Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEORANG wanita Malaysia yang mengalami masalah kesehatan serius setelah tertular flu selama perjalanannya ke Jepang pada awal Januari. Ia berkata bahwa sangat beruntung bisa selamat. Qin Yufen, nama wanita asal Malaysia itu mengalami gejala flu yang sama dengan aktris Taiwan Barbie Hsu, yang baru-baru ini meninggal dunia karena pneumonia terkait influenza di Jepang.
Dalam wawancara dengan China Press, Yufen menceritakan bahwa dia mengalami kesulitan bernapas saat berada di puncak gunung di Hokkaido. Saat itu, dia mengira kondisinya sebagai reaksi terhadap cuaca dingin.
Putranya dan sopir sewaan mereka mencoba mencari obat di lebih dari 10 apotek, tetapi diberi tahu bahwa inhaler asma hanya tersedia melalui rawat inap. Saat masuk rumah sakit, Yufen diberi bantuan pernapasan karena kekurangan oksigen.
Namun, karena kendala bahasa, komunikasi dengan staf medis menjadi sulit. Untungnya, dia bertemu dengan penerjemah berbahasa Mandarin.
“Saya menjelaskan kondisi saya, tetapi staf rumah sakit hanya memberikan oksigen satu kali dan melanjutkan dengan cairan infus, meskipun saya masih kesulitan bernapas,” katanya.
Meskipun memiliki asuransi perjalanan, ia diharuskan membayar tunai di muka untuk rawat inap darurat, yang biayanya mencapai RM15.000 (S$4,6.000) per hari. Karena khawatir dana tidak mencukupi, ia membuat keputusan sulit untuk kembali ke Malaysia guna menjalani perawatan.
“Saya memberi tahu rumah sakit bahwa saya tidak punya cukup uang, jadi mereka meminta saya menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi bertanggung jawab atas saya setelah saya keluar dari rumah sakit,” kata Yufen.
“Keluarga saya sangat khawatir karena saya tidak bisa makan. Saya hanya mengembuskan napas tetapi tidak menghirupnya dengan benar, dan setelah minum Panadol, saya mulai muntah keesokan harinya.”
Setelah kembali ke Malaysia, Yufen dirawat di rumah sakit. Kadar oksigen dalam darahnya telah turun ke tingkat yang sangat rendah. Sementara pasien biasa hanya memerlukan dua jenis obat, ia diberikan lebih dari 10 obat malam itu.
“Dokter mengatakan saya perlu dirawat di ICU karena kadar oksigen saya tidak membaik. Saya dirawat di rumah sakit selama lima hari empat malam,” katanya.
Setelah dipulangkan, Yufen tidak langsung kembali bekerja, tetapi mengisolasi diri untuk sementara waktu. Kini, ia telah pulih. Saat mengajukan klaim asuransi dan meninjau laporan medisnya, Yufen terkejut mengetahui bahwa gejalanya "sama persis dengan gejala Barbie".
"Saya merasa sangat beruntung bisa selamat dari flu," kata Yufen. (H-3)
PENYAKIT misterius yang menyerupai flu ini sedang diselidiki setelah puluhan orang tewas dalam dua pekan terakhir di bagian barat daya Kongo.
Mayoritas korban meninggal akibat penyakit X berumur 15-18 tahun.
SEORANG pekerja peternakan sapi perah di Nevada, Amerika Serikat (AS) menjadi orang pertama yang diketahui terinfeksi flu burung versi baru dari kawanan sapi perah, (D1.1)
Amerika Serikat tengah mengalami musim flu terparah dalam lebih dari satu dekade, dengan lebih dari 24 juta kasus influenza dilaporkan sejauh ini.
Sampai Februari 2025, tercatat 68 kematian anak akibat flu, dengan sembilan di antaranya mengalami komplikasi otak. CDC menekankan pentingnya vaksinasi flu.
Orang-orang biasanya menganggap flu sebagai penyakit ringan, tetapi ternyata flu bisa jadi masalah kesehatan yang serius, terlebih lagi jika terkena orang yang rentan dengan penyakit.
Jerome Polin (JP) adalah seorang YouTuber (selebritas internet) berkewarganegaraan Indonesia yang senang sekali membagikan konten vlog mengenai kehidupannya di Jepang.
Kecantikan Jepang, telah lama menjadi pelopor dalam industri perawatan kulit dengan inovasi produk dan teknologi mutakhir.
"Saya bangga produk kain batik saya bisa lulus kurasi ke negara matahari terbit Jepang."
Perawatan menggunakan produk-produk premium asal Jepang yang terbukti kualitasnya, seperti Milbon, Keune Keratin, dan Olaplex.
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
makanan khas Jepang yang cocok dengan lidah orang Indonesia, mulai dari cemilan hingga makanan berat dari nasi dan mie
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved