Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Tingkatkan Kewaspadaan Kasus Mpox pada Anak

Atalya Puspa
30/8/2024 09:51
Tingkatkan Kewaspadaan Kasus Mpox pada Anak
Ilustrasi(freepik.com)

UNICEF menyampaikan lebih dari setengah kasus mpox dan hampir 80% kematian mpox Republik Demokratik Kongo terjadi pada anak. Selain itu, di Burundi, hampir 60% kasus mpox adalah anak dan remaja di bawah 20 tahun, di mana 21% kasus berusia dibawah 5 tahun.

"Negara Afrika seperti Kongo mulai mengkaji kemungkinan vaksinasi pada anak-anak dengan risiko tinggi di negaranya, bersama kegiatan pengendalian lainnya," kata Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan resmi, Jumat (30/8).

Tentu, lanjut dia, kita berharap agar mpox dapat dikendalikan di dunia, baik pada dewasa maupun anak-anak. "Semoga rakyat dan bangsa kita -termasuk anak-anak- dapat terlindungi dari bahaya penyakit ini, dan untuk ini maka upaya yang terbaik perlu dilakukan," imbuhnya.

Baca juga : Pemerintah Berencana Tambah Vaksin Mpox 1.600 Dosis

Tjandra menyatakan, sedikitnya ada sembilan alasan kenapa kasus mpox kini cukup banyak pada anak. "Pertama, karena clade 1b mpox sekarang ini ternyata menular pada berbagai kelompok umur, termasuk anak-anak," katanya.

Kedua, kenyataan bahwa di beberapa negara Afrika memang sedang dilanda konflik dan juga munculnya pengungsi dengan berbagai masalahnya. Ketiga, terjadinya kurang gizi pada sebagian anak di sana.

Keempat, terjadinya berbagai penyakit lain yang juga melanda, yang tentu berpengaruh terhadap kemungkinan tertular mpox. Beberapa penyakit yang dihadapi di Afrika sekarang ini antara lain adalah kolera, polio, dan ada pula wabah campak di Burundi.

Baca juga : Mahal dan Masih Terbatas, Vaksin Mpox Bukan untuk Umum

Kelima, ada juga faktor rendahnya angka cakupan imunisasi di beberapa negara Afrika itu. Keenam, keterbatasan fasilitas pelayanan kesehatan termasuk diagnosis dan pengobatannya.

Ketujuh, relatif rendahnya kesadaran kesehatan masyarakat karena menghadapi berbagai masalah sosial lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Kedelapan, anak-anak biasanya main ramai-ramai bersama yang memudahkan kontak langsung satu dengan lainnya.

"Kesembilan, kenyataan beberapa anak-anak tidur dan tempat tidur yang sama berdesakan di rumah yang relatif sempit disana, yang juga lebih memungkinkan kontak penularan terjadi," jelas dia. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya