Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dalil Salat Dhuha, Pengertian, Keutamaan, Tata Cara, Niat, Doanya

Wisnu Arto Subari
19/12/2024 11:21
Dalil Salat Dhuha, Pengertian, Keutamaan, Tata Cara, Niat, Doanya
Ilustrasi.(Freepik)


AGAMA Islam mengajarkan umatnya untuk mendirikan salat. Selain salat fardu, ada banyak salat sunah. Salah satu salat sunah yang diajarkan dalam Islam yaitu salat Dhuha

Lantas apa saja dalil salat Dhuha, pengertian, keutamaan, tata cara, niat, dan doanya? Berikut uraiannya.

Dalil salat Dhuha

Ada beberapa dalil salat Dhuha. Berikut di antara dalil itu.

1. Kekasihku (Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam) mewasiatkan aku untuk tidak meninggalkan tiga perkara selama aku masih hidup: puasa tiga hari di setiap bulan, salat dhuha, dan tidak tidur sampai aku salat witir," (HR Muslim Nomor 722)

2. Allah Ta'ala berfirman, "Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat rakaat salat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang." (HR Tirmidzi Nomor 475).

3. Nabi Muhammad SAW datang ke Madinah. Ketika itu aku pun datang ke Madinah. Maka aku pun menemui beliau, lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah, ajarkan aku tentang salat." Beliau bersabda, "Kerjakanlah salat shubuh. Kemudian janganlah salat ketika matahari sedang terbit sampai ia meninggi. Karena ia sedang terbit di antara dua tanduk setan. Dan ketika itulah orang-orang kafir sujud kepada matahari. Setelah ia meninggi, baru salatlah. Karena salat ketika itu dihadiri dan disaksikan (Malaikat), sampai bayangan tombak mengecil."
(HR Muslim Nomor 832).

4. Salat orang-orang yang bertobat (salat Dhuha) yaitu ketika anak-anak unta sudah merasa kepanasan (karena terik matahari). (HR Muslim Nomor 748).

Pengertian salat Dhuha

Kata dhuha secara bahasa ialah nama untuk awal siang hari (pagi). Sedangkan salat Dhuha dalam fikih ialah salat sunah yang dilakukan di waktu dhuha. 

Waktu dhuha mulai matahari terbit seukuran satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sampai waktu zawal (saat matahari tergelincir ke arah barat). Hukumnya sunah muakadah. (Al-Bakri bin as-Sayyid Muhammad Syattho ad-Dimyathi, Hasyiyyah I'anatut Tholibin, juz I: 253 dan Abu Zakariya Yahya bin Syarof an-Nawawi, al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab, juz IV: 36). 

Waktunya dimulai kira-kira 15 menit setelah terbit matahari sampai menjelang zuhur.  

Keutamaan salat Dhuha  

Keutamaan salat Dhuha sangat banyak. Berikut sejumlah keutamaannya.   

1. Menjadi sedekah semua tulang manusia.    

Diriwayatkan dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar makruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat salat Dhuha mencukupi semua itu." (HR Muslim).   

2. Menjadi salat kaum Awwabin, yaitu orang-orang yang pulang (bertobat) kepada Allah.  

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak ada yang menjaga salat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.' Rasululloh SAW bersabda, 'Salat Dhuha adalah salat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.'" (HR al-Hakim dan ia berkata, "Ini hadis sahih sesuai syarat Imam Muslim").   

3. Setiap dua rakaat salat Dhuha punya keutamaan khusus.

Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdulloh bin Amr, ia berkata, "Aku bertemu dengan Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, lalu berkata, 'Wahai Paman, beri tahukanlah diriku pada suatu kebaikan.' Lalu ia menjawab, 'Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana kamu bertanya kepadaku. Lalu beliau bersabda, 'Bila kamu salat Dhuha dua rakaat, tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai. Bila kamu salat Dhuha empat rakaat akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik. Bila kamu salat Dhuha enam rakaat akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat. Bila kamu salat Dhuha delapan rakaat akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung. Bila kamu salat Dhuha 10 rokaat, pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu. Bila kamu salat Dhuha 12 rakaat akan dibangunkan untukmu rumah di surga.'" (HR al-Baihaqi).   

Baca juga: Keutamaan Salat Tasbih dan Tata Cara Mengerjakannya

Waktu salat Dhuha 

Waktu salat Dhuha sebenarnya adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawal sebagaimana telah disebutkan. Namun demikian, ada waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas. 

Dalam fikih diistilahkan dengan rumus setelah melewati seperempat siang (dihitung dari awal subuh). Kira-kira waktu utama itu mulai sekitar pukul 09.00. 

Zaid bin Arqam melihat sekelompok orang yang sedang melaksanakan salat Dhuha. Kemudian ia mengatakan, "Mereka mungkin tidak mengetahui bahwa selain waktu yang mereka kerjakan saat ini, ada yang lebih utama. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Salat awwabin hendaknya dikerjakan ketika anak unta merasakan terik matahari.'" (HR Muslim Nomor 748 lihat Abu Zakariya Yahya bin Syarof an-Nawawi, Syarhun Nawawi 'ala Shahih Muslim, [Bairut, Dar Ihya’it Turotsil ‘Arobi, 1292 H], juz VI: 30).  

Baca juga: Rukun Salat, Sunah Salat, Syarat Sah, dan Syarat Wajibnya 

Hikmah salat Dhuha

Hikmah salat Dhuha pada waktu utama yaitu agar setiap seperempat siang tidak kosong dari salat. Seperempat siang pertama ada salat Shubuh, seperempat siang kedua ada salat Dhuha, seperempat siang ketiga ada salat Zuhur, dan seperempat siang keempat ada salat Ashar. (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihayatuz Zain fi Irsyadil Mubtadi-in, [Bairut, Dârul Fikr), halaman 102).   

Rakaat dan bacaan surat 

Salat Dhuha sunah dilakukan dengan dua rakaat salam. Batas minimalnya ialah dua rakaat. Sedangkan batas maksimalnya 12 rakaat. 

Adapun surat yang sunah dibaca setelah Surat Al-Fatihah adalah Surat Asy-Syamsu dan Surat Adh-Dhuha atau Surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. 

Lebih utama lagi digabung. Caranya, rakaat pertama membaca Asy-Syamsu dan Al-Kafirun, kemudian rakaat kedua membaca Adh-Dhuha dan Al-Ikhlas. Kemudian untuk rakaat-rakaat berikutnya Surat Al-Kafirun di rakaat pertama dan Al-Ikhlas di rakaat kedua. (Ad-Dimyathi, Hasyiyyah I'anatut Tholibin, juz I, halaman 255).  

Baca juga: Empat Bacaan Doa Iftitah paling Ringkas Mudah Dihafal

Tata cara, niat, dan doa 

Salat Dhuha dapat dilaksanakan sebagaimana salat-salat sunah lain, yaitu dua rakaat salam sebagaimana berikut.  

1. Niat di dalam hati bersamaan takbiratul ihram.

Untuk memantapkan niat, sebelumnya bisa melafalkan niat salat Dhuha berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى 

Ushalli sunnatadh dhuha rak'ataini lillahi ta'ala.  

Saya niat salat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala.   

Selanjutnya melaksanakan gerakan dan bacaan salat sebagaimana umumnya sampai salam setelah dua rakaat.   

Setelah salam atau selesai seluruh sholat kemudian membaca beberapa doa sebagai berikut.   

Baca juga: Bacaan Doa Qunut Subuh Arab, Latin, dan Terjemahan

2. Doa pertama.  

اَللّٰهُمَّ إِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَــالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللّٰهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِيْ فِي السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ، وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ، وَإِنْ كَانَ مُعْسَرًا فَيَسِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ، وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ، بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِيْ مَآ أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ   

Allaahumma innadh dhuhaa a dhuhaa uka, wal bahaa a bahaa uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. Allahumma in kaana rizqii fis samaa i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa akhrijhu, wa inkaana mu'siron (mu'assaron) fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, wa inkaana ba'iidan fa qarribhu, bi haqqi dhuhaa ika wa bahaa ika wa jamalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa atayta 'ibaadakash shaalihiin.    

Wahai Tuhanku, sungguh dhuha ini ialah dhuha-Mu, keagungan ini adalah keagungan-Mu, keindahan ini adalah keindahan-Mu, kekuatan ini adalah kekuatan-Mu, dan penjagaan ini adalah penjagaan-Mu. Wahai Tuhanku, jika rezekiku berada di atas langit, turunkanlah. Jika berada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika dipersulit, mudahkanlah. Jika (tercampur tanpa sengaja dengan yang) haram, sucikanlah. Jika jauh, dekatkanlah dengan hak dhuha, keelokan, keindahan, kekuatan, dan kekuasaan-Mu, datangkanlah kepadaku yang Engkau datangkan kepada para hamba-Mu yang saleh.   

Baca juga: Beda Doa Qunut yang Dibaca Imam dan saat Salat Sendiri

2. Doa kedua.

اَللّٰهُمَّ بِكَ أُصَاوِلُ وَبِكَ أُحَاوِلُ وَبِكُ أُقَاتِلُ   

Allaahumma bika ushaawilu wa bika uhaawilu wa bika uqaatilu.    

Dengan-Mu, aku menerjang. Dengan-Mu, aku berupaya. Dengan-Mu, aku berjuang.

3. Doa ketiga dibaca sebanyak 40 atau 100 kali.    

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ  

Rabbighfir lii, warhamnii, watub 'alayya, innaka antat tawwaabur rahiim.    

Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku dan terimalah tobatku. Sungguh, Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang. (Ad-Dimyathi, Hasyiyyah I'anatut Thalibin, juz I, halaman 255). 

Demikianlah penjelasan singkat dalil salat Dhuha, pengertian, keutamaan, tata cara, niat, dan doa setela mengerakannya. Semoga bermanfaat. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya