Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
SEKITAR 300 guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) nampak bersemangat dan antusias mendapat arahan dan motivasi dari Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbudristek Prof. Dr. Nunuk Suryani di kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa (20/8) malam.
Nunuk mengutarakan Provinsi Sultra merupakan salah satu provinsi yang memiliki capaian program Merdeka Belajar sangat baik dengan sejumlah provinsi lainnya. Sebelumnya,ia telah melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau dan Bengkulu, dijadwalkan juga akan berkunjung ke Ternate, Mamuju, Papua, dan lain lain.
Pada kunjungan kerja di Sultra , Dirjen Nunuk berdialog langsung dengan sekolah, kepala sekolah, para guru, mahasiswa kampus Unhalu Oleo yang jadi peserta Program Pendidikan Guru dan Balai Guru Penggerak (BGP).
Baca juga : FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan
“Saya mendata laporan di antaranya provinsi Sultra dinilai bagus dalam implementasi program Merdeka Belajar. Maka saya jadwalkan kunjungan ke lapangan dengan mengunjungi sekolah, berdialog dengan para guru, mahasiswa dan lain lain. Saya bersyukur mereka antusias mengikuti program program Kemendikbudristek khususnya program Merdeka Belajar dari Ditjen GTK," papar Nunuk dalam keterangannya Rabu (21/8).
Pada dialog dengan para guru P3K, Nunuk yang juga Guru Besar Universitas Negeri Surakarta (UNS) itu berpesan terus meningkatkan kompetensi dan belajar melalui berbagai program yang diluncurkan Kemendikbudristek.
Para guru juga diminta tetap pada komitmennya menjalankan tugas pengajarannya dengan baik, aktif dan kreatif. "Bapak dan ibu guru semua, kendati telah pintar belajar teknologi dengan membuat konten-konten menarik, saya berharap tetap menjaga komitmen pada tugas utamanya yaitu mengajar dan mendidik para peserta didik.Bagi yang ingin menjadi youtuber atau influencer jangan nantinnya mengganggu tugas mendidik dan mengajarnya,” tukas Nunuk.
Baca juga : Kepsek SMAN 2 Kendari Termotivasi Program Guru Penggerak
Pada kesempatan tersebut sejumlah guru P3K menyampaikan apresiasi pada Ditjen GTK Kemendikbud-Ristek yang telah memberi ruang dan kesempatan mengikuti seleksi P3K hingga berhasil lulus. Di antaranya Krisnamaya, guru SD di Kota Kendari yang sudah menjadi ASN P3K setelah 19 tahun berhasil lolos menjadi guru penggerak.
Ia mengaku bersyukur dan ketika lulus sebagai ASN P3K pada tahun 2021 dan pada tahun yang sama juga lolos dalam program Guru Penggerak Angkatan 5 sekaligus lolos program sertifikasi.
Bagi dia, tahun 2021 menjadi tahun emas sebagai ASN P3K dan guru penggerak sekaligus. “Ya,bagi saya tahun 2021 sebagai tahun emas karena tiga kebijakan Ibu Dirjen GTK berhasil saya raih sekaligus,” ungkap Krisnamaya dengan nada semangat.
Baca juga : Pantau Capaian Program Merdeka Belajar, Dirjen Guru Kunjungi Sulawesi Tenggara
Dikatakan ia mengikuti program Guru Penggerak pada usia 47 tahun dan terus belajar meningkatkan kompetensi. “Sekarang usia saya telah 50 tahun, tetap terus semangat belajar. Program Guru Penggerak memberi peluang saya mampu terus belajar, berbagi praktik baik pendidikan bersama teman guru lainnya,” tukasnya.
Senada, ASN P3K lainnya Darlin mengutarakan bersyukur karena lebih dari 15 tahun penantiannya terwujud lulus menjadi guru ASN dengan status P3K. Program P3k mampu membuat dirinya meningkatkan penghasilan bagi kesejahteraan keluarga,
Dikatakannya, program P3K dapat meningkatkan kesejahteraannya dari gaji Rp300 ribu per bulan sebagai guru honorer menjadi Rp3,7 juta tiap bulannya.
Darlin, guru SD di Kendari mengungkapkan mengajar sebagai guru honorer sejak 2008 dan mengikuti tes dan lulus program ASN P3K tahun 2021. Status P3K yang disandangnya meningkatkan rasa percaya diri serta motivasi untuk terus belajar meningkatkan kompetensinya dalam mengajar dan mendidik para siswanya lebih baik. (S-1)
Kondisi kesejahteraan guru secara umum, saat ini masih terbilang rendah dan belum sebanding dengan pengabdian yang mereka berikan.
PEMERINTAH telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 7 Tahun 2025 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah.
Satriwan menekankan bahwa Permendikdasmen 7/2025 ini secara egaliter memberikan kesempatan yang sama untuk membuat guru dapat menjadi kepala sekolah.
Program ini akan menyasar guru berusia 50-55 tahun dan akan mendapatkan keistimewaan karena pengalaman mengajar mereka yang sudah lama.
Tunjangan sebesar Rp1,5 juta per bulan diberikan bagi guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di pulau-pulau yang lebih dekat.
Raco merupakan guru SD sekaligus ranger sambilan yang menjadi tulang punggung literasi di Pulau Komodo.
KEBERADAAN atas pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) pada dunia pendidikan sesungguhnya tidak hanya yang menjadi guru, tetapi juga dialami pada dosen
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved