Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
SEBUAH perilaku unik ikan paus pembunuh (orca) terekam video. Tampak orca itu menggunakan rumput laut sebagai "alat pijat" dalam interaksi sosial yang menyerupai ritual perawatan tubuh.
Rekaman drone beresolusi tinggi yang diambil tim peneliti dari Center for Whale Research di Friday Harbor, Washington, memperlihatkan sekelompok orca dari populasi Southern Resident di Laut Salish — wilayah perairan yang berbatasan dengan Washington dan British Columbia — memetik batang rumput laut jenis bull kelp (Nereocystis luetkeana), lalu menggulirkannya di antara tubuh mereka.
“Mereka menggunakan gigi dan gerakan tubuh untuk mematahkan sekitar 60 cm batang kelp, meletakkannya di moncong mereka, lalu menekankannya ke tubuh orca lain. Setelah itu, mereka saling menggulirkan kelp tersebut di antara tubuh mereka selama beberapa detik hingga 15 menit,” jelas Michael Weiss, ketua tim peneliti.
Weiss menyebut ini sebagai tiga hal pertama dalam dunia mamalia laut: penggunaan alat yang dibuat sendiri, digunakan untuk dua individu sekaligus, dan dimanipulasi dengan tubuh — bukan dengan tangan atau sirip.
Deborah Giles, ahli orca dari SeaDoc Society yang tidak terlibat langsung dalam penelitian, mengatakan, “Ini perilaku yang sangat menarik. Mereka secara sengaja menciptakan alat yang ingin mereka gunakan.”
Tim juga menemukan perilaku ini lebih sering dilakukan antara individu yang berkerabat dekat atau seumuran — memperkuat dugaan bahwa kelp ini digunakan sebagai bentuk perawatan sosial atau grooming.
“Ini bisa jadi membantu kebersihan tubuh, karena kami menemukan orca yang punya lebih banyak kulit mati lebih sering melakukan gosokan ini,” tambah Weiss.
Els Vermeulen, ahli cetacea dari University of Pretoria, menambahkan meski perilaku ini baru pertama kali dilaporkan, hal itu tidak mengejutkan mengingat orca adalah makhluk sosial yang kompleks.
Seperti halnya manusia yang mandi atau memijat untuk meredakan stres, kelp mungkin memberikan sensasi menyenangkan bagi orca. “Ada manfaat kesehatan, tetapi mungkin juga karena rasanya nyaman,” kata Weiss.
Penggunaan alat oleh hewan bukan hal baru — simpanse, gajah, dan burung telah lama diketahui melakukannya. Namun di lautan, contoh semacam ini masih langka. Lumba-lumba diketahui menggunakan spons untuk mencari makan, dan anjing laut memanfaatkan batu, tapi tidak sampai membuat alat baru seperti yang dilakukan orca ini.
Uniknya, perilaku ini sejauh ini hanya terlihat di antara orca Southern Resident. Bisa jadi karena pengamatan biasanya dilakukan dari kapal, sehingga detail kecil seperti kelp sulit terdeteksi. Penggunaan drone kini membuka jendela baru untuk memahami perilaku kompleks hewan-hewan ini.
Giles bahkan menduga perilaku ini sudah lama ada. “Saya sering melihat mereka berguling-guling dari atas kapal. Mungkin mereka memang sudah melakukan ini sejak lama — hanya saja kita tak pernah melihatnya dengan jelas sebelumnya.”
Selain perilaku kelp yang unik, orca Southern Resident juga dikenal karena kegemaran mereka "memakai salmon di kepala" — perilaku aneh yang belum terjelaskan. “Mungkin mereka sekadar bermain dengan makanan, atau rasanya menyenangkan meletakkan salmon di kepala,” kata Giles.
Sayangnya, waktu untuk mempelajari masyarakat orca ini semakin terbatas. Populasi mereka kini hanya tersisa 73 individu, dan telah diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah di bawah Undang-Undang Spesies Terancam AS.
“Kalau kita kehilangan mereka, bukan hanya 73 ekor paus yang hilang,” ujar Weiss. “Tapi juga tradisi budaya dan masyarakat unik yang mungkin tak akan pernah kita saksikan lagi.” (Live Science/Z-2)
Sejak 1980-an, budidaya rumput laut menjadi sumber penghidupan utama masyarakat di Lembongan, yakni hingga lebih dari 90% masyarakat bergantung pada sektor tersebut.
Sejak dahulu, rumput laut telah menjadi primadona dalam bidang kesehatan, industri, dan kuliner berkat kandungan gizinya yang melimpah.
Selain memberikan rasa umami dan enak, rupanya rumput laut memiliki manfaat bagi kesehatan.
Karena rumput laut memiliki yodium tinggi, maka konsumsi rumput laut kering sebaiknya tidak berlebihan, terutama bagi penderita gangguan tiroid.
Rumput laut tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati seperti tanaman darat, tetapi mampu melakukan fotosintesis karena mengandung klorofil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved