Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Laporan Terbaru Strava, Olahraga tidak Lagi Soal Burning Out

Basuki Eka Purnama
10/12/2024 10:49
Laporan Terbaru Strava, Olahraga tidak Lagi Soal Burning Out
Ilustrasi(Freepik)

STRAVA, aplikasi untuk mendukung gaya hidup aktif, telah merilis laporan tahunan "Year In Sport: Trend Report" ("Tahun Olahraga: Laporan Tren") yang mengungkap berbagai tren yang membentuk perilaku dalam berolahraga secara global pada 2024.

Strava menyusun laporannya dengan menghimpun miliaran data aktivitas dari komunitas globalnya yang meliputi lebih dari 135 juta orang di lebih dari 190 negara, termasuk Indonesia. 

Strava juga merangkum masukan dari survei global yang melibatkan lebih dari 5.000 orang dengan gaya hidup aktif secara acak, baik di dalam maupun di luar basis penggunanya.

Hasil laporan Strava mengungkapkan bagaimana orang-orang di seluruh dunia memprioritaskan rutinitas yang seimbang ketimbang hanya memaksakan diri dalam menjaga kebugaran holistik. Mereka juga semakin terdorong untuk bersosialisasi dalam berolahraga. 

Selamat Tinggal Lelah. Selamat Datang Keseimbangan

Di 2024, persepsi tentang gaya hidup aktif mengalami pergeseran. Orang-orang lebih mengutamakan keseimbangan daripada kelelahan dengan memprioritaskan olahraga singkat dan hari istirahat dalam latihan maraton.

Tahun ini, terdapat peningkatan dalam olahraga mikro dan waktu pemulihan atau istirahat yang menjadi prioritas

Masa-masa ketika orang-orang mendorong diri terlalu keras, bahkan hingga ke titik ekstrem, telah digantikan oleh pandangan yang lebih berkelanjutan dalam berolahraga. 

Hal ini membantu mereka untuk tetap aktif dalam jangka panjang sambil tetap mengutamakan kesehatan mental dan istirahat.

  • Olahraga yang lebih singkat semakin diminati: Secara global, lebih dari 20% dari semua aktivitas fisik adalah olahraga mikro (di bawah 20 menit), yang membantu orang mempertahankan rutinitas yang berkelanjutan
  • Istirahat menjadi prioritas: Para pelari yang berlatih untuk marathon menambahkan lebih banyak hari istirahat dan pemulihan aktif ke dalam jadwal mereka, dengan 51% hari dalam 16 minggu sebelum lomba adalah hari istirahat. Tren serupa juga terjadi di Indonesia, dengan persentase mencapai 42%.
  • Manfaat berhenti untuk bersosialisasi: Olahraga dalam grup besar di seluruh dunia meningkat 13%, dengan waktu istirahat 3x lebih banyak daripada mereka yang beraktivitas sendiri. Temuan ini mencerminkan waktu berhenti yang digunakan untuk ngopi atau mengobrol di tengah latihan.

Strava juga mengungkapkan bahwa fokus pada keseimbangan ini tidak menghambat progres olahraga, dengan 72% target lari pada 2024 tetap tercapai, begitu juga dengan 77% target bersepeda. 

Strava juga mencatat peningkatan jumlah marathon, ultra-marathon, dan century ride sebesar 9% di tahun ini. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya