Headline
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
REMAJA yang tidur lebih awal dan memiliki durasi tidur lebih panjang dibandingkan teman sebayanya cenderung memiliki kemampuan mental yang lebih tajam dan skor yang lebih baik dalam tes kognitif, demikian menurut para peneliti.
Sebuah studi terhadap lebih dari 3.000 remaja menunjukkan mereka yang tidur paling awal, tidur paling lama, dan memiliki detak jantung terendah saat tidur, menunjukkan performa lebih baik dalam tes membaca, kosakata, pemecahan masalah, dan tes mental lainnya.
Para peneliti memperkirakan remaja dengan kebiasaan tidur sehat akan memperoleh skor lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidurnya buruk. Namun mereka terkejut dengan besarnya dampak dari perbedaan tidur, yang bahkan tergolong kecil.
“Kami berpikir tidur itulah yang mendorong kemampuan kognitif yang lebih baik, sebagian karena kita mengonsolidasikan memori saat tidur,” kata Barbara Sahakian, profesor neuropsikologi klinis di University of Cambridge.
Tidur malam yang berkualitas memang sejak lama dikaitkan dengan performa mental yang lebih baik, tetapi para peneliti masih terus mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi selama masa remaja, saat perkembangan otak yang krusial bersamaan dengan pergeseran waktu tidur yang cenderung lebih larut dan durasi tidur yang lebih sedikit.
Tim Sahakian dan peneliti dari Universitas Fudan di Shanghai menganalisis data dari 3.222 remaja dalam studi Adolescent Brain Cognitive Development, penelitian jangka panjang terbesar di AS tentang perkembangan otak dan kesehatan anak. Para peserta menjalani pemindaian otak, tes kognitif, dan pelacakan tidur menggunakan perangkat Fitbit.
Studi ini menemukan bahkan remaja dengan kebiasaan tidur terbaik pun masih tidur kurang dari rekomendasi para ahli. Menurut American Academy of Sleep Medicine, remaja usia 13 - 18 tahun seharusnya tidur antara delapan dan 10 jam setiap malam.
Para remaja terbagi menjadi tiga kelompok utama. Kelompok pertama, sekitar 39%, tidur paling larut dan bangun paling awal, dengan rata-rata durasi tidur tujuh jam, 10 menit per malam. Kelompok kedua, sekitar 24%, tidur rata-rata tujuh jam, 21 menit. Sementara kelompok ketiga, sekitar 37%, tidur paling awal, memiliki durasi tidur terpanjang, dan detak jantung terendah saat tidur, dengan rata-rata tidur tujuh jam, 25 menit.
Meskipun tidak ada perbedaan signifikan dalam prestasi akademik antarkelompok, kelompok ketiga mencetak skor tertinggi dalam tes kognitif, diikuti kelompok kedua, dan kelompok pertama memperoleh skor terendah. Pemindaian otak menunjukkan bahwa kelompok ketiga memiliki volume otak terbesar dan fungsi otak terbaik. Detail penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Cell Reports.
Sahakian menyebutkan “mengejutkan” betapa perbedaan kecil dalam tidur bisa berdampak besar, seraya menambahkan: “Ini menunjukkan sedikit perbedaan dalam durasi tidur yang terjadi terus-menerus bisa berakumulasi dan memberikan pengaruh besar pada hasil jangka panjang.”
Untuk remaja yang ingin meningkatkan kualitas tidur dan kemampuan mental, Sahakian merekomendasikan olahraga teratur untuk membantu tidur serta menghindari penggunaan ponsel atau komputer di malam hari.
“Salah satu konsekuensi dari otak yang sangat berkembang dan mampu melakukan tugas kompleks adalah manusia sangat bergantung pada tidur, terutama selama masa pertumbuhan,” ujar Colin Espie, profesor pengobatan tidur di University of Oxford yang tidak terlibat dalam studi ini.
“Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ini, tidur larut dan kurang tidur merupakan masalah. Hal ini jelas diperburuk pada hari sekolah ketika remaja harus bangun pagi dan mencoba menebus kekurangan tidur di akhir pekan — fenomena yang dikenal sebagai social jet lag.”
Ia menambahkan: “Sebagai masyarakat, kita seharusnya lebih menekankan pentingnya tidur, misalnya dengan memasukkan lebih banyak materi tentang kesehatan tidur ke dalam kurikulum pendidikan pribadi dan sosial di sekolah menengah.” Proyek Teensleep dari Oxford mengusulkan berbagai cara untuk membantu remaja meningkatkan kesehatan tidur mereka.
Gareth Gaskell, profesor psikologi di University of York, menyambut baik fokus penelitian ini pada masa awal remaja. “Saya ingin melihat lebih banyak studi intervensi selama masa remaja, agar kita dapat mengetahui cara membantu remaja dengan pola tidur yang kurang ideal. Seringkali, perubahan sederhana dalam rutinitas tidur, seperti terkait penggunaan layar, dapat memperbaiki waktu dan durasi tidur secara signifikan.” (The Guardian/Z-2)
Polsek Jatinegara masih menyelidiki lebih lanjut terkait keterlibatan atau peran korban meninggal dalam tawur tersebut.
Mahkamah Agung AS menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan penghambat pubertas dan terapi hormon bagi remaja transgender.
Patroli akan terus digelar secara rutin, sebagai bentuk kehadiran polisi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Keimanan remaja zaman now bisa kok ditingkatkan! Temukan cara ampuh mendekatkan diri pada Tuhan di era digital ini. Klik dan baca selengkapnya!
Polisi juga menyita 21 kendaraan roda dua (motor) yang digunakan untuk konvoi.
Polisi mengimbau masyarakat, khususnya orangtua, agar lebih proaktif dalam menjaga dan mengarahkan anak-anak mereka.
Pelajari intelegensi: definisi, pengukuran, dan faktor-faktor yang memengaruhi kecerdasan manusia. Temukan potensi diri Anda!
Penelitian dari MLU menemukan stimulasi listrik ringan melalui metode tDCS dapat memengaruhi kecepatan dan fleksibilitas seseorang dalam mengambil keputusan.
Mengapa Manusia Dikatakan Makhluk Paling Mulia. Temukan alasan manusia disebut makhluk paling mulia! Pelajari keistimewaan akal, budi, dan potensi spiritual yang membedakan kita.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved