Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
RUMPUT laut memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Pasalnya, rumput laut terbukti amat efektif menyerap karbondioksida dari atmosfer sehingga mampu berkontribusi besar dalam mengurangi emisi karbon global.
Untuk itu, Universitas Udayana (Unud) bersama Bank Mandiri dan PT Sinergi Wana Segara (PT Siwa) menyelenggarakan soft launching Pusat Penelitian Rumput Laut di Nirvana Lembongan, Jungut Batu, Nusa Lembongan, Bali.
"Peluncuran Pusat Penelitian Rumput Laut ini bertujuan untuk keberlanjutan ekosistem laut serta pemberdayaan masyarakat pesisir," kata Direktur PT Siwa Ria Anggraini.
Ia berharap keberadaan Pusat Penelitian Rumput Laut dapat berdampak positif bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di sekitar Nusa Lembongan, Bali.
“Dengan adanya pusat penelitian ini, kami berharap dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produk rumput laut yang dihasilkan UMKM lokal. Termasuk menciptakan peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir." "Bahkan, kami percaya riset yang dilakukan akan memperkuat industri rumput laut di Indonesia. Kenapa? Karena, memiliki potensi besar untuk ekspor dan menciptakan lapangan kerja,” terang Ria.
Ayu Wiweka Krisna Dewi, perwakilan Fakultas Perikanan dan Kelautan Unud mengatakan kolaborasi ini amat penting. Apalagi, untuk penelitian dan pengembangan teknologi berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya laut atau khususnya rumput laut.
“Kami berharap kerja sana ini dapat berkontribusi lebih besar dalam mendukung riset dan memberi solusi inovatif bagi pengelolaan ekosistem laut,” ucap Ayu.
Sementara itu, Assistant Vice President Bank Mandiri I Wayan Simpen Bagiarta mengatakan sebagai mitra strategis dalam pengembangan pusat penelitian, pihaknya sangat mendukung penuh inisiatif tersebut.
"Ini sebagai langkah nyata mendukung keberlanjutan ekonomi maritim. Lewat kemitraan ini, kami harap dapat berkontribusi untuk peningkatan perekonomian lokal. Selain itu, mengoptimalkan pendanaan dan akses keuangan yang dibutuhkan masyarakat pesisir dan sektor UMKM,” ujarnya.
Kerja sama ini juga melibatkan Yayasan Jagastara dan mitra strategis lainnya seperti, Kelian Dusun, Bumdes, perwakilan petani rumput laut setempat, dan perwakilan dari Nirvana Lembongan.
Prof Luh Putu Mahyuni selaku perwakilan Yayasan Jagastara, mendukung peluncuran Pusat Penelitian Rumput Laut tersebut. "Ini lantaran budidaya rumput laut berdampak positif pada lingkungan pesisir yakni bisa meningkatkan mutu air dan mendukung keanekaragaman hayati," tutup Luh Putu Mahyuni. (H-2)
Sebanyak 73% sekolah di Indonesia berada di area rawan banjir.
"Karena Pulau Gag masuk dalam kategori pulau kecil, kegiatan penambangan bukan kegiatan yang diprioritaskan, serta dilarang sebagaimana Pasal 1 angka 3, Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 35 huruf K,"
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
Salah satu penyebab utama banjir rob adalah kondisi geologi tanah di wilayah tersebut yang masih berupa aluvial muda dan dominan lempung, sehingga air pasang sulit meresap ke dalam tanah.
Pelibatan masyarakat dalam pengembangan sumber energi yang sesuai dengan kebutuhan komunitas merupakan salah satu nilai dari transisi energi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
DUA usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan Bea Cukai Nunukan, yaitu Regan Coklat dan Raftrasa, sukses mengekspor produknya ke Malaysia, pada Kamis (24/4).
Rumput laut memiliki berbagai jenis, seperti merah, coklat, dan hijau, yang sering digunakan dalam makanan, obat-obatan, dan produk kecantikan.
Komoditas garam dan rumput laut harus mendapatkan perhatian prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah pesisir.
Rumput laut kering siap ekspor sebanyak 425 ton milik PT Flying Fish Algae (FAA) disegel PSDKP Bitung, lantaran Surat Kelayakan Pengolahan (SKP) kadaluarsa.
Pada periode 2023-2024, penjualan rumput laut perusahaan tersebut turun 19%. Pada periode 2022-2023, penurunan penjualan lebih drastis yaitu 57%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved