Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis anak divisi endokrinologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Ghaisani Fadiana, mengimbau orangtua untuk mewaspadai diabetes tipe 1 pada anak dengan tanda-tanda sering mengompol dan cepat lapar.
"Kalau misalnya anak-anak sudah melalui toilet training (latihan buang air), kemudian ada kejadian mengompol lagi yang cukup sering, itu harus diwaspadai," kata Ghaisani, dikutip Rabu (17/1).
Apabila anak-anak sering mengompol, Ghaisani menyarankan untuk melakukan pemantauan gejala lain yang mengarah ke diabetes.
Baca juga: Jamu dan Obat Herbal yang Mengandung Steroid bisa Picu Diabetes
Adapun gejala lain tersebut meliputi tingginya frekuensi buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lapar, penurunan berat badan, lemas, hingga infeksi berulang.
"Kalau misalnya ada gejalanya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucap Ghaisani.
Biasanya, kata dia, anak yang mengalami gejala-gejala itu perlu konsultasi ke dokter spesialis anak untuk memastikan apakah betul ada diabetes. Untuk memastikan hal tersebut, dokter akan memeriksa gula darah anak.
Baca juga: Menkes: Pencegahan Diabetes Harus dari Puskesmas
"Itu untuk diabetes melitus tipe 1," kata dia.
Ghaisani menekankan masyarakat harus mengetahui kewaspadaan itu. Ia mengatakan masyarakat kurang sadar akan kemungkinan anak-anak terjangkit diabetes karena terdapat anggapan bahwa diabetes biasanya terjadi pada usia lanjut.
Kurangnya kewaspadaan tersebut, lanjut Ghaisani, berdampak pada keterlambatan orangtua menyadari anak mereka menderita penyakit diabetes tipe 1.
"DM tipe 1 paling banyak diketahui ketika sudah kondisi lanjut, jadi, kondisi yang berat," kata Ghaisani.
Adapun kondisi berat yang dimaksud oleh Ghaisani adalah ketika anak-anak yang diperiksakan ke rumah sakit sudah dengan keluhan sesak napas, penurunan kesadaran, nyeri perut, bahkan hingga kejang.
Hal-hal tersebut, kata dia, terjadi karena anak-anak diabetes melitus tipe 1 diketahuinya sudah dalam kondisi berat.
Diabetes melitus tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan atau kegagalan organ pankreas sehingga tidak bisa menghasilkan insulin.
"Tingkat kewaspadaan harus diperbaiki dengan pemantauan tumbuh kembang," pungkas Ghaisani. (Ant/Z-1)
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan bidan merupakan inti dari sistem perawatan kesehatan primer, terutama bagi perempuan dan anak perempuan.
Orangtua perlu memberikan contoh kepada anak dan menjelaskan pentingnya mengonsumsi makanan yang bergizi.
Instansi pendidikan berperan dalam menyediakan ruang aman bagi anak untuk dapat mengembangkan diri dan meningkatkan pengetahuan.
Meski berguna untuk hal positif seperti belajar jarak jauh, ponsel ini juga kerap menjadi pintu masuk untuk berbagai masalah terkait dengan era digital ini.
Pemakaian masker, khususnya di tengah kerumunan mungkin dapat dijadikan kebiasaan yang diajarkan kepada anak-anak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved