Headline
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Gencatan senjata diharapkan mengakhiri perang yang sudah berlangsung 12 hari.
Kehadiran PLTMG Luwuk mampu menghemat ratusan miliar rupiah dari pengurangan pembelian BBM.
DALAM momentum Hari Pendidikan Nasional, Pertamina EP Subang Field kembali menegaskan komitmennya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tujuan ke-4 yakni Pendidikan Berkualitas, melalui Program Pendidikan Lingkungan untuk Anak (PELITA). Pendidikan tidak melulu di dalam ruang kelas, melainkan sebuah perjalanan kolektif menuju keberlanjutan, pemberdayaan, dan aksi nyata demi masa depan bumi dan penduduknya yang lebih baik.
Di bawah naungan Program PELITA, pendidikan dikembangkan dengan pendekatan yang lebih relevan, yakni mengajarkan kepedulian lingkungan sekaligus menjawab kebutuhan nyata masyarakat.
Program PELITA, yang digagas sejak 2017 oleh Pertamina EP Subang Field, telah menjadi inspirasi dalam pengembangan kurikulum pendidikan berbasis lingkungan di tingkat nasional.
Head of Communication, Relations & CID Pertamina EP area Jawa bagian barat, Wazirul Luthfi menyampaikan bahwa PELITA adalah bukti pendidikan tidak harus berbiaya tinggi untuk menghasilkan dampak besar.
“Program ini menjadi alat transformasi sosial, membentuk anak yang peduli lingkungan, memberdayakan keluarga, dan menumbuhkan harapan dari hal-hal sederhana, seperti memanfaatkan sampah rumah tangga,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Kamis (8/5).
Dimulai dari sebuah sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Muktijaya, Kabupaten Karawang, kurikulum tematik pengelolaan sampah sebagai muatan lokal ini kini diimplementasikan hingga ke hamper 1.600 sekolah. Program pembelajaran cinta lingkungan ini mendapat dukungan penuh dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karawang.
Tak hanya menyasar pendidikan formal, program PELITA juga memperluas jangkauannya hingga ke lembaga keagamaan dan pendidikan di sejumlah wilayah seperti Majalengka, Bekasi, Depok, Purwakarta, Subang, dan Indramayu.
Hingga 2024, sosialisasi aktif telah dilakukan ke 40 lembaga keagamaan dan pendidikan lintas kabupaten sebagai bentuk komitmen berkelanjutan terhadap inklusi dan pemerataan akses pendidikan lingkungan.
Selain mendorong perubahan pola pikir dan perilaku dalam pengelolaan sampah secara bijak, PELITA juga melahirkan berbagai inovasi kreatif, seperti replikasi kurikulum PAUD Al Firdaus ke PAUD-PAUD lainnya di Karawang, rangkaian seminar berbasis web tentang teknik pembelajaran PAUD pada masa pandemi, hasil kerja sama dengan lembaga internasional SEAMEO CECCEP (Southeast Asian Ministers of Education Organization Centre for Early Childhood Care Education and Parenting), dan penyelenggaraan pendidikan jarak jauh.
Pada 2020, PELITA meraih Rekor MURI untuk Program Pendidikan Pengelolaan Sampah Pertamadi Satuan PAUD. Sebuah pencapaian yang menegaskan efektivitas pendekatan pendidikan yang kontekstual dan berbasis aksi nyata. (H-2)
Autothermix, solusi pengolahan sampah tanpa TPA, efisien dan ramah lingkungan, cocok untuk kawasan permukiman dan perkotaan.
Pelibatan anak-anak dalam berbagai upaya mengurangi sampah plastik disebuat bisa membuat kesuksesannya lebih maksimal.
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
Aksi Kolaboratif ini diisi berbagai rangkaian acara, mulai bersih-bersih pantai, penanaman cemara laut, talkshow lingkungan, serta edukasi untuk masyarakat dan pelajar.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
a mengungkapkan khusus untuk sampah plastik masih menjadi permasalahan di desanya karena belum mampu untuk diolah.
Festival SenengMinton merupakan salah satu cara memasyarakatkan bulu tangkis ke usia dini secara terstruktur.
Pihak SMP N 1 Brebes membagikan kertas antrean kepada para calon siswa baru yang datang subuh, agar mereka diutamakan terlebih dulu dalam proses pendaftaran.
Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan penambahan 100 lokasi baru untuk Sekolah Rakyat yang akan mulai dibuka pada Agustus hingga September 2025.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Aspek perkembangan kognitif serta perkembangan motorik kasar dan halus menjadi penilaian yang bisa diperhatikan untuk anak siap sekolah.
Dedi mengajak masyarakat Jawa Barat bersama-sama mengembangkan pendidikan menuju pendidikan yang memiliki karakter.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved