Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MEMASUKI minggu ketiga bulan April, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang masih mendominasi kejadian di berbagai wilayah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) mencatat rentetan kejadian yang terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak awal April.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan bahwa bencana pertama tercatat di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku. Banjir melanda dua desa di Kecamatan Bula setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Kamis, 10 April 2025. “BPBD mencatat banjir merendam 43 unit rumah, satu di antaranya rusak berat. Selain itu, satu bangunan bronjong dan drainase di akses jalan masuk Pantai Gumumae juga terdampak,” jelas Abdul Muhari.
Bencana tanah longsor juga terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Minggu, 13 April 2025, sekitar pukul 15.00 WIB. Hujan deras yang mengguyur selama beberapa waktu memicu longsor yang berdampak pada 11 kepala keluarga di empat kecamatan. “Kecamatan terdampak yakni Gunungguruh, Sukaraja, Parakansalak, dan Bantargadung. Tercatat 10 rumah warga mengalami rusak ringan,” ujar Abdul.
Di wilayah Sulawesi, banjir juga merendam Desa Pebounang, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Peristiwa ini terjadi pada Senin, 14 April 2025, sekitar pukul 17.09 WITA. “Sebanyak tujuh rumah terdampak dan dua jembatan putus akibat banjir. Tim BPBD bersama unsur gabungan langsung melakukan penanganan darurat di lokasi,” tambahnya.
Tak hanya banjir dan longsor, bencana angin kencang juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Hujan deras disertai angin kencang merusak rumah warga dan fasilitas pendidikan di Desa Gondanglegi Wetan, Kecamatan Gondanglegi. “Satu warga mengalami luka ringan akibat tersengat listrik dan sudah mendapatkan penanganan di RSUD Kanjuruhan. BPBD juga melakukan pembersihan material pohon tumbang bersama tim gabungan,” jelas Abdul.
Menghadapi tren bencana hidrometeorologi yang masih tinggi, BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Abdul Muhari menegaskan, “Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter.”
Ia juga meminta pemerintah daerah untuk aktif memeriksa kesiapan alat, personel, dan sumber daya. “Pemerintah daerah harus memastikan semua perangkat siap dalam menghadapi potensi darurat bencana,” tutupnya. (H-2)
Pemerintah daerah diimbau untuk mempersiapkan rencana evakuasi mulai dari tingkat keluarga hingga komunitas.
MEMASUKI pekan terakhir Januari 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi di sejumlah wilayah Indonesia.
BNPB mencatat bahwa hingga pekan terakhir Januari 2025, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir masih mendominasi kejadian bencana di Indonesia.
Bencana hidrometeorologi basah masih mendominasi laporan bencana yang dicatat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga awal Februari 2025.
BMKG mengumumkan bahwa Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) akan kembali dilakukan pada 11-20 Maret 2025
Banjir Kota Gunungsitoli merendam sekitar 500 unit rumah warga, satu fasilitas kesehatan, satu fasilitas pendidikan, serta 3 akses jalan.
Jika akan melewatkan momen liburan di kawasan wisata outdoor atau kawasan wisata air (sungai, air terjun, dan lainnya) pastikan sekeluarga mengetahui jalur evakuasi dan titik kumpul.
Wapres juga meminta dilakukan pemetaan risiko bencana secara tepat dan valid.
BNPB melaporkan belum ada laporan korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,5 di Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terjadi tadi malam pukul 23.29 WIB.
Sekarang cuaca masih banyak hujan. Tapi masuk Juli-Agustus Indonesia sudah bergulat dengan musim kemarau
BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat melaporkan kejadian kebakaran hutan dan lahan melanda lima daerah di wilayah ini.
Rumah rusak akibat bencana banjir, tanah longsor dan pergerakan tanah yang melanda ratusan desa dalam wilayah administratif 39 kecamatan di Sukabumi, 3-4 Desember 2024
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved