Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Epilepsi pada Ibu Hamil: Dampak, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Rany Siahaan
18/2/2025 11:16
Epilepsi pada Ibu Hamil: Dampak, Gejala, dan Cara Pencegahannya
Mengalami epilepsi selama kehamilan dapat menjadi tantangan besar bagi ibu hamil, karena tidak hanya membahayakan keselamatan ibu, tetapi juga janin dalam kandungan.(freepik)

MENGALAMI epilepsi selama kehamilan tentu menjadi tantangan dan menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil. Bukan hanya menyangkut keselamatan ibu hamil, tetapi juga pada janin dalam kandungan. 

Penyakit epilepsi ini tentu membutuhkan obat-obatan yang bisa menyebabkan risiko cacat lahir. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang memiliki riwayat epilepsi juga berisiko mengalami kejang saat mereka tumbuh dewasa. 

Dampak penyakit epilepsi bagi ibu hamil dan janin dapat memperlambat detak jantung, menyebabkan cedera pada janin, risiko lahir prematur, dan meningkatkan potensi keguguran akibat trauma atau kejang yang menyebabkan ibu hamil jatuh. 

Gejala Epilepsi Pada Ibu Hamil

Gejala epilepsi sebenarnya tidak jauh berbeda dari epilepsi sebelumnya. Ibu hamil yang menderita epilepsi akan mengalami kejang-kejang secara tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya. Berikut beberapa gejala yang menyebabkan epilepsi pada ibu hamil, seperti: 

  • Sakit kepala
  • Pingsan 
  • Linglung 
  • Mudah lupa
  • Pusing 

Pencegahan Epilepsi Pada Ibu Hamil

Pencegahan epilepsi pada ibu hamil dapat mengontrol kondisi, mencegah kejang berulang, dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada janin. Berikut beberapa cara pencegahan epilepsi pada ibu hamil: 

1. Terapkan pola hidup sehat 

Agar epilepsi saat hamil tidak terjadi, ibu hamil dapat menerapkan selalu pola hidup sehat. Kebiasaan ini juga akan mendukung tumbuh kembang janin lebih optimal. Konsumsi makanan bernutrisi tinggi setiap hari dan jangan lupa minum vitamin prenatal. Selain itu, batasi konsumsi kafein, seperti kopi dan teh serta hindari merokok dan minuman beralkohol. 

2. Lakukan pengecekan pemeriksaan kandungan sesuai jadwal

Ibu hamil yang memiliki riwayat epilepsi dianjurkan lebih rutin mengontrol kehamilan ke dokter. Bumil mungkin akan disarankan melakukan USG dan pemeriksaan darah lebih sering. Hal ini bermanfaat mengetahui kadar obat dalam darah dan pertumbuhan janin selama kehamilan. Epilepsi saat hamil memang memiliki risiko bagi Bumil dan janin. Namun, tak perlu khawatir berlebihan. Dengan penanganan yang tepat, risiko epilepsi dan komplikasinya bisa dicegah. 

3. Konsumsi suplement asam folat

Asam folat merupakan nutrisi penting yang perlu dicukupi selama masa kehamilan. Jika ibu hamil memiliki riwayat epilepsi, asam folat dapat membantu menurunkan risiko terjadinya komplikasi pada janin. Namun, konsumsi obat antikejang dapat mengubah cara tubuh dalam menyerap asam folat. Jadi, ibu hamil biasanya akan diresepkan suplemen asam folat dosis tinggi oleh dokter agar kebutuhan nutrisi ini tetap terpenuhi.

4. Konsumsi obat antikejang 

Untuk mengontrol kejang dan mencegahnya kambuh, ibu hamil tetap perlu mengonsumsi obat antikejang atau antikonvulsan. Selama masa kehamilan, dosis dan jenis obat antikejang yang diminum harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamil.

Pasalnya, beberapa jenis obat antikejang dosis tinggi dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan cacat tabung saraf. Oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan dosis yang aman. (alodokter/Halodoc/Hello Sehat/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya