Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIDUR merupakan salah satu aspek krusial dalam menjaga kesehatan tubuh. Selain berfungsi sebagai waktu istirahat untuk mengurangi kelelahan, tidur juga membantu memulihkan kondisi fisik secara keseluruhan.
Ada berbagai manfaat yang bisa diperoleh dari tidur yang cukup. Namun, penting untuk diingat bahwa tidur yang cukup tidak sama dengan tidur berlebihan. Seperti pepatah mengatakan, "Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik."
Hal ini juga berlaku untuk durasi tidur. Banyak orang mungkin tidak menyadari risiko kesehatan yang dapat muncul akibat tidur terlalu lama.
Baca juga : 7 Kebiasaan Ini Dapat Meningkatkan Risiko Stroke
Dikutip dari sleepphones.com, penelitian di Universitas London pada tahun 2011 menunjukkan bahwa terlalu banyak tidur maupun terlalu sedikit tidur mengakibatkan terjadinya penuaan pada otak tujuh tahun lebih cepat. Biasanya, hal ini sangat berisiko pada pelajar dan mahasiswa. Selain itu, pada wanita berusia 45 tahun ke atas (klimakterium) yang tidur lebih dari 9 jam perhari berisiko mengalami penuaan otak 2 tahun lebih cepat. Penuaan otak mengakibatkan menurunnya kemampuan otak untuk mempelajari hal-hal baru dan sulit menerima informasi.
Salah satu akibat yang sering dirasakan ketika seseorang kelebihan tidur adalah sakit kepala. Hal ini disebabkan karena kebanyakan tidur memberi dampak buruk pada neurotransmitter di otak yang kemudian menyebabkan sakit kepala.
Jika Anda sering mendapati sakit punggung akibat berbagai macam aktivitas yang dilakukan, maka Anda juga perlu mengetahui bahwa tidur sekalipun bisa menyebabkan punggung terasa sakit. Pada saat tidur, tubuh akan bertumpu pada bagian punggung sehingga, struktur dari tempat tidur sangat mempengaruhi kenyamanan tubuh. Juga karena pada saat tidur kita kurang bergerak, hal ini juga dapat menyebabkan sakit pada punggung.
Baca juga : Langkah-Langkah Efektif Atasi Obesitas
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa orang yang tidur lebih dari 7 jam setiap malam, berpotensi dua kali lebih mungkin mengalami penyakit jantung. Hal ini disebabkan oleh ketika seseorang kebanyakan tidur dapat meningkatkan risiko terjadinya kekuragan pasokan oksigen sehingga, aliran mengganggu aliran darah menuju jantung atau lebih dikenal dengan Angina Pektoris.
Kebanyakan tidur dapat memengaruhi siklus menstruasi, pengeluaran hormon, dan ritme sikardian. Wanita yang kurang tidur atau tidur melebihi batas normal berisiko mempengaruhi kesuburan sel telur.
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa terlalu banyak tidur membuat tubuh mengalami rasa lapar yang berlebih akibat produksi hormon ghrelin di lambung. Hormon ini mengarahkan rasa lapar pada makanan yang mengandung karbohidrat dan kebutuhan rasa manis yang berlebihan. Akibatnya, seseorang akan banyak mengkonsumsi makanan ringan dengan kadar karbohidrat, gula, serta MSG yang tinggi. Terlalu banyak tidur juga dapat mengacaukan sistem metabolisme tubuh sehingga produksi insulin terganggu dan menyebabkan gula darah tidak terkontrol. Gula darah tinggi dalam tubuh menyebabkan rasa kenyang dan mengantuk yang besar. Inilah pemicu terjadinya obesitas.
Baca juga : Anda Kesemutan di Satu Sisi? Waspada, Bisa Jadi Gejala Stroke
Selain berisiko obesitas, kadar gula darah yang tidak terkontrol juga menyebabkan terjadinya diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang tidur lebih dari 9 jam setiap malam berisiko 50% lebih besar menderita diabetes.
Metode untuk mengasah otak yang paling baik adalah berpikir. Dengan berpikir, kita bisa meningkatkan pengetahuan. Sementara pada saat tidur, kita tidak bisa melakukan hal tersebut. Pada orang yang kebanyakan tidur mengakibatkan terjadinya penuaan pada otak lebih cepat, serta perlambatan dan kerusakan fungsi otak mengakibatkan menurunnya daya ingat.
Penelitian mengungkapkan bahwa tidur lebih dari 8 jam sehari meningkatkan 14% risiko terkena stroke. Bahkan pada mereka yang tidur berlebih sekaligus menderita hipertensi, risiko stroke 3 kali lebih besar.
Baca juga : Deteksi Dini Stroke dan Kelainan Pembuluh Darah di Otak Mudahkan Penanganan
Kekurangan maupun kelebihan tidur berisiko menyebabkan gangguan pada mental seseorang salah satunya adalah depresi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa tidur 7-9 jam setiap malam mempunyai risiko terkena depresi sebanyak 27%, sedangkan tidur lebih dari 9 jam berisiko lebih banyak yakni 49%. Hal ini menunjukkan bahwa orang depresi cenderung memiliki waktu tidur yang lebih banyak.
Terdengar mengerikan tapi memang itulah yang terjadi. Sebuah penelitian menemukan orang yang tidur di atas batas normal berisiko mati muda. Selain berhubungan dengan kesehatan, risiko kematian juga ada kaitannya dengan depresi dan status sosial ekonomi yang menyebabkan tidur terlalu lama berisiko terhadap kematian mendadak.
Mengingat banyaknya dampak negatif akibat kebiasaan tidur berlebihan, penting untuk membiasakan diri tidur dalam rentang waktu yang wajar. Jika merasa lelah, disarankan untuk melakukan aktivitas ringan di sela-sela pekerjaan, seperti berdiri setelah duduk terlalu lama.
Manfaatkan hari libur untuk bersantai dengan cara yang lebih aktif, seperti berjalan-jalan, daripada sekadar berbaring seharian. (Z-12)
sumber : dinkes.jogjaprov.go.id & halosehat.com
Tidur lebih dari 9 jam setiap hari bisa menjadi gejala depresi yang serius. Kenali hubungan antara oversleeping, hypersomnia, dan gangguan suasana hati.
Tidur merupakan bagian penting dari siklus hidup manusia dan diperlukan untuk pemulihan fisik dan mental. Selama tidur, tubuh menjalani proses pemulihan, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak
Hubungan antara durasi tidur dan kematian menunjukkan bahwa ukuran risiko meningkat sejalan dengan durasi tidur yang lebih besar.
Selama ini diyakini neuron hanya tumbuh saat kecil, namun penelitian baru menunjukkan otak orang dewasa mungkin masih bisa menumbuhkan sel otak baru.
Peneliti menemukan otak perempuan mengalami perubahan signifikan selama pubertas, kehamilan, dan perimenopause akibat fluktuasi hormon.
Saat teh celup dengan kantong teh yang terbuat dari kertas dimasukan ke air panas, sifat kertas ialah menyerap air dan akan robek saat teh diseduh atau dicelupkan di air panas.
Durasi tidur yang dibutuhkan oleh anak per harinya berbeda-beda tergantung dari usia masing-masing.
Penelitian dari MLU menemukan stimulasi listrik ringan melalui metode tDCS dapat memengaruhi kecepatan dan fleksibilitas seseorang dalam mengambil keputusan.
Kurkumin diyakini dapat meningkatkan faktor neurotropik yang berasal dari otak (BDNF).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved