Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Hati-Hati, Banyak Kasus Polio tidak Bergejala

Wisnu Arto Subari
29/7/2024 19:17
Hati-Hati, Banyak Kasus Polio tidak Bergejala
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio Tahun 2024 untuk Provinsi Sulsel.(Dok Pemprov Sulsel)

BANYAK kasus polio yang gejalanya sangat ringan. Bahkan kasus polio tidak bergejala sama sekali, sehingga seseorang tidak sadar bahwa dirinya berisiko menularkan virus tersebut ke orang lain.

Oleh karena itu, dokter spesialis anak Kanya Ayu mengingatkan para orangtua memberikan vaksin polio untuk anaknya. Bagi para tenaga kesehatan diingatan juga untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai penyakit itu. Menurutnya, semua orang terlibat dalam kesuksesan vaksinasi polio. 

Dokter itu mengatakan bahwa polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, bahkan kematian akibat meningitis. "Jadi si virus itu menyerang sistem saraf kan. Salah satunya bisa sampai ke sistem saraf pusat, yaitu di otak, menyebabkan meningitis. Jadi polio sampai hanya dengan lumpuh? Enggak, karena dia sampai menyebabkan kematian juga," katanya.

Baca juga : Imunisasi Polio Tahap Kedua di 27 Provinsi Dilakukan pada 23 Juli

Kanya menjelaskan bahwa virus tersebut disebarkan melalui fekal oral. Misalnya, ada anak terinfeksi polio yang buang air besar sembarangan di sungai atau ada yang membuang popok yang terdapat virus polio, ada risiko virus polio itu menyebar ke mana-mana.

Dia menyebut bahwa polio dapat menyerang siapapun, terutama balita yang imunisasi polionya tidak lengkap. Polio, ujarnya, tidak dapat disembuhkan, sehingga yang terpenting ialah memberikan imunisasi yang komplet.

"Dan jangan lupa, yang paling penting ialah cakupannya juga harus tinggi. Jadi cakupan imunisasinya harus tinggi agar herd immunity kepada lingkungannya terbentuk," katanya.

Menurutnya, agar kekebalan komunal terbentuk, perlu cakupan sebesar 90%-95%. Selain imunisasi, pola hidup yang bersih dan sehat juga perlu diterapkan, mengingat jalur penyebaran virusnya melalui fekal oral.

"Buang air besarnya harus yang benar, di jamban, di MCK. Cuci tangan setelah dari toilet, pakai sabun dan air mengalir. Cuci tangan, pakai sabun dan air mengalir, menjelang makan, menyiapkan makanan, masak, dan bermain dengan materi-material tanah," katanya. (Ant/Z-2) 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya