Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

5 Mitos dan Fakta tentang Penyakit Paru-paru Basah yang Perlu Kamu Ketahui

 Gana Buana
02/10/2024 17:42
5 Mitos dan Fakta tentang Penyakit Paru-paru Basah yang Perlu Kamu Ketahui
Mitos dan fakta tentang paru-paru basah(Freepik)

PARU-paru basah adalah istilah umum yang sering didengar di kalangan masyarakat. Namun, apakah yang sebenarnya dimaksud dengan penyakit ini, dan apa saja mitos serta fakta yang perlu diketahui?

Berikut adalah penjelasan mengenai apa yang dikenal sebagai paru-paru basah, serta beberapa mitos yang perlu diluruskan.

Baca juga : Kasus Penyakit Autoimun Diprediksi Meningkat Pasca Covid-19, Perempuan Waspadalah!

Apa Itu Paru-paru Basah?

Dalam istilah medis, paru-paru basah sering mengacu pada kondisi pneumonia atau efusi pleura. Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara (alveoli), yang bisa terisi dengan cairan atau nanah.

Sementara itu, efusi pleura merupakan penumpukan cairan di antara selaput yang melapisi paru-paru dan rongga dada.

Berbagai penyebab penyakit ini bisa termasuk infeksi bakteri, virus, jamur, atau bisa juga karena kondisi lain seperti gagal jantung atau penyakit autoimun.

Baca juga : Ini Gejala Peradangan Mata Akibat Autoimun

Mitos dan Fakta

Berikut ini adalah beberapa mitos dan fakta yang sering disalahpahami terkait paru-paru basah:

Mitos 1: Paru-paru Basah Disebabkan Karena Terlalu Banyak Minum Air

Fakta: Salah satu mitos paling umum adalah bahwa penyakit ini disebabkan oleh konsumsi air yang berlebihan. Kenyataannya, minum banyak air tidak menyebabkan paru-paru basah. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau kondisi medis lain yang mempengaruhi paru-paru, bukan oleh kebiasaan minum air.

Mitos 2: Hanya Orang Tua yang Rentan Terkena Paru-paru Basah

Fakta: Walaupun orang tua dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah memang lebih rentan terhadap pneumonia atau efusi pleura, penyakit ini bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak, remaja, dan dewasa muda.

Baca juga : Kewaspadaan Pneumonia Akibat Mycoplasma Pneumoniae pada Anak di Indonesia

Mitos 3: Berbaring Terlalu Lama Bisa Menyebabkan Paru-paru Basah

Fakta: Berbaring dalam waktu lama memang bisa meningkatkan risiko infeksi paru-paru terutama pada mereka yang terbaring di rumah sakit atau mengalami kondisi kesehatan tertentu. Namun, itu bukan penyebab langsung dari paru-paru basah. Berbaring lama bisa membuat seseorang sulit untuk mengeluarkan lendir atau dahak dari paru-paru, yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

Mitos 4: Paru-paru Basah Bisa Menular Seperti Flu

Fakta: Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur, yang mungkin menular. Namun, pneumonia itu sendiri tidak selalu menular. Efusi pleura biasanya tidak menular, karena biasanya disebabkan oleh kondisi medis seperti gagal jantung atau kanker.

Mitos 5: Menggunakan Air Dingin atau Kipas Angin Bisa Memperburuk Paru-paru Basah

Fakta: Ada anggapan bahwa penggunaan air dingin atau kipas angin dapat memperburuk kondisi paru-paru basah. Pada kenyataannya, penggunaan air dingin atau kipas angin tidak berpengaruh langsung pada kondisi paru-paru basah. Namun, paparan suhu dingin memang dapat memicu gejala seperti batuk atau sesak napas pada beberapa orang yang memiliki masalah pernapasan.

Baca juga : Yuk, Kenali Penyebab dan Gejala Pneumonia

Gejala dan Penanganan

Beberapa gejala umum yang sering muncul pada paru-paru basah antara lain batuk, demam, sesak napas, nyeri dada, dan kelelahan.

Apabila mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Penanganan bisa meliputi pemberian antibiotik, antiviral, atau pengobatan lain tergantung pada penyebab penyakit.

Banyak mitos yang beredar terkait dengan paru-paru basah, dan penting untuk mengetahui fakta medis yang benar. Penyakit ini adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan yang tepat, dan bukan disebabkan oleh hal-hal seperti minum air berlebihan atau paparan air dingin.

Jika mengalami gejala-gejala yang mencurigakan, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan tenaga medis.

Tetap jaga kesehatan paru-paru dengan menjaga kebersihan, menerapkan pola hidup sehat, dan melakukan vaksinasi jika diperlukan, seperti vaksin pneumonia dan influenza, untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini. (Z-10)

Referensi

  • World Health Organization (WHO) - Informasi terkait pneumonia, penyebab, dan pencegahannya: WHOPneumonia
  • Mayo Clinic - Penjelasan tentang pneumonia, gejala, penyebab, dan pengobatan: Mayo Clinic - Pneumonia
  • Johns Hopkins Medicine - Informasi mengenai efusi pleura dan penanganan kondisi paru-paru: Johns HopkinsMedicine
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC) - Fakta tentang pneumonia, risiko, dan vaksinasi: CDC - Pneumonia



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya