Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Isra Mikraj Berawal dari Bumi dan Langit yang Membanggakan Diri

Wisnu Arto Subari
25/1/2025 21:06
Isra Mikraj Berawal dari Bumi dan Langit yang Membanggakan Diri
Ilustrasi.(Freepik)

PERISTIWA Isra Mikraj menyimpan banyak kisah hikmah. Salah satu hikmahnya yaitu penyebab atau latar belakang terjadi Isra Mikraj berupa dialog antara bumi dan langit untuk memperebutkan tempat terbaik di antara keduanya. 

Awalnya, bumi membanggakan diri kepada langit. "Aku lebih baik daripada kamu, karena Allah menghiasi diriku dengan berbagai negeri, sungai-sungai, pepohonan, gunug-gunung, dan banyak lagi," kata bumi. 

Mendengar kesombongan bumi, langit membela diri. "Akulah yang lebih baik, karena matahari, bulan, bintang-bintang, cakrawala, peredaran planet, 'arsy, kursy, dan surga ada padaku." 

Tidak mau kalah, bumi berkata lagi. "Di bumi ada rumah Allah (Kakbah), tempat para nabi, wali, dan kaum mukminin melakukan thawaf." 

Langit menjawab hal itu. "Di Baitul Makmur, para malaikat melakukan thawaf dan surgalah tempat berkumpul arwah para nabi, rasul, wali, dan orang-orang shaleh," sanggah langit. 

Bumi pun mengeluarkan arumentasi Kembali. "Sesungguhnya pemimpin para rasul, penghulu para nabi, kekasih Allah, makhluk paling utama, dan pemilik salam paling sempurna, yaitu Nabi Muhammad SAW tinggal di sini. Beliau menjalankan syariatnya di atas diriku." 

Baca juga : Kisah Isra Mikraj Nabi Muhammad

Mendengar kata-kata pamungkas bumi ini, langit terdiam, tak mampu menjawab. Merasa kalah, langit kemudian mengadu kepada Allah. 

"Ya Allah, Engkaulah Zat yang mengabulkan segala permohonan. Karena itu, aku memohon kepada-Mu, demi kelemahanku menjawab pertanyaan bumi, untuk menaikkan Nabi Muhammad SAW kepada diriku agar diriku menjadi mulia, seperti Engkau memuliakan bumi dengan menempatkan Nabi Muhammad SAW di sana," pinta langit.

Allah kemudian mengabulkan doa langit itu. Allah memerintahkan Malaikat Jibril AS agar pada malam 27 Rajab untuk bersiaga dan Malaikat Izrail dilarang mencabut nyawa pada malam itu. 

Baca juga : Isra Miraj Adalah Kisah, Ayat Al-Quran, dan Hikmah

Jibril keheranan. "Apakah telah terjadi kiamat?" tanya Jibril. 

"Tidak wahai Jibril tetapi pergilah kamu ke surga. Ambillah buraq dan pergilah dengan buraq itu ke Muhammad," titah Allah kepada Jibril

Kemudian Jibril pergi ke surga. Ia melihat 40.000 buraq yang berkeliaran di taman-taman surga. 

Di antara puluhan ribu buraq itu ada salah satu burqa yang menundukkan kepalanya. Buraq itu sedang menangis dan mengalir air matanya. 

"Ada apa denganmu wahai buraq?" tanya Jibril kepada burqa itu. 

"Wahai Jibril aku telah mendengar sejak 40.000 tahun nama Muhammad. Di dalam hatiku telah jatuh cinta kepada pemilik nama ini. Aku merindukannya dan setelah itu saya tidak memerlukan makanan dan minuman. Aku telah terbakar dengan api kerinduan," jawab sang buraq.

Baca juga: Kronologi Isra Mikraj Nabi Muhammad dari Baitullah sampai Sidratul Muntaha

Jibril pun memberi kabar gembira kepada buraq itu. Ia akan mempertemukan buraq kepada Nabi Muhammad yang telah dirindukan. 

Malaikat Jibril lantas memberikan pelana dan kekang kepada buraq itu lalu datang kepada Nabi Muhammad. Hal itu berlanjut hingga akhir kisah Isra Mikraj yang telah terkenal. 

Kisah itu tertera dalam Kitab Durratun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan Asy- Syakir. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya