Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Tidur di Lantai dan Menggunakan Kipas Angin Dipastikan tidak Sebabkan Paru-Paru Basah

Basuki Eka Purnama
19/4/2024 05:45
Tidur di Lantai dan Menggunakan Kipas Angin Dipastikan tidak Sebabkan Paru-Paru Basah
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dari RSUP Fatmawati Jakarta, Ermono Superaya, meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk mitos yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan menggunakan kipas angin menghadap badan dengan penyakit tersebut.

Menurut Ermono, paru-paru basah bisa terjadi karena ada infeksi pada paru-paru atau penyakit jantung yang menyebabkan adanya air di paru-paru, bukan semata karena sering tidur di lantai.

"Jadi, tidur di lantai tidak menyebabkan paru-paru basah. Jadi, yang dicek adalah jantung dan paru. Tidur di lantai enggak ada masalah sebenarnya," kata Ermono, Kamis (18/4).

Baca juga : Penderita Insomnia Berisiko Lebih Tinggi Terkena Serangan Jantung

Ia menyampaikan penggunaan kipas angin yang menghadap langsung ke badan semalaman semasa tidur juga bukan penyebab utama paru-paru basah.

Infeksi yang dapat menyebabkan paru-paru basah, menurut dia, dapat terjadi jika kipas angin yang dipakai kotor dan berdebu karena tidak dibersihkan.

Dokter lulusan Universitas Indonesia itu mengatakan, debu akan terus terhirup dan masuk ke paru-paru selama kurang lebih 8 jam tidur dengan kipas angin menyala dan kondisi yang demikian bisa menyebabkan infeksi paru-paru dan mengakibatkan paru-paru basah.

Baca juga : Tidur yang Cukup Buat Kesehatan Anda Terjaga

"Jadinya, paru-paru basah terjadi karena debunya mengendap di paru, di dalam tubuh sel darah putih akan melawan, jadinya infeksi meradang," katanya.

Ermono juga menjelaskan penyakit jantung atau infeksi bisa menyebabkan paru-paru terendam air terus menerus.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi pada paru-paru, ia melanjutkan, pasien harus rutin periksa dan menjalani pengeluaran cairan guna memastikan tidak ada tumor atau kanker pada paru-parunya.

Baca juga : Kamu Merasa Sedang Depresi? Coba deh Lakukan Hal Ini

"Kalau ada infeksi paru, kontrol ke dokter sampai dokter bilang enggak ada apa-apa. Setelah itu, bisa kontrol setahun sekali dan minum obat. Jangan dianggap remeh, dan bosan bolak balik ke dokter," tegasnya.

Dia menyarankan pemeriksaan jantung dan paru-paru untuk mendeteksi kemungkinan mengalami paru-paru basah atau infeksi lainnya.

Selain itu, dia menyampaikan pentingnya berolahraga, memakai masker, serta menghindari paparan debu dan asap guna menghindari penyakit paru-paru. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya