Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PENANGANAN Tuberkulosis (TB) menjadi fokus perhatian bagi negara-negara ASEAN melalui kebijakan Airborne Infection Defense Platform (AIDP) untuk memperkuat pencegahan dan penanganan TB serta meningkatkan sistem kesehatan dan kesiapan melawan pandemi, guna mengatasi masalah infeksi pernafasan yang ditularkan melalui udara.
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI Prof. Tjandra Yoga Aditama sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan peran penting fasilitas kesehatan tingkat satu seperti Puskesmas untuk mengendalikan prevalensi angka berbagai gangguan penyakit menular salah satunya Tuberkulosis (TB).
Melalui kebijakan Airborne Infection Defence Platform (AIDP), Kementerian Kesehatan bersama tim dan juga pakar International Technical Consultant (ITC) Stop TB Partnership Jenewa berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cilandak pada Selasa (1/10).
Baca juga : Menkes Luncurkan Portable X-Ray Pendeteksi TBC
“Pada dasarnya ada lima kegiatan yang dicakup dalam kunjungan ke Puskesmas ini. Pertama adalah pengendalian TB, ke dua antisipasi penyakit menular lainnya termasuk kemungkinan wabah dan lainlain. Ketiga, bagaimana program pengendalian infeksi - PPI (infection prevention control - IPC). Ke empat, pelayanan laboratorium di Puskesmas dan kelima (yang) amat penting adalah bagaimana kegiatan di lapangan,” ujar Prof Tjandra dalam keterangan resmi.
Pada kunjungan tersebut, Prof Tjandra juga menghimpun aspirasi para tenaga medis dan perwakilan kader TB yang hadir. Mereka menyampaikan bahwa pelayanan terus dilakukan secara komprehensif dengan memastikan deteksi dini dan ketersediaan obat.
“Layanan dilakukan dengan hati walaupun memang diangkat juga tentang insentif. Para kader menegaskan bahwa yang utama bagi mereka adalah agar pasien TB, keluarga dan masyarakat dapat mengenal TB dengan baik dan TB di area mereka dapat ditanggulangi dengan baik, jelas Prof Tjandra.
Selain itu, Prof Tjandra menurutkan pihak dari International Technical Consultant (ITC) juga mengapresiasi pelayanan Puskesmas Cilandak, Jakarta Barat, yang mampu menyertakan masyarakat untuk ikut aktif dalam mencegah dan menangani TB.
“(Mereka) amat terkesan dengan pelayanan Puskesmas Cilandak di Jakarta ini, dan juga mereka terkesan dengan peran komunitas dalam pengendalian TB. Saya memimpin kunjungan ini dalam kapasitas sebagai Senior Lead Advisor AIDP dan juga sebagai warga Kecamatan Cilandak, dan memang secara berkala saya datang ke Puskesmas Kecamatan ini,” tandasnya. (H-2)
Ahli jelaskan Pentingnya Pemeriksaan Dahak Pasien TB yang Picu Kekerasan Dokter di RSUD Sekayu
TB merupakan salah satu penyakit yang masih memerlukan atensi atau penanganan khusus di Indonesia. Saat ini Indonesia menempati peringkat kedua dunia.
WAKIL Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini menempati posisi kedua di dunia dalam jumlah kasus Tuberkulosis (Tb), setelah India.
Kementerian Kesehatan menerapkan enam strategi utama, termasuk penguatan promosi dan pencegahan, pemanfaatan teknologi, serta integrasi data dengan rumah sakit dan Puskesmas.
Ekstrak daun pegagan sebagai suplemen pendamping dalam proses pengobatan TB, selain meningkatkan fungsi hati, juga menurunkan biomarker inflamasi serta meningkatkan status gizi pasien.
Indonesia kini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis terbanyak di dunia, setelah India.
Rencana layanan psikologi di seluruh puskesmas pada 2025 sebagai langkah positif dan progresif.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman melakukan pengecekan langsung terhadap pelaksanaan Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak di Pulau Sabutung, Kabupaten Pangkep.
Layanan kesehatan dokter spesialis yang disiapkan di puskesmas meliputi bidang kebidanan, kesehatan anak dan jantung.
SEMBILAN lokasi fasilitas pendidikan dan kesehatan Provinsi Maluku Utara yang mengalami keterbatasan konektivitas memperoleh bantuan layanan internet satelit.
Rasio saat ini, yakni satu dokter gigi untuk setiap 3.000 pasien, masih jauh dari kondisi ideal.
Perlu evaluasi dan koordinasi harian/mingguan antara Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG), dinas pendidikan, dan Satuan Pendidikan untuk menyelaraskan jadwal, menu makanan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved