Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di Tiongkok

Ihfa Firdausya
03/7/2025 12:11
Virus Baru Ditemukan pada Kelelawar di Tiongkok
Ilustrasi virus baru yang ditemukan di Tiongkok.(Dok. Freepik)

PARA ilmuwan di Tiongkok telah menemukan sejumlah virus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya pada kelelawar yang hidup di dekat manusia. Virus-virus ini termasuk dua virus yang sangat erat kaitannya dengan virus Nipah dan Hendra yang mematikan, yang dapat menyebabkan radang otak parah dan penyakit pernapasan pada manusia.

Penelitian yang dipublikasikan pada 24 Juni di jurnal PLOS Pathogens ini menyoroti pentingnya mengawasi kelelawar dan hewan lain yang hidup di dekat populasi manusia, dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan mereka.

Kelelawar merupakan reservoir alami bagi banyak patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, tetapi tingkat bakteri, virus, dan agen infeksius lain yang mungkin ada di dalamnya tidak diketahui.

Sebagian besar penelitian sebelumnya berfokus pada kotoran kelelawar daripada pada organ dalam, terutama karena lebih mudah dikumpulkan. Namun, hal itu hanya memberi tahu kita tentang virus yang masuk ke dalam kotoran.

Untuk menyelidiki patogen yang ada di ginjal kelelawar, tim yang dipimpin oleh Yun Feng dari Yunnan Institute of Endemic Disease Control and Prevention mengambil sampel ginjal dari 142 kelelawar dari 10 spesies yang dikumpulkan dari provinsi Yunnan di Tiongkok.

Pengurutan genetik mengungkap 22 virus, 20 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya, serta parasit protozoa baru dan dua jenis bakteri. Salah satunya baru dalam ilmu pengetahuan.

Rekan penulis studi Edward Holmes, seorang ahli virus di Universitas Sydney di Australia, mengatakan fokus pada ginjal penting karena ginjal memberikan gambaran tentang virus apa yang mungkin dikeluarkan melalui urin. Urin adalah salah satu cara manusia dapat terinfeksi oleh virus kelelawar.

"Kelelawar yang kencing di mangkok pengumpul kurma adalah cara pertama penyebaran virus Nipah dari kelelawar ke manusia," kata Holmes dilansir dari Live Science, Rabu (2/7).

Karena kelelawar dalam penelitian ini tinggal di dekat kebun buah di dekat desa manusia, ada risiko buah yang terkontaminasi dapat menyebabkan patogen ini berpindah ke ternak atau manusia.

Menurut Holmes, walaupun dua virus baru tersebut berkerabat dekat dengan virus Nipah dan virus Hendra (yang dikenal sebagai henipavirus), keduanya tidak perlu dikhawatirkan.

"Virus yang baru ditemukan ini belum ditemukan pada manusia, dan saat ini belum ada bukti bahwa virus tersebut akan menginfeksi atau muncul pada manusia," katanya.

"Secara teori, virus tersebut dapat menimbulkan ancaman, tetapi karena belum ada kasus pada manusia, tidak perlu khawatir,” imbuhnya.

Namun, penemuan tersebut menyoroti pentingnya pengambilan sampel hewan seperti kelelawar yang hidup di dekat populasi manusia. Hal itu akan sangat membantu untuk memantau populasi manusia yang mungkin terpapar hewan tersebut, guna mengidentifikasi potensi ancaman virus sebelum muncul.

"Hubungan hewan-manusia yang semakin berpori inilah yang menyebabkan pandemi. Pandemi selalu mencerminkan bagaimana manusia mengganggu lingkungan alam. Pengawasan yang lebih baik selalu menjadi kuncinya,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya