Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BERDASARKAN data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada 2023 lalu, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan jumlah diabetes pada anak di tahun 2010.
IDAI mencatat, ada 1.645 anak dengan diabetes melitus yang tersebar di 13 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado.
Kondisi tersebut tentu penting bagi orangtua untuk memperhatikan komposisi gula yang terkandung dalam makanan atau minuman anak. Lantas, berapa kiranya takaran gula yang pas untuk dikonsumsi anak?
Baca juga : Anak Bisa Dikenalkan dengan Cita Rasa Manis Gula, Ini Tips dari Pakar Gizi
Dokter Spesialis Anak Lucky Yogasatria, mengatakan dalam sehari anak usia 5 tahun, maksimal hanya mengonsumsi 45 gram gula dan alangkah lebih baik kurang dari jumlah tersebut untuk menjaga kesehatan anak.
“Anak usia 5 tahun itu batas konsumsinya adalah sekitar 10 persen dari total kalori, artinya kalau anak usia 5 tahun itu mungkin (maksimal) sekitar 45 gram dalam satu hari,” kata lucky dalam unggahannya di Instagram, dikutip Minggu (15/9).
Jika membandingkan dengan minuman kemasan yang beredar di pasaran, di mana rata-rata minuman kemasan berukuran 250 ml mengandu 20-25 gram gula, dapat diartikan dalam satu hari anak dilarang mengonsumsi minuman kemasan lebih dari satu kotak.
Baca juga : Ini Tips Mengurangi Konsumsi Gula pada Anak
“Saat teh kemasan (250ml) itu mengndung sekitat 20 gram gula. Bayangkan kalau anak minum 2-3kali sehari. Ini lah yang bisa menganggu kesehatan anak di masa depan. Seperti gagal ginjal, diabetes dan lainnya,” ucap Lucky.
Karenannya, Dokter yang berdomisili di Bali itu mewanti-wanti kepada orang tua tidak harus berhari-hati saat memberikan makanan dan minuman kepada anak.
“karenanya jangan lupa baca table komposisi di setiap makanan atau mimuman yang kita kasih ke anak kita,” tukasnya. (S-1)
Pentingnya bagi orang tua mengetahui perbedaan berbagai jenis gula seperti gula alami, gula tambahan dan gula bebas. Hal itu akan memengaruhi kualitas gula dalam tubuh.
Masalah kesehatan seperti diabetes anak menjadi semakin umum, dan penting bagi kita sebagai orangtua untuk memahami batas aman konsumsi gula untuk anak-anak kita.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Target penelitian menghasilkan prototipe aplikasi mobile intervensi pengetahuan tentang penurunan konsumsi gula, garam, dan lemak pada remaja perkotaan.
Kelebihan gula juga dapat menyebabkan depresi dan perilaku antisosial, menyebabkan gangguan hormonal terutama saat akil balig
Langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua agar anak bisa mengenal cita rasa manis dari gula yang aman ialah dengan membiasakan konsumsi pangan dari sumbernya secara langsung.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Niar Umar menyayangkan masih adanya produk susu anak dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) menggunakan gula tambahan.
Disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda dapat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit jantung koroner.
Dalam upaya menurunkan berat badan, pilihan makanan tidak selalu menjadi fokus utama. Minuman yang dikonsumsi juga dapat berperan penting.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menyebut 96% orang Indonesia sering mengomsumsi produk manis karena rasanya enak; 91% mudah didapat;dan 79,3% beralasan murah.
Kebiasaan ibu dalam mengonsumsi gula dapat sangat memengaruhi pola makan anak, terutama dalam hal preferensi terhadap baik makanan maupun minuman manis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved