Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KASUS bunuh diri yang melibatkan satu keluarga terjadi berulang di Tanah Air. Tragedi ini tidak hanya menjadi persoalan pribadi, tetapi juga cerminan dari tekanan ekonomi dan sosial yang dialami oleh masyarakat kelas menengah dan bawah.
Menurut sosiolog Nia Elvina kejadian seperti ini adalah alarm yang menandakan perlunya perhatian serius pemerintah terhadap kondisi masyarakat.
"Saya kira munculnya fenomena bunuh diri satu keluarga di kalangan masyarakat kita merupakan alarm bahwa kondisi ekonomi masyarakat kelas menengah dan bawah kita perlu perhatian yang amat serius oleh pemerintah kita," ujar Nia.
Menurut Nia, pemerintah harus segera memprioritaskan penyediaan lapangan pekerjaan sebagai salah satu langkah mendesak. "Penyediaan lapangan pekerjaan oleh pemerintah kita itu merupakan program yang amat urgent sekali," tambahnya.
Nia menyoroti bahwa faktor ekonomi masih menjadi penyebab utama dari berbagai permasalahan sosial, termasuk kasus bunuh diri keluarga ini. Ia menyebut bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Indonesia cenderung tinggi dan ketersediaan lapangan pekerjaan masih amat terbatas.
"Sehingga, saya kira, faktor ekonomi ini masih menjadi faktor dominan terjadinya masalah sosial, salah satunya fenomena bunuh diri satu keluarga ini," jelasnya.
Selain tekanan ekonomi, Nia juga menyoroti perubahan dalam struktur sosial masyarakat Indonesia. Menurutnya, melemahnya ikatan keluarga besar menjadi salah satu faktor yang memperburuk situasi. "Ikatan keluarga besar dalam masyarakat kita juga mulai melonggar. Karena tadi, mereka juga energi dan pikiran mereka terfokus untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup," katanya.
Akibatnya, ketika ada anggota keluarga yang menghadapi masalah ekonomi, anggota keluarga lain sering kali tidak mampu memberikan bantuan. "Sehingga ketika ada saudara yang mengalami permasalahan ekonomi, mereka tidak mampu untuk membantu," tambahnya.
Kondisi ini diperparah dengan maraknya fenomena pinjaman online yang semakin subur di masyarakat. Banyak keluarga yang terdesak oleh kebutuhan memilih solusi cepat ini, tanpa menyadari risiko jangka panjangnya.
"Hal ini, saya kira, juga membuat suburnya pinjaman online di masyarakat kita," ujar Nia. Dengan bunga tinggi dan tekanan dari pemberi pinjaman, pinjaman online sering kali hanya memperburuk beban ekonomi keluarga dan memicu tekanan psikologis lebih lanjut.
Menurut Nia, fenomena bunuh diri keluarga ini menjadi refleksi dari berbagai persoalan mendalam yang dihadapi masyarakat Indonesia, mulai dari tekanan ekonomi hingga lemahnya solidaritas sosial. (H-2)
Pemerintah diminta menggunakan standar World Bank untuk lower middle income country untuk poverty rate sebesar US$3,65 per hari atau Rp61 ribu per hari untuk mengategorikan garis kemiskinan.
Jumlah penduduk miskin Jawa Tengah hingga September 2024 mengalami penurunan 307,9 ribu orang dibanding periode enam bulan sebelumnya
Mensos Saifullah Yusuf mengatakan pemerintah menargetkan penurunan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem dalam 2-5 tahun ke depan.
Di balik keindahan alamnya yang memukau dan semangat masyarakatnya yang tak kenal lelah, Gorontalo masih bergulat dengan dua "luka" kronis: kemiskinan dan kesenjangan
SEKTOR usaha ultramikro, mikro, kecil dan menengah (UMKM) membutuhkan ekosistem yang sehat agar bisa naik kelas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kenaikan angka kemiskinan di Ibu Kota Jakarta pada Maret 2025 dipicu oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan garis kemiskinan dan ketidakstabilan harga kebutuhan pokok.
Kemiskinan di wilayahnya masih tinggi terutama kategori miskin ekstrem yang jumlahnya mencapai 44.462 kepala keluarga. Sementara jumlah warga miskin tercatat 35.818 kepala keluarga.
Koperasi merupakan institusi modern yang mampu menyejahterakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
Presiden Prabowo Subianto memiliki tiga senjata untuk atasi kemiskinan dan mencapai visi Indonesia Emas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved