Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
KETUA Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengatakan sebanyak 75 dari 100 orang, baik anak-anak maupun dewasa tidak sadar bahwa mereka terkena diabetes.
"Sangat penting bagi orangtua mengetahui gejala diabetes pada anak dengan memahami trias diabetes yaitu polidipsi, poliuri, dan polifage. Gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 sebenarnya sama, anaknya sering minum, sering kencing, dan sering lapar lapar terus, jadi mesti waspada pada anak-anak yang dia minumnya banyak, kencingnya banyak, laper terus. Apalagi minumnya ingin yang manis terus. Ini gejala diabetes," kata Piprim, dikutip Rabu (24/7)
Ia mengatakan kurangnya edukasi tentang diabetes pada anak mengakibatkan anak datang berobat dalam fase yang sudah lanjut atau fase koma.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Dengan memahami tiga gejala diabetes di awal, orangtua bisa identifikasi sebagai gejala diabetes yang perlu penanganan dokter anak segera.
Dokter lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan skrining yang tepat sangat penting untuk pemberian obat yang juga tepat untuk kondisi medis anak.
Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan melihat kadar C-peptide untuk memeriksa produksi insulin.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pantau Tumbuh Kembang Anak untuk Deteksi Dini Diabetes
Jika anak diabetes tipe 1 C-peptide akan menunjukkan kadar negatif insulin yang berarti harus ditambah dengan suntikan insulin. Namun, pada anak diabetes tipe 2, kadar C-peptidenya menunjukkan positif insulin tapi harus mengubah gaya hidup yang lebih sehat.
"Sangat penting screening awal karena nanti pengobatannya berbeda, kalau ada yang terkena diabetes gula darah tinggi dia harus segera pastikan tipe 1 atau tipe 2, karena tatalaksananya jauh berbeda. Kalau tipe 1 mutlak harus diberikan insulin bahkan seumur hidup," kata Piprim
Ia juga menambahkan, diabetes tipe 1 pada anak paling sering baru diketahui setelah anak berusia 10 tahun atau saat usia sekolah.
Baca juga : Anak Anda Mudah Lapar? Waspada Kemungkinan Diabetes Type 1
Deteksi awal bisa dilakukan dengan cara melakukan medical check up pada anak termasuk pengecekan gula darah yang rata-rata masih jarang dilakukan.
Piprim mengatakan medical check up juga penting untuk memantau berbagai penyakit yang dicurigai orangtua jika anak ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Beberapa kondisi yang disarankan untuk melakukan medical check up pada anak jika mendapati anak sangat kurus, lebih pendek dibandingkan teman seusianya, ada perbedaan aktivitas pada anak seperti sering sesak dan kurang aktif.
Baca juga : Orangtua Diminta Kenali Gejala Diabetes pada Anak
"Kalau orangtua mau periksa laboratorium medical check up biasa boleh-boleh saja tapi disarankan ke dokter dulu biar lebih terarah mau cari apa, curiga apa, karena kalau cek semua mahal, jadi lebih terarah dengan keluhan khas untuk anak tersebut," kata Piprim.
Namun jika anak tidak ada keluhan yang berbeda, tumbuh kembang anak bisa dipantau secara mandiri melalui buku KIA atau melalui aplikasi Primaku dari IDAI.
Pertumbuhan anak yang baik bisa dipantau melalui penambahan berat badan dan ukuran tinggi badan, dan orangtua juga perlu memantau perkembangan kecerdasan dan kemampuan anak.
Selama tumbuh kembangnya sesuai dengan milestone anak, Piprim mengatakan medical check up tidak terlalu disarankan. (Ant/Z-1)
Seorang ayah melakukan kekerasan kepada anak usai viral kedapatan tengah melakukan perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan.
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Ternyata kebiasaan mengakses gadget ini malah membuat pola makan anak menjadi tidak teratur, anak cenderung tidak menyadari rasa lapar.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved