Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
STROKE merupakan salah satu penyebab utama kematian dan cacat di seluruh dunia. Penyakit ini terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau terputus, menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup.
Sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tujuh kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko stroke berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dilakukan.
Merokok telah secara konsisten terbukti menjadi salah satu faktor risiko utama untuk stroke. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan kekentalan darah, yang semuanya dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan akhirnya menyebabkan stroke.
Baca juga : Anda Kesemutan di Satu Sisi? Waspada, Bisa Jadi Gejala Stroke
Gaya hidup yang kurang aktif fisik juga dapat meningkatkan risiko stroke. Kegiatan fisik yang teratur dapat membantu menjaga berat badan yang sehat, mengendalikan tekanan darah, dan meningkatkan sirkulasi darah, yang semuanya dapat mengurangi risiko stroke.
Makanan yang tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan garam telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke. Konsumsi makanan olahan, makanan cepat saji, dan minuman beralkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko stroke.
Hipertensi adalah faktor risiko utama untuk stroke. Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah, yang dapat menyebabkan stroke.
Baca juga : Deteksi Dini Stroke dan Kelainan Pembuluh Darah di Otak Mudahkan Penanganan
Diabetes juga meningkatkan risiko stroke. Tingginya kadar gula darah dapat merusak pembuluh darah dan saraf, yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan meningkatkan risiko stroke.
Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko stroke. Obesitas dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan resistensi insulin, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stroke.
Konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko stroke. Alkohol dapat mempengaruhi tekanan darah, meningkatkan kadar lemak dalam darah, dan meningkatkan risiko aritmia jantung, yang semuanya dapat meningkatkan risiko stroke.
Stroke adalah kondisi serius yang dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Mengenali dan menghindari kebiasaan yang dapat meningkatkan risiko stroke sangat penting untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk berhenti merokok, menjaga berat badan yang sehat, dan mengikuti pola makan sehat, kita dapat membantu mengurangi risiko stroke dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. (Z-10)
Sumber:
Investigasi kematian siswi SMKA Tun Datu Mustapha, Zara Qairina Mahathir, kini mengarah pada dugaan unsur kriminal dan perundungan.
Diplomat muda itu ditemukan meninggal oleh penjaga indekos pada 8 Juli lalu di kamar indekosnya di Jakarta dengan kondisi kepala terlilit lakban.
Hingga kini penyebab kematian diplomat Kemenlu itu belum diketahui, apakah bunuh diri atau korban pembunuhan.
Studi terbaru memperingatkan AMR dapat memicu jutaan kematian dan kerugian ekonomi global hingga Rp32.000 triliun per tahun pada 2050.
Ketentuan itu tidak berlaku jika penyebab meninggal karena terlibat aksi kriminal, terkena HIV/AIDS, dan bunuh diri.
Kelompok usia 30-39 tahun tercatat sebagai yang paling banyak terdampak dengan 12.403 kasus baru.
Otak adalah organ yang menggunakan sekitar 20% kalori tubuh, sehingga membutuhkan banyak bahan bakar yang baik untuk bisa bertahan sepanjang hari.
Tim ilmuwan Johns Hopkins University berhasil mengembangkan organoid otak manusia pertama yang meniru seluruh bagian otak.
Musik dapat berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi ada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Musik berpengaruh positif terhadap stimulasi area kognitif anak, termasuk untuk pemrosesan bahasa dan suara, stimulasi yang berfokus pada pemikiran dan perhatian, dan koordinasi motorik.
Ilmuwan menjelaskan bagaimana neuron menyimpan kenangan secara tersebar, mengapa kita tidak mengingat semua detail, dan bagaimana memori berevolusi.
Peneliti Johns Hopkins menemukan lebih dari 200 jenis protein di temukan di otak tikus tua yang mengalami penurunan kognitif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved