Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA mendapat kunjungan Pakistan untuk berbagi praktik baik soal program Keluarga Berencana. Kegiatan tersebut didukung oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN) bekerja sama dengan United Nations Population Fund (UNFPA).
Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Isyana Bagoes Oka menyampaikan bahwa perwakilan pemerintah Pakistan melihat langsung kerja-kerja petugas, kader, dan relawan di lapangan.
Isyana mengatakan Pakistan sangat terkesan dengan program-program yang ada di Puskesmas, di Posyandu, hingga program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
“Yang paling penting, kita memang harus berpikiran atau berwawasan global. Namun terkait dengan perencanaan pembangunan keluarga, kita tetap harus mengingat norma, nilai, dan budaya. Ini juga kurang lebih mirip dengan Pakistan,” katanya saat ditemui di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta Timur, Jumat (25/4).
Menurutnya, peran para pemuka agama di tingkat lokal menjadi sangat penting untuk keberhasilan program Keluarga Berencana. Hal itu juga yang dilihat oleh delegasi Pakistan bagaimana para ustaz dan tokoh agama lain turut dilibatkan.
Isyana mengatakan banyak sekali pengalaman yang bisa dibagikan oleh Indonesia terutama untuk kerja sama Selatan-Selatan, tidak hanya Pakistan.
“Beberapa waktu lalu waktu di PBB juga saya melakukan pertemuan bilateral dengan Nigeria juga mereka tertarik. Pasalnya kurang lebih ada kesamaan pendekatan-pendekatan agama dan budaya yang perlu dilakukan,” kata dia.
LIHAT INDONESIA MAJU
Pada kesempatan yang sama, UNFPA Assistant Representative Verania Andria mengatakan pihaknya melihat Indonesia sudah maju dalam beberapa topik khusus. Hal itu terlihat misalnya ketika Kemendukbangga/BKKBN mencapat penghargaan dari PPB untuk Population Award dalam kemampuan untuk menurunkan jumlah populasi. Selain itu dalam supply chain management untuk penyebaran kontraseptif.
“Selain itu misalnya sistem kader di desa-desa. Itu juga yang bisa dipelajari oleh negara lain. Itu yang menjadi semangat UNFPA juga untuk mengajak negara-negara lain di mana UNFPA juga ada di sana. Ayo Indonesia punya menu ini, it's the time for Indonesia to share,” ungkap Verania.
Sementara itu, Direktur Jenderal Populasi Kementerian Kesehatan Nasional Pakistan Soofia Yunus mengatakan pihaknya banyak belajar tentang kebijakan hingga regulasi yang sedang diimplementasikan di Indonesia.
“Di level akar rumput, kami benar-benar terkesan bahwa tingkat pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas, itu semuanya terintegrasi. Saya melihat pemasangan IUCD postpartum, dan kami juga melihat pemasangan implant,” kata Soofia.
“Kemudian, kami juga melawat ke Posyandu, yang memiliki integrasi dengan tingkat pelayanan kesehatan primer. Populasi lansia juga diperhatikan, bersama dengan program anak-anak, dan stunting, semua berkesinambungan,” imbuhnya.
Menurutnya, banyak pelajaran untuk dibawa ke negaranya. Terutama hal yang paling mengagumkan dan ingin diaplikasikan di Pakistan adalah struktur komunitas.
“Itu area di mana kami kurang. Jika kami mengembangkan struktur komunitas ini, itu akan membantu tidak hanya mengurangi kematian ibu dan anak, tapi stunting. Kami akan belajar lebih banyak di tahap teknis. Akan ada lebih banyak pertukaran,” paparnya.
Menurutnya, keterlibatan komunitas yang telah dibicarakan dalam diskusi teknis adalah komunitas bidan. “Kita memiliki kurang banyak sumber daya manusia untuk kesehatan dan kita mencoba mengembangkan struktur komunitas bidan,” pungkasnya. (H-1)
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan Shahbaz Sharif pada Minggu (25/5) malam di Kantor Kerja Dolmabahce, Istanbul.
INDIA dan Pakistan kembali terlibat dalam saling tuduh, kali ini terkait pengelolaan senjata nuklir. Ketegangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah gencatan senjata
PM India Narendra Modi menegaskan India tak akan mentolerir pemerasan nuklir dan siap membalas serangan teroris dari Pakistan.
India dan Pakistan saling menuduh pelanggaran gencatan senjata yang baru disepakati, setelah beberapa hari pertempuran sengit di Kashmir.
Dunia internasional, termasuk PBB, Inggris, AS, dan Iran, menyerukan dialog damai untuk meredakan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir ini.
Pakistan memperingatkan akan membalas serangan udara India yang menewaskan 31 orang, termasuk anak-anak, di wilayah Kashmir dan Punjab.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved