Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
TIKTOK, bekerja sama dengan organisasi nirlaba Sejiwa Foundation, menggelar program school roadshow bertajuk Seru Berkreasi dan #SalingJaga di TikTok di enam SMA dan SMK di wilayah Jabodetabek.
Diluncurkan pada Oktober tahun lalu, selain menghadirkan diskusi panel, program ini juga mendalami perspektif remaja dan orangtua mengenai kesadaran akan keamanan digital melalui survei internal yang dilakukan pada saat acara tersebut yang melibatkan lebih dari 600 peserta, termasuk remaja, orangtua, guru, dan wali.
"Acara roadshow ini dengan jelas menunjukkan bahwa baik orangtua maupun anak remaja memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi isu keamanan di dunia digital. Survei internal dan diskusi yang diadakan selama acara memberikan wawasan yang berharga, membantu kami untuk lebih memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kedua belah pihak. Dengan begitu, kami dapat menciptakan ruang yang lebih aman dan nyaman bagi remaja untuk menikmati dunia digital, sekaligus memberikan orang tua informasi mengenai fitur dan kebijakan keamanan remaja di TikTok yang dapat digunakan untuk mendampingi anak remajanya di dunia digital," ujar Communications Director TikTok Indonesia Anggini Setiawan.
Temuan utama dalam roadshow ini adalah meskipun remaja sangat aktif di platform digital, banyak dari mereka yang enggan berbicara tentang pengalaman digital mereka dengan orangtua.
Survei internal tersebut lebih lanjut menunjukkan bahwa hanya 26% remaja merasa membutuhkan pendampingan orangtua saat menghadapi tantangan di dunia digital. Sebagian besar remaja cenderung mencari bantuan dari kreator atau figur luar keluarga untuk mendapatkan informasi terkait masalah keamanan di platform digital.
Menanggapi temuan ini, Founder Sejiwa Foundation Diena Haryana menyampaikan, “Kunci untuk meningkatkan komunikasi dan kepercayaan anak remaja kepada orangtua dalam perjalanan digital mereka ialah bagaimana orangtua mampu menciptakan rasa nyaman agar anak remaja mau berbagi pengalaman digital mereka. Hal ini bisa dimulai dengan mengubah gaya komunikasi orangtua menjadi asertif, yaitu mau mendengarkan dan memahami tantangan yang dihadapi anak. Dengan demikian, orang tua dapat menjadi 'top of mind' atau sumber utama saat anak remaja menghadapi masalah di dunia digital.”
Di sisi lain, banyak orangtua menyadari bahwa banyak dari mereka masih kurang memahami tantangan yang dihadapi remaja di dunia digital. Hal ini tercermin dari hasil survei internal yang menunjukkan 80% orangtua menganggap wawasan tentang cara menghadapi tantangan digital sebagai informasi yang penting bagi mereka.
Selain itu, orangtua juga merasa dengan memahami fitur-fitur keamanan digital yang ada, membuat mereka menjadi lebih siap dalam mendampingi anak remajanya.
Wakil Kepala Sekolah SMAN 73 Jakarta Sri Sugiyartuti mengungkapkan bahwa program seperti ini sangat bermanfaat, terutama dalam memberikan wawasan baru tentang bagaimana orangtua bisa lebih terlibat dalam aktivitas digital anak melalui fitur Pelibatan Keluarga di TikTok.
"Fitur ini memungkinkan orangtua untuk memantau dan mendukung anak remaja mereka dengan cara yang lebih transparan. Kami juga diingatkan untuk terus mengikuti perkembangan dunia digital agar bisa membimbing anak dengan lebih baik, mengingat tantangan yang ada di dunia maya semakin kompleks,” ujarnya.
Survei internal dilakukan selama rangkaian program Seru Berkreasi dan #SalingJaga di TikTok yang digelar di enam SMA dan SMK di wilayah Jabodetabek, yaitu SMAN 53 Jakarta, SMAN 73 Jakarta, SMA Regina Pacis Jakarta, SMA Labschool Cibubur, SMA Rimba Madya Bogor, dan SMKN 3 Bogor.
Selain menghadirkan pembicara dari TikTok dan Sejiwa Foundation, program ini juga mengundang kreator muda TikTok seperti Lianna Nathania, Ghina Eroz, Rival Amir, dan Tiranissya, hingga kreator parenting TikTok seperti Halimah dan Reda Gaudiamo.
Ke depannya, TikTok dan Sejiwa Foundation terus berkomitmen untuk menciptakan semakin banyak ruang diskusi positif antara remaja dan orang tua mengenai keamanan digital remaja, sehingga remaja dapat menikmati pengalaman digital yang aman sekaligus kreatif. (Z-1)
Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia berkembang begitu pesat. Itu ditandai dengan adopsi teknologi pada sistem pembayaran yang semakin meningkat.
Indonesia memiliki sebuah capaian dalam sektor investasi digital, yakni menjadi yang terbesar di ASEAN dengan menduduki peringkat ke-2.
Indonesia Emas 2045, sebuah visi besar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan nasional, menempatkan ekonomi digital sebagai salah satu pilar utama.
Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Salah satunya dalam hal transaksi keuangan.
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kawiyan menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan membina anak agar aman saat mengakses ruang digital.
Angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Remaja perempuan yang potensial perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
Perfeksionisme pada remaja perempuan sering kali mengakibatkan stres, tekanan berlebihan, dan keterbatasan dalam kreativitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved