Headline
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.
Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.
Kebaya menyimpan cerita tentang keberagaman, inklusivitas dan rasa persaudaraan. Dalam komunitas lokal maupun di tingkat global, Kebaya menjadi jembatan yang menyatukan perempuan indonesia dari berbagai latar belakang, membangun rasa identitasnya yang kuat dan penuh makna. Hal itulah yang ditekankan oleh Miranti Serad Ginanjar, penulis buku Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan, dalam acara diskusi dan book signing yang diadakan di toko buku Kinokuniya Mall Grand Indonesia, Jakarta, pada Kamis (20/2).
Pada acara yang dihadiri oleh para pencinta budaya, pembaca buku dan komunitas Kebaya ini, Miranti menuturkan perjalanan penyusunan buku Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan yang merupakan dokumentasi mengenai busana tradisi yang wajib dicintai, dihargai, dipakai, dijaga dan dilestarikan oleh seluruh perempuan Indonesia. Miranti juga memaparkan perjuangan, tantangan sekaligus kebahagiaan menuliskan Kebaya sebagai warisan budaya yang sarat dengan filosofi yang dalam dari setiap suku di Indonesia dan akulturasi budaya yang terjadi, dari Kebaya Jawa hingga Kebaya Ambon, dari Kebaya Lebuh hingga Kebaya Encim atau Peranakan.
Melalui riset yang mendalam selama lebih dari dua tahun hingga ke museum dan perpustakan di Leiden, Belanda dan Krakow, Polandia, menelisik pustaka ke Keraton, menemui dan berdiskusi dengan para pewaris Kebaya tradisi Nusantara serta para pakar Kebaya, Miranti berhasil mendokumentasikan dengan cukup lengkap dalam buku hard cover setebal 350 halaman. Buku itu dilengkapi dengan foto-foto yang belum pernah terpublikasikan sebelumnya. Buku yang awalnya dimaksudkan sebagai pelengkap dokumen saat pengajuan Kebaya sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia ke UNESCO, kemudian bermetamorfosa menjadi buku komprehensif mengenai Kebaya yang penting bagi pustaka bangsa Indonesia.
Book Merchandiser Kinokuniya Indonesia Lilik Satrio menyatakan sangat menghargai terbitnya buku Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan dan sangat senang buku tersebut dapat sampai ke publik melalui toko buku Kinokuniya.
“Di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi yang pesat, semakin banyak buku yang mengangkat warisan budaya Indonesia. Buku-buku ini tidak hanya menyajikan pengetahuan, tetapi juga menjadi jembatan penghubung antara generasi muda dengan akar budayanya. Setiap halaman buku Kebaya ini menawarkan kisah, tradisi, seni, dan nilai-nilai luhur yang diwariskan turun-temurun, sehingga pembaca dapat lebih memahami identitas bangsa dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari," ujar Lilik Satrio.
Dalam acara Diskusi Buku dan book signing tersebut, Miranti Serad Ginanjar didampingi oleh Tenik Hartono selaku tim Editor yang menyunting buku penting ini. Tenik juga turut memaparkan kedalaman dan keindahan konten buku Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan, serta sisi komprehensif dari buku tersebut. Miranti menyebutkan bahwa pengalaman Tenik selama 30 tahun sebagai Jurnalis dan Editor di sebuah media ternama sangat berperan dalam memberikan roh pada buku ini dengan perspektif yang medalam yang memperkaya narasi Kebaya dalam konteks budaya dan sosial.
Acara diakhiri dengan penandatanganan buku oleh Miranti Serad Ginanjar yang disambut antusias oleh para tamu undangan dan pengunjung toko buku Kinokunita Mall Grand Indonesia, yang segera membeli buku “Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan” untuk ditandatangani langsung oleh Penulisnya.
Melalui buku Kebaya, Keanggunan Yang Diwariskan, Miranti Serad Ginanjar telah berhasil memberikan kontribusi signifikan dalam memopulerkan kembali pemakaian Kebaya di kalangan generasi muda, sekaligus mengajak masyarakat untuk menghargai dan menjaga kekayaan budaya Indonesia. “Melalui Kebaya, kita diajarkan untuk merayakan perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan. Kebaya juga menggambarkan bagaimana budaya lokal bisa beradaptasi dan tetap relevan di tengah perkembangan zaman,” tutup Miranti di acara sore yang menawan ini. (RO/E-3)
"Kebaya ini menggambarkan sosok perempuan Indonesia yang tangguh, berbudi luhur, santun, dan juga berani memancarkan kilaunya sendiri,"
Maya Miranda Ambarsari menekankan pentingnya solidaritas dan kolaborasi dalam komunitas perempuan lintas generasi dan budaya, termasuk bagi generasi muda.
AKTRIS Arumi Bachsin tampil anggun dengan mengenakan busana kebaya saat mendampingi suaminya, Emil Dardak di acara pelantikan kepala daerah
Jenama Toton menghadirkan koleksinya tersebut di Dubai Fashion Week 2025. Toton berkolaborasi dengan Make Over memamerkan karya Deluxe Prêt à Porter
Didiet Maulana mengatakan dengan banyaknya acara bertema kebaya artinya akan ada pertumbuhan di sektor ekonomi yang dipengaruhinya karena akan semakin banyak permintaan baju kebaya.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
DESAINER dan pelestari warisan budaya Indonesia, Era Soekamto telah menerima penghargaan dari UNESCO atas komitmennya yang berkelanjutan dalam melestarikan budaya
Penguatan identitas sebagai sebuah bangsa juga mampu menumbuhkan kohesi sosial yang bisa menjadi pendorong untuk mengakselerasi proses pembangunan.
ADA hal yang menarik dalam penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2025. Desainer fesyen, Eni Joe, menjadikan ajang tersebut sebagai ruang edukasi budaya.
Lebih dari sekadar pertunjukan mode, TGC dikenal sebagai acara hiburan terbesar yang memadukan fesyen, musik, budaya pop, dan selebritis dari berbagai bidang dalam satu panggung yang sama.
Pagelaran Suadesa Festival 2025 di Karangrejo, Magelang, Jawa Ttengah, membawa berkah bagi pelaku UMKM lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved