Virus HMPV Mengancam Anak-Anak, Ini Gejalanya!

 Gana Buana
07/1/2025 18:22
Virus HMPV Mengancam Anak-Anak, Ini Gejalanya!
Virus HMPV mengancam anak-anak(Dok. Freepik)

DALAM beberapa minggu terakhir, beredar di media sosial gambar rumah sakit di Tiongkok yang dipenuhi oleh orang-orang bermasker.

Hal ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan munculnya pandemi baru. Pemerintah Beijing telah mengonfirmasi lonjakan kasus virus HMPV (human metapneumovirus), terutama di kalangan anak-anak, yang disebabkan oleh peningkatan musiman.

Namun, para ahli kesehatan masyarakat menegaskan bahwa HMPV berbeda dengan covid-19. Virus ini telah dikenal selama beberapa dekade dan hampir semua anak terinfeksi setidaknya sekali sebelum ulang tahun kelima mereka.

Meski demikian, virus ini dapat menyebabkan penyakit serius pada anak kecil dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Berikut adalah informasi yang perlu Anda ketahui tentang HMPV.

Apa Itu Virus HMPV dan Bagaimana Cara Penyebarannya?

HMPV adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan pada sebagian besar orang, dengan gejala yang mirip flu seperti batuk, demam, dan hidung tersumbat. Virus ini pertama kali diidentifikasi di Belanda pada tahun 2001. Penyebarannya terjadi melalui:

  • Kontak langsung antar manusia, seperti bersin atau batuk.
  • Menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh virus.

Kelompok yang paling rentan terhadap HMPV adalah anak-anak di bawah usia dua tahun, orang lanjut usia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita kanker stadium lanjut. Dalam kasus yang lebih parah, infeksi dapat menyerang paru-paru, menyebabkan gejala seperti sesak napas, mengi, dan croup. Sebagian kecil penderita yang memiliki imun tubuh lemah mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit.

Mengapa Kasus HMPV Meningkat di Tiongkok?

Seperti banyak infeksi saluran pernapasan lainnya, HMPV lebih aktif selama akhir musim dingin dan musim semi.

Para ahli berpendapat bahwa virus ini bertahan lebih baik di suhu dingin dan menyebar lebih mudah ketika orang lebih sering berada di dalam ruangan.

Di Tiongkok bagian utara, lonjakan kasus HMPV saat ini bertepatan dengan suhu rendah yang diperkirakan akan berlangsung hingga Maret.

Tidak hanya di Tiongkok, peningkatan kasus juga tercatat di negara-negara lain di belahan bumi utara, seperti Amerika Serikat dan Inggris, sejak Oktober tahun lalu.

Menurut Jacqueline Stephens, seorang ahli epidemiologi di Flinders University, lonjakan ini kemungkinan merupakan peningkatan musiman yang normal selama musim dingin.

Apakah Virus HMPV Mirip dengan Covid-19?

Para ahli menegaskan bahwa ketakutan akan pandemi seperti covid-19 akibat HMPV tidak berdasar. Pandemi biasanya disebabkan oleh patogen baru yang sebelumnya belum terdeteksi, sedangkan HMPV telah ada selama beberapa dekade dan tersebar secara global.

Sebagian besar populasi dunia memiliki kekebalan sebagian akibat paparan sebelumnya.

Menurut Paul Hunter dari University of East Anglia, hampir setiap anak akan terinfeksi HMPV setidaknya sekali sebelum usia lima tahun dan dapat mengalami infeksi ulang beberapa kali sepanjang hidup. Oleh karena itu, tidak ada tanda-tanda ancaman global yang serius terkait virus ini.

Langkah Pencegahan HMPV

Meski HMPV tidak menyebabkan pandemi, menjaga kesehatan tetap penting. Dr. Hsu Li Yang, seorang ahli penyakit menular di Singapura, merekomendasikan langkah-langkah berikut:

  1. Gunakan masker di tempat ramai.
  2. Hindari keramaian jika Anda berisiko tinggi mengalami penyakit serius.
  3. Cuci tangan secara teratur dengan sabun.
  4. Pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin flu sebagai perlindungan tambahan.

HMPV adalah virus yang telah dikenal lama dan biasanya hanya menyebabkan gejala ringan. Meski terjadi lonjakan kasus di beberapa negara, termasuk Tiongkok, ini merupakan pola musiman yang biasa terjadi selama musim dingin.

Dengan menjaga kebersihan dan menghindari risiko yang tidak perlu, Anda dapat melindungi diri dari virus ini tanpa perlu khawatir secara berlebihan. (BBC News/Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya