Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Walhi Prediksi Deforestasi 2025 Meningkat Signifikan

Atalya Puspa
16/1/2025 22:51
Walhi Prediksi Deforestasi 2025 Meningkat Signifikan
Ilustrasi aling fungsi kawasan hutan yang menyebabkan deforestasi di Kalimantan.(Dok. Antara)

DEFORESTASI pada tahun 2025 diprediksi meningkat signifikan. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Eksternal dan Kepala Divisi Public Engagement Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Mukri Priatna.

“Deforestasi menurut catatan angka pemerintah, sampai 0,2 juta hektare. Walaupun angka resmi yang dirilis atau dipublikasi oleh pemerintah itu belum ada, tapi anggap saja ini angka yang benar,” kata Mukri dalam acara Tinjauan Lingkungan Hidup 2025 yang diselenggarakan oleh Walhi, Kamis (16/1).

“Nah ini menjadi menarik, kami mengangkatnya bahwa dalam prediksi lingkungan hidup tahun 2025 ini, akan terjadi peningkatan antara 0,5 juta sampai dengan 0,6 juta hektare,” imbuh dia.

Menurut dia, ada beberapa parameter hingga muncul prediksi tersebut. Pertama, dalam anggaran Kementerian Kehutanan, dianggarkan sebanyak Rp6,2 triliun. Angka itu dinilai Walhi akan sangat sulit untuk menyelamatkan deforestasi seluas 0,2 juta hektare.

“Untuk melakukan reforestasi yang hanya jumlahnya 3.400 hektare. Nah kalau kita tanpa tindakan yang lain sekalipun, jadi 0,2 juta hektare, jika hanya menanamnya 3.400 hektare maka sampai kapanpun dia akan tidak terjawab,” kata dia.

Kedua, dari proyek food estate yang dicanangkan pemerintah pada lahan seluas 3,2 juta hektare, 1,5 juta hektare merupakan kawasan hutan, dan lebih dari 500 juta hektare merupakan kawasan hutan alam.

Yang ketiga, pemakaian izin pinjaman ke kawasan hutan untuk kawasan pertambangan mineral dan logam seluas 9 juta hektare.

“Yang keempat, untuk proyek-proyek strategis nasional, angka-angka inilah yang kemudian kenapa kita bisa memprediksi akan terjadi peningkatan 250 sampai dengan 300 persen, jadi menjadi 500 ribu sampai dengan 600 ribu hektare di tahun 2025 ini,” kata Mukri.

“Kalau misalnya kita ambil satu sektor saja, misalnya dengan food estate yang dari 2 juta hektare, kita bagi dalam periodik 5 tahun, maka dia bisa angka ketemu, per tahun berarti akan terjadi laju deforestasinya 500 ribu hektare. Itu baru satu sisi. Belum lagi kalau ditambah dengan kerusakan atau izin-izin baru untuk sektor pertambangan mineral dan batubara,” imbuhnya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya