Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Mengenal Teknologi Telerobotik untuk Operasi Urologi Jarak Jauh

Devi Harahap
30/8/2024 19:58
Mengenal Teknologi Telerobotik untuk Operasi Urologi Jarak Jauh
Operasi urologi jarak jauh oleh dokter Rumah Sakit I.G.N.G Ngurah Bali dan RSCM Jakarta dengan teknologi telerobotik.(Dok. Antara/Rumah Sakit I.G.N.G Ngurah Bali)

PARA dokter ahli urologi dari Rumah Sakit I.G.N.G Ngurah Bali dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta telah berhasil melakukan operasi urologi jarak jauh pertama di Asia Tenggara. Operasi dilakukan dengan menggunakan teknologi telerobotik.

Direktur Utama RSCM, Supriyanto menjelaskan telerobotic surgery merupakan sebuah metode bedah jarak jauh, dengan memanfaatkan teknologi robotik. Melalui teknologi ini, beberapa permasalahan khususnya kendala geografis, atau akses yang sulit dapat diatasi.

“Jaringan nirkabel memungkinkan dokter bedah untuk melakukan tindakan operasi terhadap pasien secara jarak jauh dan real-time, termasuk untuk kasus-kasus urologi, bedah digestif, dan lain- lain,” ujarnya di RSCM Jakarta pada Jumat (30/8).

Baca juga : Operasi Sistem Telerobotik bisa Jadi Solusi Dunia Media Atasi Kekurangan Dokter di Indonesia

Operasi telerobotik pertama yang berhasil dijalankan Indonesia ini dipisahkan jarak 1.200 kilometer antara Bali dan Jakarta dengan dukungan pemanfaatan teknologi jaringan nirkabel yang memungkinkan dokter bedah melakukan operasi pada pasien secara jarak jauh dan real time.

Sementara itu, Ketua Tim Telerobotik yang juga turut menjalankan prosedur operasi telerobotik hari ini di RSCM, dr. Ponco Birowo, mengemukakan, sebelum melakukan tindakan operasi telerobotik pada pasien, para ahli urologi telah melakukan uji coba dengan alat peraga atau manekin untuk memastikan keamanan pasien.

“Tentunya ada persiapan yang telah kami lakukan, kami juga menyiapkan antisipasi untuk kejadian yang tidak diinginkan, termasuk jika harus ada konversi tindakan dari telerobotik menjadi laparoskopi operasi dalam perut atau panggul tanpa membuat sayatan besar pada kulit,” paparnya.

Baca juga : Nunung Srimulat Jengkel tak Diperhatikan Keluarga, Hari ini Mendadak Jalani Operasi Mata

Turunkan Angka Kematian

Ketua Kolegium Urologi Indonesia, Prof Chaidir A. Mochtar, menjelaskan penerapan sistem telerobotik dalam dunia medis dapat memperkecil tingkat kematian operasi. Teknologi tersebut akan didatangkan langsung dari Tiongkok untuk meminimalisir pasien lebih luas lagi.

“Berapa keuntungan dari sisi kesehatan? Kalau orang yang tadinya tidak dioperasi karena minimnya dokter ahli di berbagai daerah, maka akan fatal dengan berakhir pada kematian dan sebagainya. Tetapi dengan pendistribusian alat ini, kita bisa operasionalkan itu, pasien bisa memiliki harapan hidup dan menghidupi keluarganya lagi. Jadi, rollover-nya ini sangat besar,” imbuhnya.

Menurut Mochtar, tingkat keberhasilan dan kesembuhan pasien lebih tinggi dengan alat ini dan lebih baik secara hasil dan lebih presisi sehingga darah yang keluar dari tubuh pasien lebih sedikit. Selain itu, alat telerobotik ini juga akan jauh lebih fleksibel untuk dioperasikan.

Baca juga : Kemenkes Apresiasi Keberhasilan Operasi Kista Ginjal Berbasis Telerobotik Pertama di Indonesia

“Saat operasi perut pasien akan dibuat sayatan lebar, hal itu dikerjakan untuk membantu supaya lebih teliti. Jadi sayatan-sayatannya tersebut dibantu oleh robot itu sehingga per ukuran yang sangat kecil pun, per mikron bisa dibantu sayatannya,” jelasnya.

Melalui penerapan teknologi ini, Mochtar yakin dapat membantu pemerintah untuk memperkecil gap kurangnya jumlah dokter ahli di Indonesia.

“Jadi dokter yang ahli itu gitu bisa mengerjakan operasi dari pusat. Sebab dari kajian ekonomi dan kesehatan, akan ada banyak yang tertolong di daerah-daerah karena telerobotik ini, bahkan dokter yang memberi arahan operasi bisa dilakukan dari rumah,” tuturnya.

Baca juga : Bea Cukai dan Royal Malaysian Customs Sita Ribuan Gram Narkotika dalam JTFN 2024

Selain itu, Mochtar menekankan bahwa telerobotiknya juga dapat membuat pasien lebih mudah dan efisien dalam menjalani pengobatan.

“Jadi juga bisa efisiensi waktu, tidak harus menunggu-nunggu lama di rumah sakit ke pusat Jakarta. Bayangkan kalau misalnya teman kita dari Maluku Ambon ke sini, sudah berapa puluh juta mereka itu habis dana,” imbuhnya.

Menurut Mochtar, pemerintah harus mempersiapkan berbagai komponen pendukung seperti pengadaan infrastruktur jaringan internet hingga pengadaan alat telerobotik ini secara merata. Terkait SDM lanjutnya, para dokter kini sudah bisa mempelajari penggunaan telerobotik sejak masa pendidikan.

“Jadi sebelum bisa menggunakan alat robot ini, tentu seorang dokter ahli bedah itu harus melalui pendidikan atau pelatihan. Itu ada seperti jalurnya. Asal infrastrukturnya menunjang, kemudian setelah mengikuti pelatihan yang sesuai, artinya kompetensinya memenuhi, bisa langsung,” katanya

“Kalau dulu kita belajar mulai dari operasi terbuka dulu, kemudian operasi laparoskopi, baru ke robotik. Tapi sekarang modelnya adalah seseorang bisa langsung belajar ke robotik. Bisa langsung belajar,” lanjutnya.

Direktur Human Capital Management Telkomsel Indrawan Ditapradana menyatakan mendukung sepenuhnya pelaksanaan uji coba operasi telerobotik pertama di Indonesia tersebut dengan memanfaatkan teknologi broadband terdepan.

“Solusi ini diharapkan mampu mengatasi kendala akses dan kualitas layanan kesehatan di daerah yang jauh dan memiliki tantangan geografis dan membuka peluang transformasi digital sebagai kunci kemajuan bangsa,” jelasnya. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya