Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KEHAMILAN adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh pasangan suami istri, penuh dengan harapan dan impian untuk meniti masa depan bersama buah hati.
Namun, di tengah sukacita ini, muncul kekhawatiran dengan meningkatnya kasus hipertensi pada ibu hamil.
Kasus hipertensi pada ibu hamil ini tidak bisa dianggap sepele. Tekanan darah tinggi selama kehamilan bukan hanya mengancam kesehatan ibu, tetapi juga berisiko besar pada tumbuh kembang janin dalam kandungan.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS Pondok Indah - Puri Indah Astrid Fransisca Padang, mengungkapkan bahwa risiko hipertensi dalam kehamilan bisa dipicu oleh beberapa faktor utama.
Ia menjelaskan bahwa terdapat faktor dan gejala tertentu yang bisa mengindikasikan hipertensi dalam kehamilan melalui penjelasannya kepada awak media via aplikasi Zoom pada Jumat (25/10) pagi.
“Ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun atau memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi perlu waspada terhadap risiko hipertensi, karena dapat menyebabkan komplikasi serius seperti preeklamsia,” tuturnya.
Bagi para ibu dengan risiko ini, memahami faktor penyebab dan mengenali tanda-tanda hipertensi sejak dini adalah langkah yang wajib diambil. Melalui artikel ini, kita akan membahas faktor risiko yang perlu diwaspadai, gejala-gejala yang harus dikenali.
Tekanan darah tinggi selama kehamilan bukan sekadar kondisi medis biasa karena dampaknya bisa meluas bahkan bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin serta mempengaruhi kualitas kehamilan secara keseluruhan. Hipertensi pada ibu hamil menjadi salah satu komplikasi serius yang memerlukan perhatian khusus.
Risiko hipertensi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan salah satunya adalah usia ibu hamil. Dokter Astrid menjelaskan bahwa ibu yang berusia di atas 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami hipertensi, termasuk kondisi serius seperti preeklamsia. Usia lanjut pada ibu hamil dapat mempengaruhi kondisi pembuluh darah, yang kemudian meningkatkan risiko hipertensi selama kehamilan.
Selain usia, indeks massa tubuh (IMT) juga menjadi faktor risiko yang tidak kalah penting. Ibu hamil dengan IMT di atas 30 lebih rentan mengalami hipertensi. Kondisi ini dapat memperburuk kerja jantung, yang sudah meningkat akibat tuntutan tambahan selama kehamilan.
Hipertensi pada kehamilan sering kali tidak menimbulkan gejala yang kentara, tetapi dokter Astrid menekankan pentingnya mengenali beberapa tanda yang perlu diwaspadai.
Salah satunya adalah tekanan darah yang meningkat. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil biasanya di atas 140 mmHg untuk sistolik dan 90 mmHg untuk diastolik. Peningkatan tekanan darah ini harus menjadi perhatian serius, terutama jika terjadi secara berkelanjutan.
Selain itu, hipertensi dapat menyebabkan gangguan fungsi organ yang penting bagi ibu hamil, seperti ginjal dan hati. Ibu hamil dengan hipertensi mungkin mengalami gejala seperti nyeri di perut bagian atas, muntah, atau sulit buang air kecil, yang menandakan adanya gangguan fungsi organ. Kondisi ini bisa menjadi tanda preeklamsia, yang merupakan komplikasi serius pada kehamilan akibat hipertensi.
Hipertensi pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga pada pertumbuhan janin. Dokter Astrid menyebutkan bahwa hipertensi dapat menghambat aliran darah dan asupan nutrisi ke janin. Kondisi ini dapat berdampak serius pada berat badan bayi saat lahir dan perkembangan kesehatannya ke depannya.
“Hipertensi dapat mengganggu aliran darah dan asupan nutrisi ke janin, yang akhirnya dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat,” ujarnya.
Dokter Astrid selalu menyarankan ibu hamil untuk melakukan kontrol tekanan darah secara rutin, terutama jika memiliki faktor risiko hipertensi.
Melalui pemeriksaan yang teratur, ibu hamil bisa mendeteksi gejala hipertensi sejak dini dan melakukan tindakan pencegahan. Ibu hamil disarankan untuk melakukan kontrol rutin untuk memantau tekanan darah dan mendeteksi gejala awal hipertensi. Dengan demikian, ibu dan tenaga medis dapat lebih cepat menangani kondisi ini jika terjadi peningkatan tekanan darah.
Selain pemeriksaan rutin, ibu hamil juga dianjurkan untuk menjaga pola makan dan berolahraga ringan sebagai langkah pencegahan hipertensi. Diet sehat dengan mengurangi konsumsi garam, mengonsumsi makanan kaya kalium, serta menjaga hidrasi dapat membantu mengontrol tekanan darah. Ibu hamil dengan risiko hipertensi juga sebaiknya memilih olahraga ringan seperti jalan kaki atau senam hamil.
Hipertensi pada kehamilan memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak pada kesehatan ibu dan janin. Mengenali faktor risiko seperti usia dan IMT, serta memantau tanda-tanda seperti tekanan darah tinggi dan gangguan fungsi organ, sangat penting bagi ibu hamil dengan risiko hipertensi.
Pemeriksaan rutin dan gaya hidup sehat dapat membantu mencegah kondisi ini, sehingga ibu dan bayi dapat melalui masa kehamilan dengan aman. (Z-10)
Ketika seorang ibu hamil dapat mengendalikan asupan nutrisinya, ia tidak hanya melindungi dirinya sendiri tetapi juga melakukan investasi kesehatan terbaik bagi masa depan anaknya.
Suplementasi asam folat sebesar 0,8 miligram bagi ibu hamil terbukti secara ilmiah dapat mengurangi secara signifikan risiko berbagai cacat lahir.
Para siswa penerima manfaat sudah menjalani libur sekolah, pemerintah akan coba merancang tergantung dari kesiapan sekolah.
Penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam 7-10 hari, namun penanganan yang tepat diperlukan agar gejala bisa sembuh dengan cepat sekaligus menghindari komplikasi.
Durian ternyata mengandung nutrisi penting untuk ibu hamil seperti zat besi, folat, dan vitamin C yang baik untuk perkembangan janin.
Diagnosis prenatal membantu mendeteksi potensi kelainan pada janin sebelum lahir. Hal ini memungkinkan orangtua untuk merencanakan langkah terbaik bagi masa depan anak mereka.
Nutrisi lengkap tidak hanya bagi tumbuh kembang janin, tetapi juga untuk menjaga kebugaran dan kesiapan ibu menghadapi peran barunya.
Ibu hamil harus menghindari gerakan minim trauma hingga mengurangi gerakan yang berpusat pada core atau inti tubuh yang ada di area perut.
Ibu Hamil agar menghindari latihan yang terlalu melibatkan otot perut.
Ibu hamil bisa mengonsumsi beberapa makanan yang mendukung perkembangan kognitif janin hingga membuat janin lebih pintar.
Dengan perubahan fisiologi yang dialami ibu hamil, infeksi virus influenza mampu menyebabkan komplikasi hingga mengakibatkan ibu hamil dirawat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved