besar yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Generasi muda percaya bahwa akuntan akan digantikan oleh mesin. Padahal, masih banyak potensi area pengembangan dan justru semakin dibutuhkan.
Proyek teater ini dipimpin oleh Dhiva Nanda Gusti Ayu Chalista sebagai Production Manager.
Letak geografis Kepulauan Riau yang terdiri dari 96 persen lautan menjadi modal besar dalam membangun industri berbasis kemaritiman.
UNIVERSITAS Samudra (Unsam) Langsa, terus berbenah menghadapi perkembangan zaman dan teknologi terkini.
Pementasan ini merupakan bagian dari ujian akhir mata kuliah Introduction to Performing Arts Communication dan sepenuhnya diproduksi oleh mahasiswa.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved