Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DOKTER spesialis anak divisi endokrinologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo, Ghaisani Fadiana, mengimbau orangtua untuk mewaspadai diabetes tipe 1 pada anak dengan tanda-tanda sering mengompol dan cepat lapar.
"Kalau misalnya anak-anak sudah melalui toilet training (latihan buang air), kemudian ada kejadian mengompol lagi yang cukup sering, itu harus diwaspadai," kata Ghaisani, dikutip Rabu (17/1).
Apabila anak-anak sering mengompol, Ghaisani menyarankan untuk melakukan pemantauan gejala lain yang mengarah ke diabetes.
Baca juga: Jamu dan Obat Herbal yang Mengandung Steroid bisa Picu Diabetes
Adapun gejala lain tersebut meliputi tingginya frekuensi buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lapar, penurunan berat badan, lemas, hingga infeksi berulang.
"Kalau misalnya ada gejalanya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ucap Ghaisani.
Biasanya, kata dia, anak yang mengalami gejala-gejala itu perlu konsultasi ke dokter spesialis anak untuk memastikan apakah betul ada diabetes. Untuk memastikan hal tersebut, dokter akan memeriksa gula darah anak.
Baca juga: Menkes: Pencegahan Diabetes Harus dari Puskesmas
"Itu untuk diabetes melitus tipe 1," kata dia.
Ghaisani menekankan masyarakat harus mengetahui kewaspadaan itu. Ia mengatakan masyarakat kurang sadar akan kemungkinan anak-anak terjangkit diabetes karena terdapat anggapan bahwa diabetes biasanya terjadi pada usia lanjut.
Kurangnya kewaspadaan tersebut, lanjut Ghaisani, berdampak pada keterlambatan orangtua menyadari anak mereka menderita penyakit diabetes tipe 1.
"DM tipe 1 paling banyak diketahui ketika sudah kondisi lanjut, jadi, kondisi yang berat," kata Ghaisani.
Adapun kondisi berat yang dimaksud oleh Ghaisani adalah ketika anak-anak yang diperiksakan ke rumah sakit sudah dengan keluhan sesak napas, penurunan kesadaran, nyeri perut, bahkan hingga kejang.
Hal-hal tersebut, kata dia, terjadi karena anak-anak diabetes melitus tipe 1 diketahuinya sudah dalam kondisi berat.
Diabetes melitus tipe 1 diakibatkan oleh kerusakan atau kegagalan organ pankreas sehingga tidak bisa menghasilkan insulin.
"Tingkat kewaspadaan harus diperbaiki dengan pemantauan tumbuh kembang," pungkas Ghaisani. (Ant/Z-1)
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Upaya untuk mewujudkan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan remaja masih banyak menghadapi tantangan.
Pada anak usia dini—yang masih berada pada tahap praoperasional menurut teori Piaget—, konten absurd berisiko mengacaukan pemahaman terhadap realitas.
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Membangun rutinitas yang konsisten mulai dari bangun tidur hingga kemandirian anak untuk mengurus dirinya sendiri sudah harus menjadi perhatian orangtua sebelum anak masuk sekolah.
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved