Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
MAHASISWA Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie kembali menggelar acara utama MarcommWeek 2024, "Mangrov-olution: Planning The Future" yang berfokus pada edukasi dan workshop terkait pelestarian mangrove serta dampaknya terhadap perubahan iklim, setelah sukses dengan kegiatan pre-event penanaman mangrove dan pembersihan pantai Muara Baru, Tangerang. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kesadaran generasi muda tentang pentingnya menjaga ekosistem mangrove bagi lingkungan pesisir laut dan masa depan yang berkelanjutan.
“Kegiatan Main Event Marcommweek ini merupakan kegiatan lanjutan dari penanaman mangrove yang sudah kami realisasikan di Muara Baru, Tangerang. Hal ini menunjukkan komitmen kami terhadap pelestarian lingkungan. Semoga workshop ini dapat menginspirasi generasi muda untuk berkontribusi positif bagi lingkungan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini dan telah meluangkan waktunya untuk hadir,” ujar dosen pembimbing kegiatan MarcommWeek, Dessy Kania.
Sementara itu, Devi Fitriani selaku ketua pelaksana menambahkan bahwa workshop ini merupakan kelanjutan dari aksi penanaman mangrove dan pembersihan pantai di Muara Baru, Tangerang. Selain mendalami pentingnya ekosistem mangrove, kegiatan ini juga bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pelestarian mangrove dapat berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Dengan demikian, diharapkan peserta dapat memahami kontribusi mereka terhadap upaya perlindungan lingkungan dan perubahan iklim.
Baca juga : Menteri LHK: COP28 Jadi Titik Balik Akselerasi Penanganan Krisis Iklim
Workshop ini menghadirkan tiga narasumber utama yang ahli di bidangnya. Ken Ayuthaya, dosen Ilmu Komunikasi di Universitas Bakrie, membahas bagaimana Gen Z dapat menyuarakan kampanye perubahan iklim dengan tema 'Gen Z Voice Matters'. Ia menjelaskan bahwa Gen Z memiliki potensi besar dalam mengangkat isu perubahan iklim karena kesadaran dan pemahaman mereka yang tinggi dibandingkan generasi lain. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform digital, Gen Z dapat menggalang dukungan, menyebarkan informasi, dan mendorong tindakan nyata untuk mitigasi perubahan iklim.
Melanjutkan fokus pada pelestarian lingkungan, Dewa Firnayang dari komunitas Funhutan membawakan materi "Forest Of The Sea," yang memberikan wawasan mendalam tentang peran mangrove sebagai habitat penting bagi ribuan spesies ikan dan sebagai penyerap karbon alami. Beliau menggarisbawahi potensi luar biasa ekosistem mangrove, baik dari segi ekologi maupun sebagai sumber mata pencaharian masyarakat.
Mengikuti penjelasan Dewa Firnayang, pembicara kedua Qonitah Hamidah dari komunitas Kemangteer Jakarta, melanjutkan dengan informasi tentang prosedur penanaman mangrove yang tepat. Beliau menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang ekosistem mangrove untuk memastikan penanaman yang efektif dan pemulihan keseimbangan ekosistem pesisir, sehingga upaya penanaman dapat memberikan hasil yang maksimal.
Baca juga : UEA Diduga Berupaya Manfaatkan COP28 untuk Kepentingan Perusahaan Minyak
Di tengah kegiatan, Duta Mangrove dari Mangrove Jakarta turut hadir untuk memberikan sambutan. Ananda Safwina menjelaskan bahwa mangrove tidak hanya memiliki pentingnya bagi ekosistem, tetapi juga berkontribusi signifikan terhadap ekonomi masyarakat pesisir. Selain itu, Ananda juga menginformasikan bahwa akan ada pencarian duta mangrove baru untuk melanjutkan upaya pelestarian dan meningkatkan kesadaran tentang manfaat mangrove di komunitas lokal.
Dalam rangkaian kegiatan ini, kita menyadari bahwa Indonesia memegang peranan penting dalam ekosistem mangrove global, dengan hampir 50% dari total hutan mangrove di Asia dan 25% di dunia, serta memiliki keanekaragaman mangrove tertinggi dengan 202 jenis. Namun, ekosistem ini menghadapi ancaman serius seperti penebangan liar dan limbah, yang berpotensi mempengaruhi perubahan iklim. Oleh karena itu, pentingnya melestarikan mangrove sebagai habitat bagi ribuan spesies ikan dan sumber mata pencaharian masyarakat semakin mendesak. Pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkomitmen untuk rehabilitasi seluas 600 ribu hektare, menekankan pentingnya kolaborasi antar lembaga untuk keberhasilan upaya tersebut.
Sebagai penutup, acara ini melibatkan 120 peserta dari Universitas Atma Jaya, Universitas UNJ, Universitas UPNVJ, dan SMA IT Al Haraki dalam aksi nyata pelestarian lingkungan melalui penanaman benih pohon bambu. Kegiatan ini merupakan langkah lanjutan dalam upaya melestarikan ekosistem pesisir dan darat. Antusiasme dari peserta menunjukkan dukungan mereka terhadap upaya pelestarian mangrove dan peningkatan kesadaran lingkungan yang direalisasikan oleh mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. (Z-8)
Data dari Teleskop James Webb mengungkap kabut kompleks di Pluto yang mengatur iklimnya.
Verified for Climate dan Iklim mempunyai keyakinan yang sama: cerita (storytelling) adalah kunci untuk menyambungkan masyarakat dengan fakta, dan menginspirasi aksi iklim.
Ilmuwan Eropa mengejar reentry satelit Salsa untuk mengungkap proses pembakaran di atmosfer. Temuan ini mengungkap ancaman polusi aluminium dari satelit terhadap ozon dan iklim Bumi.
Pada 2024, Climate Hack mengangkat isu-isu iklim krusial seperti pengelolaan sumber daya alam, limbah, transportasi, hingga pertanian dan kehutanan.
RATUSAN ribu orang terpaksa mengungsi akibat bencana iklim tahun lalu.
MENTERI Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyiapkan Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk ikut membeli gabah dan beras petani dengan dana komersial
KETUA Delegasi RI untuk COP29, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto telah menyetujui reboisasi atau penghijauan kembali besar-besaran.
PADA Konferensi Perubahan Iklim atau Presidency of the 29th Conference of the Parties (COP29) di Baku Azerbaijan pemerintah diminta juga mengangkat soal masyarakat adat.
Problem emisi yang dilepaskan oleh para emitor terbesar tidak terjawab dengan bisnis-bisnis karbon menghitung berapa kredit karbon yang lalu kemudian diperdagangkan.
Dalam dokumen SNDC akan dilakukan penyelarasan pada skenario 1,5 derajat untuk mencapai net zero emission tahun 2060.
Grant Thornton menjelaskan perlu adanya langkah konkret dari perusahaan seperti perlunya memulai investasi dalam teknologi hijau, dan energi terbarukan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved