Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda meminta agar pemerintah mulai menggunakan standar World Bank untuk lower middle income country sebesar US$3,65 per hari atau Rp61 ribu per hari dalam mengkategorikan garis kemiskinan.
"Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan angka Badan Pusat Statistik (BPS), tapi lebih menggambarkan kondisi kemiskinan di Indonesia. Selama ini orang dengan pengeluaran Rp25 ribu per hari dikategorikan tidak miskin, padahal Rp25ribu per hari itu sudah sulit. Makanya UMR di beberapa daerah masih dianggap wajar karena perhitungan kemiskinan BPS yang sudah tidak relevan lagi," ujar Huda saat dihubungi, Rabu (11/6).
Jika menggunakan angka garis kemiskinan upper middle income country dari World Bank sebesar Rp115ribu per hari atau US$6.85 per hari, Huda menyebut jumlah penduduk miskin Indonesia melonjak drastis. Data BPS, sambung Huda, menggunakan standar sendiri berupa Rp595 ribu per bulan dengan angka kemiskinan di angka 8.57%. Apabila menggunakan standar World Bank untuk upper middle income country (Rp115 ribu per hari), angka kemiskinan di angka 60,3%.
"Pemerintah tetap menggunakan angka BPS karena terkait dengan bantuan sosial yang diberikan. Jika menggunakan standar World Bank, anggaran kita untuk bansos bisa jebol. Di tengah kebutuhan anggaran untuk program unggulan Prabowo yang besar, sulit untuk melihat pemerintah mengkaji angka kemiskinan kembali," bebernya.
Huda menyebut, ketika angka kemiskinan tidak digambarkan dengan baik oleh BPS, maka yang terjadi adalah banyaknya target penerima bantuan yang salah sasaran. Ia menyampaikan bahwa penyaluran bansos sekarang memang sangat bermasalah di mana terdapat dua kondisi masalah penyaluran bansos.
"Pertama adalah exclusion error. Orang yang seharusnya dapat, malah tidak dapat bansos. Kedua adalah inclusion error. Orang yang seharusnya tidak dapat malah dapat. Keduanya berawal dari data yang tidak valid dan tidak menggunakan data tunggal. Maka dari itu, yang paling utama adalah data harus diperbaiki. Kondisi ini akan terus terjadi ketika data kemiskinan kita tidak menggambarkan kondisi riil yang ada," tandasnya. (Fal/M-3)
EKONOM senior Universitas Paramedina, Wijayanto Samirin menyatakan bahwa standar garis kemiskinan (GK) Badan Pusat Statistik saat ini sudah tidak realistis.
BANK Dunia resmi mengubah standar garis kemiskinan global dengan meninggalkan purchasing power parity (PPP) 2017 dan saat ini menggunakan PPP 2021.
PADA April 2025, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan cukup tajam secara bulanan (month to month), meskipun secara tahunan masih mencatatkan pertumbuhan.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mengubah jadwal rilis data perkembangan ekspor dan impor nasional. Perubahan ini mulai berlaku pada 2 Juni 2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2025 hanya 4,87%, terendah dalam 4 tahun. Simak 7 fakta penting penyebab perlambatannya.
Amalia menuturkan, pertumbuhan sektor pertanian itu disebabkan oleh subsektor tanaman pangan yang mencatatkan pertumbuhan 42,26% (yoy) lantaran adanya panen raya padi dan jagung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved