Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Tips Membantu Anak Mempunyai Lingkungan Pertemanan yang Positif

Basuki Eka Purnama
17/12/2024 09:27
Tips Membantu Anak Mempunyai Lingkungan Pertemanan yang Positif
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG anak dan remaja Gisella Tani Pratiwi membagikan sejumlah tips bagi orangtua untuk membantu anak-anak mereka mempunyai lingkungan pertemanan yang positif untuk terhindar dari tindakan atau perilaku seksual.

"Anak perlu mendapatkan bimbingan untuk menjalin pertemanan yang sehat dan kesempatan untuk mempraktikkan atau melatih kemampuan bersosialisasi baik di ranah hubungan langsung dan daring," kata Gisella, dikutip Selasa (17/12).

Gisella mengatakan anak perlu memahami dirinya terlebih dahulu untuk dapat memilah dan mengolah relasi sosialnya. Hal itu berkaitan dengan
melatih insting dan pemahaman akan relasi sosial yang berbahaya dan aman.

Orangtua, pihak sekolah, atau orang-orang terdekat dapat menjadi model percontohan (role model) yang baik agar anak paham mengenai relasi sosial yang sehat.

"Anak juga perlu dibekali informasi akses keamanan. Termasuk adanya indikasi atau tanda-tanda orang yang mencurigakan atau membuat anak
merasa tidak aman, serta akses perlindungan mana yang ia bisa raih," ujar Gisella.

Menurutnya, supaya anak dapat berada di lingkaran pertemanan yang positif, orangtua dapat memberikan paparan contoh-contoh relasi sosial yang sehat dalam beberapa konteks sosial, yaitu ketika setiap individu saling menghargai satu sama lain dan berkomunikasi dengan terbuka.

Anak perlu diberikan kesempatan dan ceritanya perlu didengar dengan baik. Misalnya cerita soal pengalaman pertemanan sehari-hari, sehingga orangtua bisa membantu anak memprosesnya dan memberikan saran-saran yang bermanfaat.

Gisella mengatakan orangtua juga tidak boleh lupa memberikan kesempatan anak untuk memilih atau berpendapat.

"Sehingga dia tahu bahwa di dalam konteks sosial di luar keluarga, mereka dapat mengungkapkan pendapat, menjadi diri yang genuine dan mungkin kadang berbeda pendapat dan menolak hal-hal yang tidak baik menurut dirinya," pungkas Gisella. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya