Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Peran Kritis Otak dalam Menurunkan Berat Badan

Ernest Narus
09/12/2024 18:38
Peran Kritis Otak dalam Menurunkan Berat Badan
Grace Judio-Kahl, Dokter sekaligus Founder Light Group(MI/Ernest)

OTAK memainkan peran yang sangat penting dalam proses penurunan berat badan. Pasalnya otak mengatur banyak aspek perilaku, metabolisme, dan pengendalian nafsu makan. 

Berdasarkan survei Kementerian Kesehatan tahun 2023, ditemukan sebanyak 23,4% penduduk dewasa di Indonesia (usia >18 tahun) yang mengalami obesitas. Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebihan hingga dapat menimbulkan masalah kesehatan.

Tren ini mengalami peningkatan dari tahun 2018 yang tercatat mencapai 21,8% dan 10,5% tahun 2007.

Memiliki berat badan yang berlebih tentunya akan berdampak pada kesehatan. Gangguan kesehatan akibat berat badan lebih atau obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.

Selain itu, berat badan juga menjadi gaya hidup yang penting dewasa ini. Banyak orang yang kurang percaya diri memiliki berat badan berlebih. Untuk mencegah hal tersebut, program diet menjadi pilihan utama. Meskipun begitu, sering terjadi program diet yang tidak berhasil dan tidak melanjutkannya. 

Grace Judio-Kahl, Dokter sekaligus Founder Light Group yang fokus dalam penanganan masalah berat badan, menyatakan kebanyakan program diet tidak berhasil dikarenakan pengendalian nafsu makan yang belum optimal akibat pola pikir atau keadaan otak.

"Otak itu lebih ke arah kontrol diri ya, jadi apa pun itu programnya tetap aja, harus diatasi juga cara kontrol dirinya. Biasanya kita akan mengatur itu. Karena masalahnya itu sering kali dipikiran," ungkap Grace saat ditemui di Jakarta Barat, Senin (09/12).

Ia melanjutkan semua orang tahun mengenai cara diet itu, seperti apa dan bagaimana. Namun, hal itu ternyata tidak sebanding dengan apa yang dibuat, dan hal itu disebabkan pengendalian diri yang otomatis diatur otak.

"Dulu kami pernah menciptakan garpu (alat makan) yang kalau makannya kecepatan akan bergetar gitu ya. Karena sering kali problemnya di otak orang. Jadi dia sebenarnya tahu, kalau diet itu semua orang udah tahu, hafal gitu ya, nggak bisa begini, nggak bisa begitu, apalagi di artikel-artikel banyak ya. Tapi problemnya sering kali, bukannya nggak tahu, tapi nggak bisa karena ada sesuatu yang menghalangi," lanjutnya.

Selain diet, banyak orang juga melakukan operasi bariatrik. Ini adalah jenis tindakan medis yang dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan secara signifikan pada individu yang mengalami berat badan lebih. Salah satu metode populer dalam operasi bariatrik adalah pengecilan lambung , yang bertujuan untuk mengurangi ukuran lambung sehingga pasien merasa kenyang lebih cepat dan mengonsumsi lebih sedikit makanan.

Menurut Grace, operasi tersebut sebenarnya tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan jika keinginan makan dalam porsi lebih dari seseorang itu masih tinggi. Sehingga penting sekali perna otak dalam mengedalikan pola makan.

"Mungkin saya perlu tekanankan, kenapa harus bariatrik. Pada beberapa orang butuh dukungan dan yang kita perhatikan kalau itu hanya di rumah sakit saja. Mereka butuh support," ujar Grace.

"Kalau dipikirkan bariatrik gampang ya, itu hanya dikecilkan lambungnya, tapi tidak semudah seperti itu. Karena otaknya dia nggak berubah, tapi perutnya berubah. Otaknya dia pengen makan banyak, itu kan tetap aja ya, itu otaknya nggak dipotong loh otaknya. Jadi perutnya aja yang diubah, dan itu luar biasa berat sekali," jelas Grace.

Lantas, bagaimana cara kerja otak dalam membantu menurunkan berat badan? 

Cara otak berperan dalam menurunkan berat badan:

1. Pengaturan Nafsu Makan

Otak, khususnya bagian hipotalamus, mengatur rasa lapar dan kenyang. Ketika tubuh membutuhkan energi, otak akan mengirimkan sinyal untuk merangsang rasa lapar. Sebaliknya, setelah makan, otak menerima sinyal kenyang dan mengurangi rasa lapar.

2. Keputusan Makan

Otak juga mempengaruhi keputusan kita untuk memilih jenis makanan dan porsi yang dikonsumsi. Faktor psikologis, seperti stres, kebiasaan, atau faktor emosional, sering kali mempengaruhi cara kita makan. Misalnya, otak dapat merangsang keinginan untuk makan lebih banyak makanan manis atau kenyang ketika seseorang merasa cemas atau stres.

3. Pengaturan Energi dan Metabolisme

Otak juga mempengaruhi bagaimana tubuh mengatur energi, termasuk cara menyimpan atau membakar lemak. Bagian otak yang disebut hipotalamus dan batang otak berperan dalam mengatur penggunaan energi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

4. Faktor Psikologis dan Kebiasaan

Kebiasaan makan yang terbentuk di otak, seperti makan berlebihan atau makan tidak terkontrol, dapat mempengaruhi pengaturan berat badan. Dengan melatih otak untuk mengubah kebiasaan ini, misalnya dengan mindfulness atau teknik pengendalian diri, seseorang bisa lebih mudah mengatur asupannya.

Oleh karena itu, dalam upaya menurunkan berat badan, otak memiliki peran krusial, karena ia adalah pusat pengendalian perilaku, motivasi, dan kebiasaan makan. Meskipun berbagai program diet atau tindakan medis lainnya dilakukan, tanpa melibatkan peran otak cenderung tidak akan berhasil. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya