Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
GEJALA-gejala yang tampak sepele seperti batuk berkepanjangan dan sesak napas ternyata bisa menjadi tanda awal kanker paru yang berbahaya.
Dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Minggu Ririen Razika Ramdhani mengingatkan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kondisi semakin memburuk.
Gejala pertama yang harus diperhatikan adalah batuk dan sesak napas yang tidak bisa dijelaskan oleh kondisi medis lainnya.
Baca juga : Deteksi Dini Kanker Paru dengan CT Scan Dosis Rendah
Ini biasanya terjadi karena tumor telah mempengaruhi selaput paru-paru atau saluran napas.
"Jika tumor tumbuh cukup besar atau cairan mulai berkumpul di rongga dada, pasien akan mengalami sesak napas akibat penyebaran tumor ke bagian lain dari paru-paru," kata Ririen dikutip dari Antara.
Selain batuk dan sesak napas, batuk berdarah juga bisa menjadi tanda adanya kanker paru.
Baca juga : Ini Pentingnya Skrining Kanker Serviks untuk Perempuan
Ini terjadi ketika tumor tumbuh di daerah napas yang lebih sentral di paru-paru, menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di sekitarnya.
Nyeri dada adalah gejala lain yang sering dikeluhkan oleh pasien. Nyeri ini disebabkan oleh tekanan tumor pada saraf dan pembuluh darah di sekitar paru-paru.
"Perlu diwaspadai juga jika terjadi pembengkakan pada wajah dan lengan, yang mungkin disebabkan oleh tumor yang semakin besar dan menekan pembuluh darah," tambah Ririen.
Baca juga : Kedai Kopi di Mall Bogor Junction Terbakar, 1 Satpam Dilarikan ke Rumah Sakit
Sayangnya, di Indonesia, sebagian besar pasien datang dalam kondisi tumor yang sudah parah dan berada pada stadium lanjut, sehingga penanganannya menjadi lebih sulit.
Menurut data dari rumah sakit yang menangani kanker paru dan toraks, 92 persen kasus kanker paru terjadi pada usia 40 hingga 60 tahun, dengan mayoritas pasien adalah laki-laki.
Deteksi dini dan skrining sangat penting untuk mendeteksi kanker paru sejak awal.
Baca juga : Ebus, Teknologi untuk Mendiagnosis Kanker Paru-Paru
Masyarakat dihimbau untuk melakukan pemeriksaan secara mandiri dan mengontrol faktor risiko yang dapat dicegah, seperti menghindari rokok, paparan polusi, dan pekerjaan yang berisiko seperti paparan asbes.
"Kita harus berupaya menurunkan angka kasus baru kanker paru dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang bisa dikontrol," ujar Ririen.
Bagi mereka yang sudah terpapar oleh faktor risiko, program skrining seperti Low Dose CT Scan diperlukan untuk meningkatkan harapan hidup melalui deteksi dini. (Z-10)
Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat bersifat akut maupun kronis.
Kasus kanker usus besar pada anak muda meningkat. Kenali 4 gejala awal.
Kenali gejala khas kanker yang sering muncul di malam hari, mulai dari keringat malam berlebihan hingga kelelahan ekstrem. Deteksi dini tingkatkan peluang sembuh.
Kanker payudara adalah salah satu penyakit yang menjadi perhatian utama bagi kesehatan wanita di seluruh dunia.
FDA menyetujui tes darah pertama untuk deteksi dini Alzheimer. Diagnosis kini lebih mudah, cepat, dan tanpa prosedur invasif seperti PET scan dan pungsi lumbal.
Respons yang cepat dan deteksi dini dapat minimalisir dampak lebih buruk dari perilaku bullying, baik bagi korban, dan juga yang melakukan bullying.
Rumah Sakit Dokter Hasri Ainun Habibie Parepare, Sulawesi Selatan, baru saja menghadirkan layanan nonfarmakologi terbaru bernama pelayanan asuhan persalinan dengan aroma terapi
Digitalisasi di rumah sakit bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi transformasi budaya kerja dan keselamatan pasien
Di ranah kesehatan, Indonesia menyumbang lebih dari 60% wisatawan medis ke Malaysia setiap tahunnya (data Malaysia Healthcare Travel Council).
Penunjukan JLL memperkuat posisi BIH sebagai proyek unggulan sektor kesehatan nasional.
Kemenkes menyebut rumah sakit (RS) asing dimungkinkan untuk membuka cabang di Indonesia. Hal itu selaras dengan pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto
Warga Indonesia dan Bali perlu mengetahui bahwa sejak Juni-Juli 2025, ada 21 penyakit yang tidak ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved