Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
AIR berkarbonasi bisa membangkitkan sensasi menyenangkan di hidung, dan menyegarkan, serta bagi sebagian orang, menjadi perubahan yang disambut baik dibandingkan dengan air biasa.
Di media sosial, air berkarbonasi telah mendapatkan perhatian terkait dampaknya pada massa tubuh. Beberapa orang percaya air berkarbonasi dapat meningkatkan berat badan, dengan merujuk pada sebuah penelitian pada Februari 2017 yang menemukan minuman berkarbonasi merangsang nafsu makan dengan meningkatkan ghrelin, hormon yang mengatur rasa lapar. Namun, penelitian tersebut dilakukan pada tikus jantan dan hanya melibatkan 20 orang, dan belum pernah direplikasi.
Teori yang lebih populer adalah air berkarbonasi justru dapat menyebabkan penurunan berat badan. Gelembung berkarbonasi dapat meningkatkan rasa kenyang, dan air itu sendiri membantu tubuh membakar lemak dengan meningkatkan metabolisme. Bahkan, air adalah bagian penting dalam proses lipolisis, yaitu cara tubuh mengubah lemak yang disimpan menjadi energi.
Sebuah penelitian baru mengeksplorasi penjelasan ketiga: Air berkarbonasi juga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Ini bermanfaat untuk penurunan berat badan, kata para ahli, karena jika kadar gula darah tetap stabil, dengan sedikit lonjakan atau penurunan, sel-sel tubuh dapat lebih efektif membakar lemak di antara waktu makan untuk energi.
"Ketika air berkarbonasi dikonsumsi, CO2 diserap ke dalam pembuluh darah di perut," kata penulis penelitian Dr Akira Takahashi, dokter di pusat dialisis Rumah Sakit Bedah Saraf Tesseikai di Shijonawate, Jepang.
Meskipun beberapa air berkarbonasi bersifat alami, terbentuk ketika gas vulkanik memasukkan gelembung dan mineral ke dalam air di mata air alami, sebagian besar air bergelembung dibuat dengan cara memaksa karbon dioksida (CO2) ke dalam air di bawah tekanan yang sangat tinggi.
Setelah masuk ke dalam darah, CO2 dengan cepat diubah menjadi ion bikarbonat sebagai bagian dari proses yang menjaga keseimbangan pH. Konversi ini kemudian menyebabkan sel darah merah menjadi lebih alkali, kata Takahashi. Peningkatan alkalinitas ini mempercepat proses konsumsi glukosa dalam sel darah merah, sehingga menurunkan kadar glukosa.
Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan Penelitian ini, yang dipublikasikan pada Selasa di jurnal BMJ Nutrition, Prevention & Health, dibangun atas penelitian tahun 2004 oleh Takahashi dan timnya mengenai hemodialisis, yaitu proses yang terjadi selama dialisis ginjal ketika darah disaring untuk menghilangkan limbah dan kelebihan air. Selama hemodialisis, CO2 masuk ke dalam darah, sama seperti saat air berkarbonasi dikonsumsi.
Meskipun penelitian November 2004 menunjukkan kadar gula darah menurun ketika CO2 ditambahkan ke dalam darah, penelitian baru ini menyimpulkan jumlah glukosa yang dibakar selama proses ini tidak cukup untuk menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan.
"Sel darah merah tidak dapat sepenuhnya 'membakar' glukosa, dan itu akan didaur ulang oleh hati," kata Keith Frayn, seorang profesor emeritus metabolisme manusia di Universitas Oxford, Inggris, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Jika minuman berkarbonasi terbukti dapat menyebabkan penurunan berat badan, kemungkinan besar itu melalui pengaruh pada perasaan kenyang," kata Frayn dalam sebuah pernyataan. "Namun, sementara itu, minuman berkarbonasi manis diakui sebagai sumber kalori berlebih dan kemungkinan besar akan menyebabkan efek sebaliknya."
Selain itu, kadar gula darah hanya diturunkan sementara, kata Takahashi, dan air berkarbonasi akan memiliki pengaruh kecil terhadap konsumsi kalori.
"Oleh karena itu, air berkarbonasi sendiri tidak mungkin berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan berat badan," katanya. "Diet seimbang dan olahraga teratur tetap penting untuk manajemen berat badan yang efektif."
Manfaat untuk kesehatan optimal Penelitian menunjukkan orang yang minum dua gelas air sebelum makan kehilangan lebih banyak berat badan dibandingkan mereka yang tidak. Penelitian lain menemukan orang yang mengganti minuman diet dengan air juga mendapat manfaat dengan kehilangan berat badan.
"Beberapa pasien yang saya temui untuk penurunan berat badan tidak pernah merasa puas," kata Welstead, yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini. "Mereka ini yang mengatakan, 'Saya selalu lapar dan selalu menunggu camilan,' dan saya rasa ini benar-benar bisa membantu beberapa orang di antaranya."
Meskipun demikian, mengisi perut dengan air berkarbonasi dapat meningkatkan rasa kenyang dan mungkin sangat membantu bagi orang yang kesulitan dengan rasa lapar, kata ahli gizi terdaftar Lori Welstead, yang mengkhususkan diri dalam nutrisi gastrointestinal di University of Chicago Medicine, sebuah sistem kesehatan akademik nirlaba.
"Tapi waspadai gula berlebih atau gula tambahan, termasuk beberapa gula palsu, karena itu bisa berdampak negatif secara metabolik," katanya.
Pasien lain mengatakan mereka mendapat manfaat dari air berkarbonasi karena gelembungnya membantu membersihkan kerongkongan dan perut serta mendorong makanan dalam sistem pencernaan, tambahnya.
"Beberapa orang dengan perut yang 'lambat', bisa dibilang, merasa karbonasi membantu pergerakan usus mereka," kata Welstead. "Jadi, ada beberapa orang yang untuk mereka, air berkarbonasi atau tonik ini dapat menciptakan rasa kenyang, dan ada juga yang merasa terbantu dalam pencernaan."
Namun, jangan berlebihan, peringatnya—lebih dari satu atau dua air berkarbonasi sehari bisa benar-benar memperburuk gas dan sakit perut akibat karbonasi.
"Jika seseorang datang dan mengatakan, 'Astaga, saya kembung, saya begah, saya sendawa, saya merasa sangat sakit sepanjang hari,' itu bisa disebabkan oleh minum lima kaleng air berkarbonasi setiap hari." (CNN/Z-3)
Penelitian University of Surrey: diet rendah karbohidrat bisa berikan manfaat metabolik setara puasa intermiten tanpa pembatasan kalori ekstrem.
Serai kaya akan vitamin C dan antioksidan yang membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Ketika malam tiba, rasa lapar kerap menghampiri, dan kita cenderung memilih untuk makan. Namun, tanpa disadari, makan malam dengan makanan berat dapat meningkatkan risiko terkena diabetes.
Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa dengan melakukan olahraga aerobik selama 30 menit dapat mencegah munculnya diabetes tipe 2.
Udara pagi mengandung kadar polutan yang lebih rendah, sehingga sangat baik untuk pernafasan dan kesehatan jantung.
Vlogger makanan terkenal, Rocky Singh, mengejutkan pengikutnya dengan membagikan pencapaian besar dalam perjalanan penurunan berat badannya.
Diet kentang dan diet timun menjadi tren populer dalam menurunkan berat badan, tetapi keduanya memiliki keunggulan dan tantangan tersendiri. Mana yang efektif?
Studi pertama yang menganalisis dampak obat penurunan berat badan Ozempic dan Wegovy pada kesehatan tubuh secara keseluruhan menunjukkan hasil yang mengejutkan.
Campuran kopi dan lemon viral sebagai solusi penurunan berat badan, namun klaim ini tidak didukung bukti ilmiah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved