Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PERKEMBANGAN kecerdasan buatan (AI) kembali mencetak sejarah. NASA bersama IBM memperkenalkan Surya, model AI yang menjanjikan prediksi suar matahari lebih cepat dan akurat.
Model ini diperkirakan mampu memberi peringatan dini terhadap badai matahari yang berpotensi mengganggu satelit, jaringan listrik, serta sistem komunikasi global. Surya dilatih dengan data dari Solar Dynamics Observatory (SDO) milik NASA sejak 2010.
Dengan 366 juta parameter, Surya dirancang sebagai model terbuka yang dapat diakses publik melalui GitHub dan HuggingFace. NASA berharap keterbukaan ini mendorong kolaborasi global untuk pengembangan aplikasi baru.
Keunggulan utama Surya adalah kemampuannya membuat prediksi visual aktivitas suar matahari hingga dua jam ke depan. Hasil uji awal menunjukkan peningkatan akurasi 16 persen dibanding tolok ukur sebelumnya.
Badai matahari dapat menjadi ancaman serius pada teknologi modern. Letusan energi dari matahari mampu mengacaukan GPS, menghilangnya sinyal komunikasi satelit, dan menimbulkan risiko pemadaman listrik luas.
Sementara itu, dalam penerbangan komersial, letusan energi matahari mengganggu komunikasi radio dan paparan radiasi selama penerbangan. Kondisi ini berisiko bagi Astronot, sehingga prediksi akurat sangat krusial bagi keselamatan mereka.
Sejak 2010, Solar Dynamics Observatory (SDO) merekam aktivitas matahari dengan resolusi tinggi setiap 12 detik dalam berbagai panjang gelombang.
Dengan basis data jangka panjang, Surya dapat mendeteksi pola halus pada matahari. Model ini juga bisa diperluas untuk memprediksi kecepatan angin surya, melacak wilayah aktif, serta mengintegrasikan data dari misi NASA-ESA lain seperti Solar and Heliospheric Observatory maupun Parker Solar Probe.
Menurut Joseph Westlake, direktur Divisi Heliofisika di Markas Besar NASA, penggunaan AI dalam cuaca antariksa dapat menjadi benteng perlindungan penting bagi masyarakat modern. Seperti meteorologi untuk cuaca Bumi, prediksi AI dapat memperkuat pertahanan terhadap ancaman matahari.
"Masyarakat kita dibangun di atas teknologi yang sangat rentan terhadap cuaca antariksa,” kata Joseph.
Surya bukan hanya alat prediksi, tetapi fondasi baru dalam memahami dampak matahari terhadap Bumi. Dengan analisis yanh cepat dan akurat, Surya membantu melindungi teknologi penting dari gangguan badai matahari.
Surya diharapkan menjadi contoh penerapan AI terbuka yang menghubungkan ilmuwan, industri, dan masyarakat dunia dalam menjaga keberlangsungan teknologi modern dari ancaman luar angkasa.
Sumber: science.nasa.gov
Penelitian terbaru menemukan lebah memanfaatkan gerakan terbang untuk mengenali pola visual kompleks dengan otak kecilnya.
Kehadiran teknologi ini bukan hanya menandai langkah maju bagi Sekolah Rakyat, tetapi juga membuka babak baru bagi dunia pendidikan Indonesia.
Penerapan AI telah menunjukkan potensi besar dalam mengubah cara kerja di berbagai fungsi bisnis.
AI di Excel menggunakan Microsoft 365 Copilot untuk membantu Anda bekerja lebih cerdas dengan mempercepat tugas spreadsheet tertentu.
Tidak sekadar menjadi pameran teknologi berskala internasional, IIXS juga akan menjadi ruang dialog kebijakan, pusat business matchmaking, serta showcase inovasi teknologi mutakhir.
Penelitian terbaru mengungkap longsor unik di Bulan, Light Mantle di Lembah Taurus-Littrow, kemungkinan dipicu puing dari tumbukan kawah Tycho.
Para ilmuwan telah mengamati aktivitas manusia di tata surya untuk menentukan lokasi terbaik untuk mencari sinyal dari kehidupan alien.
Dua letusan kembar tersebut menjadikan 20 Agustus sebagai salah satu hari paling dramatis dalam aktivitas matahari.
Wahana antariksa Juno milik NASA berhasil menangkap sinyal aneh berupa gelombang plasma raksasa di zona aurora di atas Kutub Utara Jupiter.
Empat astronot kru Artemis 2 NASA menjalani latihan intensif, termasuk simulasi darurat malam hari di Kennedy Space Center.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved