Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Gemar Rempah Nusantara 2024 Digelar pada 8 Agustus

Basuki Eka Purnama
07/8/2024 10:53
Gemar Rempah Nusantara 2024 Digelar pada 8 Agustus
Menparekraf Sandiaga Uno (ketiga dari kiri) saat membuka acara Festival Gemar Rempah Nusantara 2024(MI/HO)

FESTIVAL Gemar Rempah Nusantara 2024 di The Ballroom Pondok Indah Golf Course, Jakarta pada 8 Agustus 2024.

Festival tersebut digelar oleh Asosiasi Komunitas Rempah Nusantara (Akren) serta Gerakan Masyarakat dan Komunitas Rempah Indonesia (Gemari).

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Uno mengapresiasi dan mendukung kolaborasi bisnis yang tercipta dalam penyelenggaraan Gemar Rempah Nusantara 2024. 

Baca juga : Sandiaga Uno: Golden Visa Bisa Tingkatkan Jumlah Investasi di Sektor Parekraf

“Rempah bukan hanya menjadi makanan, tapi juga bisa menjadi bahan baku untuk batik, produk kosmetik, dan banyak hal lain. Ini merupakan ekonomi kreatif berbasis rempah. Sebanyak 63% wisatawan ke Indonesia karena kulinernya, ini juga tentu karena bumbu atau rempah Indonesia,” kata Sandiaga dalam The Weekly Brief with Sandi Uno di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (5/8)

CEO Indonesia Business Trade Solution (IBTS) Poppy Zeidra yang mendukung digelarnya Festival Gemar Rempah Nusantara mengatakan langkah nyata ini diambil sebagai bentuk dukungan terhadap petani dan pengusaha khususnya dalam pengembangan bisnis, perlindungan dan pendampingan hukum.

“Sebagai mitra petani dan pengusaha rempah, kami berada di garis depan membantu mereka dalam memahami regulasi perdagangan hingga mengatasi permasalahan hukum bisnis, mulai dari kontrak hingga hak kekayaan intelektual,” kata Poppy di Jakarta, Rabu (7/8).

Baca juga : Menparekraf: Tourism Fund tidak akan Memberatkan Wisatawan

Poppy menilai sejumlah eksportir rempah masih memiliki kendala terutama dalam menghasilkan hilirisasi dari bahan mentah. Lebih jauh, akses terhadap informasi tarif, pajak, dan standar produk yang berbeda-beda di setiap negara dinilai perlu menjadi perhatian.

Pengenalan terhadap teknologi dan hak kekayaan intelektual, bagi Poppy, juga merupakan urusan serius yang perlu dikembangkan, mengingat potensi nilai tambah yang dapat dihasilkan.

“Memperluas akses pasar rempah nasional di negara luar merupakan pekerjaan rumah kita bersama. Tentu, IBTS siap mendukung pengusaha untuk mewujudkan rencana ekspansi mereka,” paparnya.

Baca juga : Menparekraf Sandiaga Uno Kecewa, Kecelakaan Kapal Wisata di Labuan Bajo Terulang

Sementara itu, Managing partner MR & Partners Law office  & Founder Indonesia Business Trade Solution Dodi S Abdulkadir menambahkan gelaran festival ini dapat mempererat kerja sama dengan para pemangku kepentingan serta memperluas pemahaman terkait regulasi perdagangan rempah. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa produk rempah yang dipasarkan memenuhi standarkesehatan, dan keselamatan konsumen.

“Tentu kami selalu terbuka dengan para pengusaha dan petani rempah dalam pendampingan, pemberdayaan, dan edukasi hukum. Para pelaku usaha wajib mengetahui hak-hak dan kewajiban mereka di bawah huku, serta cara untuk memaksimalkan peluang perdagangan yang ada,” jelas Dodi.

Akren dalam Gemar Rempah Nusantara mewakili banyak pelaku usaha yang bergelut dalam komoditas rempah. Ajang ini turut mendorong eksosistem pangan dan rempah dari hulu ke hilir, membuka kemitraan baru untuk memastikan sinkronisasi sumber daya manusia, teknologi, dan pasar rempah di tingkat global.

Baca juga : 9 Target Kinerja Kemenparekraf di 2024

Ketua Umum Akren Siti Nur Azizah Ma’aruf, menjelaskan Gemar Rempah Nusantara 2024 akan memperkenalkan dan melestarikan kekayaan rempah nusantara serta produk industri kreatif berbasis rempah.

“Jadi ini dapat bersinergi dengan tema besar dari program pemerintah yaitu Indonesia Spice up the World, karena ini sebetulnya affirmative action dari arahan Wakil Presiden,” kata Azizah. 

Event ini juga akan mengadakan business matching yang dihadiri para mitra (buyers) strategis dari beberapa negara, seperti Uzbekistan, Tiongkok, Rusia, hingga beberana negara benua Afrika. 

“Kami juga punya blueprint after kegiatan Gemar Rempah ini, kami ingin menyiapkan digital transformasi terkait rempah yang akan berkolaborasi dari sisi legal protection dari MR & Partner Legal & Consulting group serta Indonesia Business Trade Solution (IBTS) untuk sinergi bisnis,” pungkas Azizah. (Z-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya