Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
HINGGA saat ini, belum ditemukan obat khusus untuk penyembuhan Human Metapneumovirus (HMPV). Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Satgas covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan.
“Untuk HMPV, antivirusnya belum ada. Namun, jika situasinya berat, ribavirin dapat digunakan. Ribavirin adalah antivirus yang bisa digunakan untuk hepatitis C dan influenza, dengan dosis tertentu di hari pertama, kedua, dan ketiga,” ujar Erlina dalam webinar bertajuk Update Terkini Virus Respirasi: Human Metapneumovirus, Jumat (10/1).
Menurut Erlina, tata laksana pasien HMPV bersifat suportif. Pasien disarankan untuk beristirahat serta mengonsumsi obat demam, batuk, dan pilek.
Erlina juga menjelaskan gejala HMPV. Setelah terinfeksi, ada masa inkubasi selama 3-6 hari sebelum gejala muncul. Gejala biasanya berlangsung 3-5 hari, namun pada bayi dapat bertahan hingga dua minggu.
“Gejalanya bervariasi, mulai dari tanpa gejala (asimptomatik) hingga menyerupai gejala influenza atau influenza-like illness,” jelasnya.
Gejala umum meliputi demam ringan, batuk, pilek, nyeri otot, sakit kepala, dan ruam kulit. Dalam kasus berat, gejala dapat berkembang menjadi sesak napas, apnea pada bayi di bawah enam bulan, hingga komplikasi seperti bronkiolitis.
“Sebagian besar kasus HMPV bersifat ringan hingga sedang dan dapat sembuh sendiri (self-limiting disease). Namun, kewaspadaan perlu ditingkatkan pada kelompok risiko tinggi seperti anak-anak di bawah 14 tahun, lansia, dan penderita komorbid,” imbuhnya.
Meski tidak berpotensi menjadi pandemi, Erlina menekankan pentingnya pencegahan HMPV di tingkat individu, komunitas, dan pemerintah.
Untuk individu, Erlina mengingatkan pentingnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), menghindari kontak dengan orang bergejala, serta menggunakan masker jika memiliki gejala.
“Bersihkan benda-benda yang terkontaminasi. Orang dengan risiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan imunitas rendah sebaiknya menggunakan masker di tempat keramaian,” ucapnya.
Erlina juga berharap pemerintah meningkatkan surveilans untuk mencegah penyebaran HMPV di masyarakat.
“Langkah ini penting agar kasus HMPV dapat dideteksi dan diatasi sebelum menyebar lebih luas,” pungkasnya. (Z-10)
Terlepas status HMPV yang telah lama ada, perhatian khusus perlu diberikan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
LONJAKAN kasus Human Metapneumovirus (HMPV) yang memicu situasi mirip epidemi baru-baru ini terdeteksi di China. Penyakit pernapasan ini disebabkan oleh kombinasi virus Influenza A dan HMPV.
Menurut dr. Nurmila, Sp.PD, M.Kes, HMPV dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan serius, terutama pada anak-anak dan lansia.
Virus HMPV kembali menjadi sorotan dengan lonjakan kasus di musim dingin. Kenali gejala, penyebab, dan cara mencegah penularannya di sini!
HMPV berkaitan dengan virus respiratory syncitial virus (RSV) yang sudah mulai ada vaksinnya. Informasi imunisasi RSV memberi harapan bahwa mungkin akan ada pula vaksin untuk HMPV.
KKM mengatakan HMPV merupakan salah satu infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh virus dari keluarga Pneumoviridae, dan akan terus ada
Di China kasus Human Metapneumovirus (HMPV) meningkat, gejalanya mirip dengan Covid-19
KASUS infeksi Human Metapneumovirus (HMPV) di China dilaporkan terus meningkat belakangan ini. Hal tersebut diketahui berdasarkan data dari pemerintah China.
Penyebaran Human Metapneumovirus atau virus HMPV dikabarkan tengah terjadi di China. Kekhawatiran akan potensi penyebarannya juga tengah dirasakan oleh masyarakat. Ini Fakta-faktanya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved