Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Kisah Isra Mikraj dalam Hadis Sahih Riwayat Bukhari

Wisnu Arto Subari
25/1/2025 13:41
 Kisah Isra Mikraj dalam Hadis Sahih Riwayat Bukhari
Ilustrasi.(Freepik)

KISAH Isra Mikraj diriwayatkan dalam berbagai kitab-kitab hadis. Di antara kisah Isra Mikraj diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya pada bab Al-Mi'raj secara panjang lebar.

Isra' adalah perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sedangkan mi'raj berarti Nabi Muhammad SAW naik ke langit untuk menerima perintah salat lima waktu. 

Bagaimana cerita Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW yang diyakini para ulama terjadi pada 27 Rajab? Berikut paparan perjalanan Nabi Muhammad SAW itu yang menjadi salah satu mukjizat dari Allah.

Pembersihan hati

Nabi Muhammad SAW bercerita kepada pada sahabat tentang malam perjalanan isra. "Ketika aku berada di Al-Hathim--atau beliau menyebutkan di Al-Hjir--dalam keadaan berbaring, tiba-tiba seseorang datang kepadaku lalu membelah." 

Qatadah berkata, "Dan aku juga mendengar Nabi SAW berkata, "Lalu dia membelah apa yang di antara ini dan ini." 

Aku bertanya kepada Al-Jarud yang saat itu ada di sampingku, "Apa maksudnya?" Dia berkata, "Dari lubang leher dada hingga bawah perut." 

Dan aku mendengar dia berkata, "Dari atas dadanya sampai tempat tumbuhnya rambut kemaluan." 

Nabi SAW melanjutkan kisahnya. "Lalu, laki-laki itu mengeluarkan hatiku, kemudian dibawakan kepadaku suatu baskom terbuat dari emas yang dipenuhi dengan iman, lalu ia mencuci hatiku kemudian diisinya dengan iman dan diulanginya." 

Hewan tunggangan Buraq

Al-Jarud berkata, "Apakah itu yang dinamakan Al-Buraq, wahai Abu Hamzah?" 

Anas menjawab, "Ya, Al-Buraq meletakkan langkah kakinya pada pandangan mata yang terjauh." 

Langit pertama

Ada yang bertanya kepada Jibril, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah dia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Maka pintu langit dibuka. 

Setelah melewatinya, Nabi SAW berjumpa Adam 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini bapakmu, Adam. Berilah salam kepadanya." 

Maka Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Adam AS membalas salam tersebut. "Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh," kata Nabi Adam.

Baca juga: Kronologi Isra Mikraj Nabi Muhammad dari Baitullah sampai Sidratul Muntaha

Langit kedua

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit kedua. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Ia pun ditanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Pintu lantas dibuka. 

Setelah melewati langit kedua, Nabi SAW berjumpa dengan Yahya dan Isa 'alaihimas salam. Keduanya anak dari satu bibi. 

Jibril berkata, "Ini Yahya dan Isa. Berilah salam kepada keduanya." Dan keduanya membalas salamku, lalu keduanya berkata, "Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh."

Baca juga: Isra Mikraj Berawal dari Bumi dan Langit yang Membanggakan Diri

Langit ketiga

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit ketiga. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Penjaga langit ketiga bertanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Maka pintu dibuka.

Setelah melewati pintu itu, Nabi SAW berjumpa dengan Yusuf 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini Yusuf. Berilah salam kepadanya." 

Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Yusuf membalas salam. "Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh," sambut Yusuf.

Baca juga: Doa Isra Mikraj Malam ini 27 Rajab dan Cara Mengamalkannya

Langit keempat

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit keempat. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Penjaga langit keempat bertanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Maka pintu dibuka. 

Setelah melewati pintu langit keempat, Nabi SAW berjumpa dengan Idris 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini Idris. Berilah salam kepadanya." 

Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Idris membalas salam. "Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh," jawab Idris.

Langit kelima

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit kelima. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Kemudian ditanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Maka pintu dibuka.

Setelah melewatinya, Nabi SAW berjumpa dengan Harun 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini Harun. Berilah salam kepadanya." 

Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Harun membalas salam. "Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh," sambut Harun.

Langit keenam

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit keenam. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Kemudian ditanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Pintu lalu dibuka.

Setelah melewatinya, Nabi SAW berjumpa dengan Musa 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini Musa. Berilah salam kepadanya." 

Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Musa membalas salam. "Selamat datang saudara yang saleh dan nabi yang saleh," ucap Musa. 

Ketika Nabi SAW sudah selesai, tiba-tiba Musa menangis. 

Lalu ditanyakan, "Mengapa engkau menangis?" Musa menjawab, "Aku menangis karena anak ini diutus setelah aku. Namun orang yang masuk surga dari umatnya lebih banyak dari orang yang masuk surga dari umatku."

Langit ketujuh

Kemudian Nabi SAW dibawa naik ke langit ketujuh. Jibril meminta dibukakan pintu langit. 

Kemudian ditanya, "Siapakah ini?" Jibril menjawab, "Jibril." 

Ditanyakan lagi, "Siapa orang yang bersamamu?" Jibril menjawab, "Muhammad." 

Ditanyakan lagi, "Apakah ia telah diutus?" Jibril menjawab, "Ya." 

Maka dikatakan, "Selamat datang baginya dan ini sebaik-baik kedatangan orang yang datang." Pintu lantas dibuka. 

Setelah melewatinya, Nabi SAW mendapati Ibrahim 'alaihis salam. Jibril berkata, "Ini bapakmu. Berilah salam kepadanya." 

Nabi SAW memberi salam kepadanya dan Ibrahim membalas salam. "Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh," ujar Ibrahim.

Sidratul Muntaha

Kemudian Sidratul Muntaha dinampakkan kepada Nabi SAW. Ternyata buahnya seperti tempayan daerah Hajar dengan daunnya seperti telinga-telinga gajah. 

Jibril 'alaihis salam berkata, "Ini Sidratul Muntaha." Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungai batin dan dua sungai zahir. 

Nabi SAW bertanya, "Apakah ini wahai Jibril?" Jibril menjawab, "Dua sungai batin adalah dua sungai yang berada di surga. Sedangkan dua sungai zahir adalah Nil dan Eufrat."

Kemudian, Nabi SAW diangkat ke Baitul Ma'mur. Nabi SAW diberi satu gelas berisi khamr (minuman keras), satu gelas berisi susu, dan satu gelas berisi madu. 

Nabi SAW mengambil gelas yang berisi susu. Jibril berkata, "Ini merupakan fitrah yang kamu dan umatmu berada di atasnya." 

Kewajiban salat

Kemudian diwajibkan bagiku salat 50 kali dalam setiap hari. Aku pun kembali dan lewat di hadapan Musa 'alaihis salam. 

Musa bertanya, "Apa yang telah diperintahkan kepadamu?" Aku menjawab, "Aku diperintahkan salat 50 kali setiap hari." 

Musa berkata, "Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakan 50 kali salat dalam sehari. Dan aku, demi Allah, telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu. Aku juga telah berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu."

Karena itu, Nabi SAW kembali. Allah memberikan keringanan dengan mengurangi 10 salat. Nabi SAW lantas kembali menemui Musa. 

Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelumnya. Nabi SAW kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi 10 salat. 

Nabi SAW kembali menemui Musa. Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelumnya. Nabi SAW pun kembali dan Allah memberiku keringanan dengan mengurangi 10 salat. 

Lalu Nabi SAW kembali menemui Musa. Musa berkata sebagaimana yang dikatakan sebelumnya.

Nabi SAW kembali lagi dan diperintah dengan 10 salat setiap hari. Nabi SAW menemui Musa lagi. Musa kembali berkata seperti sebelumnya. 

Nabi SAW pun kembali. Akhirnya Nabi SAW diperintahkan dengan lima kali salat dalam sehari. 

Nabi SAW kembali kepada Musa. Musa berkata, "Apa yang diperintahkan kepadamu?" 

Nabi SAW menjawab, "Aku diperintahkan dengan lima kali salat dalam sehari." 

Musa berkata, "Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakan lima kali salat dalam sehari. Sesungguhnya aku telah mencoba menerapkannya kepada manusia sebelum kamu dan aku berusaha keras membenahi Bani Israil dengan sungguh-sungguh. Kembalilah kepada Rabb-mu dan mintalah keringanan untuk umatmu." 

Nabi SAW berkata, "Aku telah banyak memohon (keringanan) kepada Rabb-ku hingga aku malu. Namun, aku telah ridha dan menerimanya." 

Ketika Nabi SAW telah selesai, terdengar seruan. "Sungguh Aku telah memberikan keputusan kewajiban-Ku dan Aku telah ringankan untuk hamba-hamba-Ku."

Demikianlah kisah Isra Mi'raj yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dalam kitab sahihnya. Kisah tersebut menjadi renungan bagi kita agar tidak mudah meninggalkan salat, karena ini perintah langsung dari Allah. 

Karena itu, kita semestinya berterima kasih kepada Nabi Muhammad SAW yang rela bolak-balik memintakan dispensasi kepada Allah. Terlebih lagi bersyukur kepada Allahyang dengan kasih sayang-Nya mau memberikan dispensasi itu kepada kita. 

Pada riwayat Imam Muslim disebutkan bahwa meskipun menjadi lima kali salat, tetapi bernilai 50 salat. Ini karena masing-masing salat bernilai 10. Wallahu a'lam bishshawab. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya