Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PSIKOLOG klinis lulusan Universitas Indonesia Adityana Kasadravati Putranto mendorong orangtua untuk mengajarkan proses berpikir kritis kepada anak agar tidak terbiasa mengandalkan hasil instan dari teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI).
"Ajarkan anak untuk tidak hanya menerima informasi dari AI, tetapi juga untuk mempertanyakan dan menganalisis jawaban yang diberikan.
Diskusikan dengan mereka tentang bagaimana AI bekerja dan potensi kesalahan yang mungkin terjadi," kata Adityana, dikutip Senin (5/5).
Perlu ditanamkan juga pola pikir bahwa AI hanya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti usaha anak. Orangtua dianjurkan mengajak mereka untuk berkreasi dan menyelesaikan tugas dengan cara yang melibatkan pemikiran dan usaha pribadi.
"Diskusikan dengan anak tentang pentingnya kejujuran dan integritas dalam menggunakan AI. Ajarkan mereka tentang plagiarisme dan bagaimana menggunakan teknologi dengan cara yang etis," ucapnya.
Psikolog yang tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia itu juga menekankan pentingnya pendampingan orangtua saat anak menggunakan AI, termasuk membatasi waktu penggunaan dan memilih aplikasi yang aman.
Menurutnya, orangtua harus terlibat dalam penggunaan AI oleh anak-anak, bukan hanya sebagai pengawas, tetapi juga sebagai pendamping.
"Ini termasuk mendiskusikan apa yang anak pelajari dan bagaimana mereka menggunakan teknologi tersebut," ujar dia.
Penting juga untuk menetapkan batasan waktu penggunaan teknologi karena terlalu banyak waktu di depan layar dapat mengganggu kesehatan fisik dan mental anak. Oleh karena itu, Adityana menganjurkan orangtua untuk membuat jadwal seimbang antara waktu belajar dan waktu bermain.
Dalam menggunakan AI, Adityana mengingatkan untuk memilih aplikasi yang telah teruji dan aman untuk anak. Aplikasi yang tidak jelas asal-usulnya sebaiknya dihindari dan pastikan konten yang disediakan sesuai dengan usia anak.
"Pastikan anak tetap terlibat dalam interaksi sosial dan aktivitas fisik. Penggunaan AI seharusnya tidak menggantikan pengalaman belajar yang diperoleh dari interaksi langsung dengan orang lain," pungkasnya. (Ant/Z-1)
Guru membagikan enam kebiasaan penting yang bisa diterapkan orang tua dan siswa di bulan pertama sekolah.
Muklay menyampaikan bahwa seni sebaiknya dipahami sebagai ruang ekspresi, bukan sebagai sarana mencari keuntungan materi semata.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Makan bersama keluarga secara rutin penting untuk membangun kebiasaan makan sehat sekaligus mempererat ikatan keluarga.
Para orangtua disarankan menghindari penggunaan disinfektan dan antiseptik secara berlebihan di rumah dan fokus pada upaya kebersihan fungsional, bukan sterilisasi berlebihan.
Penelitian terbaru mengungkap lima kebohongan kecil yang sering dilakukan orangtua kepada anak.
Penelitian terbaru menemukan lebah memanfaatkan gerakan terbang untuk mengenali pola visual kompleks dengan otak kecilnya.
Model ini diperkirakan mampu memberi peringatan dini terhadap badai matahari yang berpotensi mengganggu satelit, jaringan listrik, serta sistem komunikasi global.
Kehadiran teknologi ini bukan hanya menandai langkah maju bagi Sekolah Rakyat, tetapi juga membuka babak baru bagi dunia pendidikan Indonesia.
Penerapan AI telah menunjukkan potensi besar dalam mengubah cara kerja di berbagai fungsi bisnis.
AI di Excel menggunakan Microsoft 365 Copilot untuk membantu Anda bekerja lebih cerdas dengan mempercepat tugas spreadsheet tertentu.
Tidak sekadar menjadi pameran teknologi berskala internasional, IIXS juga akan menjadi ruang dialog kebijakan, pusat business matchmaking, serta showcase inovasi teknologi mutakhir.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved