Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penemuan "Dunia yang Hilang", Peneliti Ungkap Adanya Struktur Misterius di Mantel Bumi

Siti Sayidah
12/1/2025 10:55
Penemuan
Dengan menggunakan model baru, para peneliti mengungkap zona-zona di mantel bawah Bumi tempat gelombang seismik bergerak.(MI/Sebastian Noe/ETH Zurich)

PARA ilmuwan dari ETH Zurich dan California Institute of Technology (Caltech) menemukan struktur misterius di dalam mantel Bumi.

Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa struktur yang ditemukan dapat mengungkap keberadaan "dunia yang hilang” di bawah Samudera Pasifik. Lalu bagaimana struktur tersebut ditemukan?

Penemuan Struktur Misterius di Mantel Bumi

Penelitian yang dipublikasikan dalam Scientific Reports ini mengungkapkan adanya anomali di lapisan mantel Bumi sekitar 1.000 kilometer di bawah permukaan. 

Struktur ini ditemukan melalui analisis gelombang seismik, yaitu getaran yang dihasilkan oleh gempa bumi. Dengan teknik baru bernama full-waveform inversion. Para peneliti berhasil membuat model 3D untuk memetakan struktur dalam Bumi.

“Zona seperti ini di mantel Bumi jauh lebih luas dari yang kita duga sebelumnya,” ungkap Thomas Schouten, penulis utama dari ETH Zurich.

Ia menambahkan temuan ini menimbulkan teka-teki besar karena penjelasan struktur tersebut tidak ditemukan dalam sejarah geologi.

Metode Analisis Seismik

Seperti yang diketahui, menggali hingga ke mantel Bumi atau mengukur suhu dan tekanan di kedalaman tersebut merupakan hal yang mustahil dilakukan. Oleh karena itu, para ilmuwan menggunakan metode tidak langsung untuk mempelajari bagian dalam bumi.

Salah satu metode yang digunakan adalah analisis gelombang seismik. Gelombang ini merambat melalui Bumi dengan kecepatan yang berbeda, tergantung pada densitas dan elastisitas material yang dilewati. 

Selain itu, para peneliti juga memanfaatkan data dari berbagai stasiun seismograf yang tersebar di seluruh dunia. Data tersebut membantu mereka memahami lebih dalam tentang komposisi dan struktur bumi.

Andreas Fichtner, seorang profesor dan ahli seismologi dari ETH Zurich, mengibaratkan temuan ini seperti dokter yang tengah membedah arteri dalam tubuh dengan alat diagnostik baru. 

“Ini seperti seorang dokter yang telah memeriksa sirkulasi darah dengan USG selama puluhan tahun dan menemukan arteri tepat di tempat yang diharapkannya,” ujarnya.

Setelah melakukan analisis lapisan Bumi, peneliti berhasil menemukan struktur misterius ini di bawah bagian barat Samudera Pasifik. Lokasinya berada jauh dari batas lempeng tektonik, yang biasanya menjadi area utama terjadinya subduksi. 

Dari hasil penemuan di lokasi yang tidak biasa ini para peneliti, berhasil menantang teori yang menyatakan bahwa material sisa subduksi hanya terdapat di zona subduksi. 

Sementara itu, diketahui bahwa subduksi adalah proses di mana lempeng tektonik terdorong ke dalam mantel Bumi. 

“Kami pikir anomali di mantel bawah ini memiliki berbagai asal-usul,” jelas Schouten. Menurutnya, material tersebut bisa saja merupakan sisa material kaya silika yang berusia empat miliar tahun, atau zona akumulasi batuan kaya besi akibat pergerakan mantel selama miliaran tahun.

Meskipun metode yang digunakan telah menghasilkan penemuan baru, para ilmuwan belum dapat memastikan material apa yang membentuk struktur ini atau bagaimana asal-usulnya.

“Kami perlu lebih banyak data untuk memahami sifat material yang menyebabkan anomali ini,” kata Schouten.

Para peneliti berspekulasi bahwa keanehan atau anomali ini bisa menjadi bukti adanya dunia yang hilang. 

Material tersebut mungkin berasal dari lempeng tektonik kuno yang telah tenggelam ke mantel atau sisa-sisa formasi awal bumi. (Scientific Reports/Scitechdaily/The New York Post/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya