Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER anak lulusan Universitas Indonesia Piprim Basarah Yanuarso menilai kebiasaan orangtua menenangkan anak saat menangis dengan memberikan snack atau camilan manis adalah hal yang keliru.
"Itu pola makan yang keliru, orangtua harus paham masalah ini, bahwa snack itu bukannya menyehatkan anak tapi pada gilirannya dia akan tertimpa banyak masalah di antaranya obesitas sentral," kata Piprim saat ditemui usai ujian terbuka promosi doktornya, Selasa (20/5).
Dokter yang menjabat Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menyampaikan bahwa obesitas pada anak salah satu faktornya adalah pola makan. Selain karena overnutrisi, mengonsumsi nutrisi yang tinggi gula dan tepung juga menjadi faktornya.
"Anak yang makan manis, minuman manis, makanannya yang sifatnya snack-snack itu akan memicu makan lagi, makan lagi, makan lagi," jelasnya.
Sementara, menurutnya, pemberian protein hewani pada anak bisa memberikan rasa kenyang yang mencegah makan berlebihan.
Berbeda halnya dengan mengonsumsi makanan dan minuman manis serta bertepung tinggi bisa memicu gula darah melonjak tinggi, sehingga menyebabkan anak mengalami kondisi craving atau dorongan untuk makan terus-menerus.
"Minum manis, snack-snack yang tepung tinggi itu membuat gula darah kemudian cepat turun lagi, lapar lagi, dia butuh snack lagi itu terus aja kayak gitu sehingga anak itu obesitas. Selain kurang gerak ya," ujarnya.
Ia menyampaikan kebiasaan memberikan anak dengan pola makan yang salah seperti itu bisa memengaruhi kondisi emosional anak hingga memicu berbagai penyakit kronis.
Dalam jangka pendek berdampak pada kondisi emosional anak, seperti mengalami craving, uring-uringan, sering ngamuk hingga gangguan emosi.
Sementara dalam jangka panjang, menurutnya, bisa mengalami obesitas sentral, diabetes, hipertensi hingga sindrom metabolik yang lain hingga gilirannya nanti bisa kena stroke dan serangan jantung di usia muda.
"Sekarang kan banyak remaja hipertensi, obesitas, banyak remaja diabetes. Ini kan salah satu faktor utamanya adalah faktor pilihan makanan dan kenapa dia gak bisa berhenti-berhenti makan, karena jenis makanannya yang memicu kenaikan gula darah cepat dan turunnya cepat," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Berbeda dengan lapar fisik, lapar emosi datang secara mendadak dan sering kali dipicu oleh perasaan tertentu, baik yang positif maupun negatif.
Berbuka puasa menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu setelah seharian menahan lapar dan dahaga.
Jajanan sehat dapat diartikan sebagai jajanan yang segar atau bukan berasal dari makanan kemasan dan pabrikan. Salah satu contohnya adalah buah-buahan, sayuran, dan lain sebagainya.
Free Fire diketahui memiliki basis gamers cukup besar yang jumlahnya mencapai puluhan juta, sehingga menjadi pasar potensial bagi produk Mie Kremezz.
Ngemil sebenarnya bisa menjadi kebiasaan yang baik asalkan memilih camilan yang sehat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved