Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Mengenal Bahaya Swamedikasi, Pengobatan Mandiri yang Beresiko, ini Dampaknya

Meilani Teniwut
31/8/2024 22:13
Mengenal Bahaya Swamedikasi, Pengobatan Mandiri yang Beresiko, ini Dampaknya
Dokter memeriksa pasien penyakit Tuberkulosis (TBC) di RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat(ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)

PERNAHKAN Anda mendengar istilah swamedikasi? Swamedikasi atau pengobatan sendiri, adalah upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk mengatasi gejala penyakit tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Meskipun terlihat praktis, swamedikasi memiliki risiko kesehatan yang perlu diperhatikan.

Menurut Kepala Pemasaran Profesional Perawatan Pribadi Unilever Indonesia, drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent, MDSc, menjelaskan bahwa swamedikasi melibatkan berbagai jenis obat, seperti obat bebas, obat terbatas, obat tradisional, dan obat resep.

"Swamedikasi mencakup berbagai jenis obat yang perlu diperhatikan dengan baik. Ada label hijau, merah, dan biru yang harus dipahami untuk menghindari kesalahan penggunaan. Interaksi antar obat juga perlu diperhatikan," katanya.

Baca juga : Metode Laser Bisa Obati Wasir Lebih Cepat dan Minim Nyeri

Bahkan, resiko utama dari swamedikasi bisa terkena penyakit kronis. Dampaknya pun tampak cukup berbeahaya, bukannya sehat malah menjadi semakin sakit.

"Jika seseorang mengonsumsi banyak obat tanpa berkonsultasi dengan dokter, hal ini bisa menyebabkan gangguan pada hati dan ginjal. Semua obat diolah dan dikeluarkan melalui organ-organ ini, sehingga penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan serius," ungkapnya.

Selain itu, untuk swamedikasi pada masalah gigi biasanya banyak ditemukan seperti penggunaan antibiotik tanpa resep, bisa berisiko tinggi.

Baca juga : Obat Sakit Kepala tidak Boleh Dikonsumsi Selama Lebih dari 15 Hari

"Banyak orang memilih pengobatan mandiri karena keterbatasan akses layanan kesehatan gigi, masalah finansial, atau ketidaknyamanan untuk berobat langsung. Namun, pengobatan tanpa konsultasi bisa memperburuk kondisi, meningkatkan resistensi antibiotik, dan bahkan menyebabkan disfungsi ginjal yang berpotensi fatal," tegasnya.

Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Holt yang dikutip oleh Aini et al, 2019 swamedikasi adalah risiko obat yang tidak digunakan sesuai aturan, yang dapat menyebabkan pemborosan biaya dan waktu untuk mengatasi masalah kesehatan.

Selain itu, terdapat kemungkinan timbulnya reaksi tidak diinginkan seperti efek samping, resistensi, dan sensitivitas. Swamedikasi juga dapat didorong oleh subjektivitas, dengan pemilihan obat sering kali berdasarkan pengalaman pribadi, iklan, dan pengaruh lingkungan sosial.

Untuk mencegah risiko kesehatan ini, sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang berkompeten sebelum memulai pengobatan. Dengan begitu, Anda dapat memastikan penggunaan obat yang aman dan efektif, serta menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. (Z-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya