Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Yudhi Pramono menjelaskan diperlukan imunisasi polio secara massal dan serentak agar dapat dicapai pada kelompok yang optimal sehingga dapat mencegah perluasan virus polio.
"Oleh karena itu akan dilaksanakan bahkan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama dilaksanakan di provinsi yang di Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya. Sementara PIN tahap 2 dilaksanakan di 27 provinsi yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan," kata Yudhi dalam konferensi pers, Jumat (19/7).
Kemudian Lampung, Jakarta, Banten, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Baca juga : Baru 144 Pemda Keluarkan Instruksi Pelaksanaan Imunisasi Polio
PIN tahap pertama sudah dimulai 27 Mei 2024. Sementara tahap kedua akan dilaksanakan 23 Juli 2024 sasaran PIN adalah seluruh anak usia 0-7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya vaksin yang akan diberikan adalah vaksin polio tetes dilaksanakan dua putaran per dosis.
Dari tahun 2022 sampai saat ini telah terjadi beberapa kali status KLB di Indonesia. Status KLB belum dicabut karena kasus masih dilaporkan. Adapun total kasus polio yang sudah dilaporkan sejak 2022 adalah sebanyak 12 kasus kelumpuhan, 11 kasus disebabkan oleh virus polio tipe 2 dan 1 kasus oleh virus polio tipe 1.
"Sebanyak 12 kasus tersebut tersebar di 8 provinsi yaitu Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan yang terkini adalah Banten," sebutnya.
Baca juga : Yuk Mengenal 2 Jenis Vaksin Polio Beserta Manfaat, dan Efek Sampingnya
"Selain itu berdasarkan penilaian risiko yang menggunakan tool standar yang dikeluarkan oleh WHO, bahwa Indonesia dikategorikan sebagai wilayah berisiko tinggi polio. Sebanyak 32 provinsi dan 399 kabupaten kota masuk dalam kategori risiko tinggi polio," ujar dia.
Diketahui Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target global salah satunya eradikasi polio yang ditargetkan untuk dicapai tahun 2026.
Eradikasi yakni memberantas semua penyakit hingga tidak ada lagi kasus tersebut di muka bumi. Penyakit polio sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan kelumpuhan seumur hidup bahkan kematian. (Iam/Z-7)
PELAKSANAAN imunisasi kejar Japanese Encephalitis (JE) dinilai penting sebagai upaya melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)
Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. memecat 17 anggota Komite Penasihat Praktik Imunisasi (ACIP), dengan alasan konflik kepentingan.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan pentingnya memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak-anak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
IMUNISASI anak wajib diberikan pada bayi baru lahir hingga individu usia 18 tahun. Kementerian Kesehatan mewajibkan vaksinasi pada anak untuk melindungi buah hati
Vaksinasi BCG pada anak di negara-negara yang tinggi angka TB efektif untuk mencegah penyakit TB yang berat seperti TB di selaput otak, atau TB milier yang dapat menyebabkan sesak napas.
PENULARAN difteri di Jawa Barat menjadi perhatian dari Universitas Airlangga. Lima pulau terbesar di Indonesia dengan kasus difteri tertinggi adalah Jawa dengan 474 kasus dan 26 kematian.
Varian baru virus SARS-CoV-2 yang dikenal dengan nama Nimbus atau varian NB.1.8.1 mulai menarik perhatian dunia setelah penyebarannya meningkat di sejumlah negara Asia.
PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia.
Peneliti di Tiongkok menemukan 20 virus baru di ginjal kelelawar Yunnan, dua di antaranya mirip dengan virus mematikan Nipah dan Hendra.
HPV itu ada banyak jenisnya, inkubasinya, dan gejalanya. Tidak semua virus HPV bisa memicu kanker serviks. Sebagian hanya memiliki gejala seperti kutil dan menghilang dengan sendirinya.
Para ilmuan mendalami sistem imunitas yang dimiliki kelelawar untuk mengatasi virus.
Virus ini dapat masuk ke tubuh manusia lewat perantara nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved