Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DITANDAI dengan masalah obesitas, hipertensi, dan penurunan nafsu seksual, Andropause adalah masalah gangguan penuaan, pada kadar hormon testosteron pria, yang perlu dilakukan pemeriksaan hingga perawatan.
Andropause, yang sering disebut sebagai menopause pria, adalah kondisi yang terkait dengan penurunan kadar hormon testosteron pada pria. Bukan hanya memicu penurunan libido, masalah ini juga dapat memicu penyakit serius seperti, serangan jantung dan struk.
Menjadi pemicu dari penyakit mengancam jiwa, penurunan hormon testosteron, dapat dideteksi dini melalui beberapa gejala, seperti:
Baca juga : Menopause, Mengapa Banyak Perempuan Tidak Tahu Gejala Utamanya?
Gejala inilah yang menandai seorang pria mengalami penurunan hormon testosteron. Apabila seorang pria mengalami 1 hingga 3 gejala ini, wajib baginya untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
MI/Ajeng Tamyiz--Dokter spesialis andrologi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Pondok Indah, Androniko Setiawan
Dokter spesialis andrologi yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Pondok Indah, Androniko Setiawan, menyampaikan, “Kalau salah satu saja gejala seperti penurunan dorongan seksual terjadi, baik di usia lanjut atau pada usia 30-an, ia harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena, masalah penurunan hormon testosteron ini jadi pemicu seorang pria mudah terserang penyakit yang mengancam nyawa."
Baca juga : Masuki Masa Menopause, Ini Olahraga yang Tepat untuk Perempuan
Penurunan hormon testosteron sendiri adalah sebuah kondisi ketika testis tidak memproduksi cukup hormon testosteron. Kadar hormon testosteron normal pada pria, normalnya berkisar antara 200 hingga 700 nanogram per desiliter (ng/dL) dalam darah.
Apabila kadar hormon ini sudah di bawah normal, hal itu dianggap sebagai kekurangan hormon testosteron, yang mempengaruhi fungsi vital organisme seperti, metabolisme tubuh buruk, peredaran darah buruk, jantung tidak bekerja dengan baik, hingga pengaruh pada kerja otak pria. Hal ini yang memicu datangnya penyakit mengancam jiwa pada pria.
Masalah penurunan hormon testosteron ini, kerap terjadi pada pria lanjut usia. Sebanyak 34% pria usia 45 hingga 54 tahun, mengalami penurunan hormon testosteron dan mencapai titik 50% terjadi pada pria usia 85 tahun ke atas. Hal itu terungkap dalam studi oleh Mulligan dan rekan-rekannya pada 2006 yang melibatkan 2.165 pria.
Baca juga : Inspirasi dari Kolase Mendiang Sang Ayah, SSST Hadirkan Legacy II Bergaya Surealisme
Usia tua bukan menjadi alasan bagi seorang pria untuk tidak mengecekan masalah ini ke dokter.
Menurut Androniko, penurunan hormon testosteron pada pria dapat diobati melalui cara yang sudah teruji klinis. Salah satunya Terapi Penggantian Testosteron (TRT) yang dapat mengembalikan 50% hingga 80% kadar hormon testosteron, tergantung pribadi masing- masing pria.
Suntikan
Baca juga : Mengungkap Rahasia Kesehatan Pria Melalui Kualitas Air Mani
Testosteron dapat diberikan melalui suntikan intramuskular, biasanya setiap 1-3 bulan. Cara ini dianggap sebagai cara yang paling efektif, berpengaruh sebesar 80%.
Gel
Gel yang mengandung testosteron dioleskan pada kulit, biasanya pada lengan, perut, atau paha. Memungkinkan penyerapan langsung ke dalam aliran darah.
Patch
Yaitu plester yang mengandung testosteron ditempelkan pada kulit dan diganti setiap hari, untuk memastikan kadar testosteron stabil sepanjang hari.
Kapsul
Kapsul testosteron dikonsumsi secara oral dan dapat membantu meningkatkan kadar testosteron dalam darah, yang dapat mengatasi gejala defisiensi testosteron seperti kelelahan, penurunan libido, dan penurunan massa otot.
Bukan hanya itu, dukungan dari luar juga berpengaruh pada peningkatan kadar hormon testosteron. Seperti, rajin berolahraga, tidak mengonsumsi makanan proses, dan hindari rokok atau alkohol akan membantu peningkatan kadar hormon testosteron. (Z-1)
Journal of the American Heart Association mengungkapkan fakta mengejutkan: sindrom "patah hati" atau kardiomiopati takotsubo justru lebih mematikan bagi pria.
Sebuah studi internasional terbaru mengungkapkan alasan ilmiah mengapa pria dan wanita mengalami risiko, gejala, serta hasil kesehatan yang berbeda dalam menghadapi penyakit
Para ilmuwan menemukan penurunan risiko ini mungkin berbeda antara pria dan perempuan. Jadi siapa yang perlu berolahraga lebih banyak?
Sindrom patah hati bukan hanya istilah puitis. Sebuah studi medis terbaru membuktikan bahwa kondisi ini benar-benar bisa menyebabkan kematian—dan pria ternyata jauh lebih rentan.
Pria dalam penelitian ini, 45,4 persen diklasifikasikan sebagai penderita obesitas, dan hampir sepertiga memiliki kondisi pradiabetes 29,2% dan prahipertensi 31,1%.
Sebuah studi dari National Institute of Cardiology di Warsawa menemukan pria yang sudah menikah memiliki risiko 3,2 kali lebih besar mengalami obesitas dibandingkan pria lajang.
Hot flashes adalah sensasi panas yang tiba-tiba muncul pada tubuh bagian atas, terutama pada wajah, leher, dan dada. Kondisi ini sering terjadi selama masa menopause.
Veozah merupakan pengobatan yang disetujui FDA untuk gejala vasomotor sedang hingga berat, istilah medis untuk sekelompok gejala menopause seperti berkeringat malam dan hot flashes.
Menopause adalah fase alami dalam kehidupan perempuan yang membawa perubahan fisik dan hormonal, termasuk peningkatan risiko osteoporosis.
Kanker endometrium, yang menyerang lapisan dalam rahim, umumnya dialami perempuan yang memasuki masa menopause. Salah satu penyebabnya ialah gaya hidup tidak sehat.
Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Menopause mengungkapkan perempuan yang mengalami menopause di usia yang lebih tua berisiko lebih tinggi terkena asma.
Hari Menopause Sedunia, yang diperingati setiap 18 Oktober, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang fase penting dalam kehidupan perempuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved