Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
DIABETES mellitus, kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus, juga dapat terjadi pada anak-anak dan remaja.
Ada dua kondisi diabetes yang paling umum, yakni diabetes tipe 1 yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh dan diabetes tipe 2 yang lebih banyak berhubungan dengan gaya hidup.
"Pada anak-anak, diabetes tipe 1 terjadi walaupun dia tidak banyak minum pemanis buatan, atau makan karbohidrat biasa saja, dia tidak bisa memetabolisme karbohidrat, jadi perlu suntik insulin," kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso, dikutip Jumat (19/7).
Baca juga : Diabetes Tipe 1, Tipe Diabetes yang Paling Banyak Dialami Anak Indonesia
Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas sehingga produksi insulin menjadi rendah atau bahkan tidak ada. Tanpa insulin, glukosa terakumulasi dalam aliran darah. Akibatnya, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa untuk menghasilkan energi.
Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.
Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons peningkatan kadar glukosa darah dengan membuat insulin ekstra. Akibatnya, pankreas menjadi kelelahan saat resistensi insulin memburuk.
Baca juga : Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya
"Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya karena banyak minum dengan pemanis buatan, terutama high fruktosa syrup. Ini adalah gula sirup yang banyak dipakai di minuman soft drink," kata dokter yang praktik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo Jakarta itu.
Ia menambahkan, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti makanan olahan juga dapat menyebabkan hiperglikemia (kadar gula darah tinggi).
Piprim menyampaikan diabetes tipe 2, yang lebih banyak terjadi akibat pola hidup tidak sehat, masih bisa diperbaiki sesuai dengan derajat keparahannya.
Baca juga : Awas, Kenali Gejala Diabetes pada Anak
Menurut dia, diabetes tipe 2 fase awal bisa dikontrol dengan memodifikasi gaya hidup agar lebih sehat.
"Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting. Intinya, gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal," katanya.
Ia mengatakan anak yang mengalami diabetes tipe 1 umumnya cenderung kurus, sedangkan anak yang menderita diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas.
Baca juga : Edukasi Diabetes Penting Bagi Masyarakat
"Hampir 80% anak-anak diabetes tipe 2 mengalami obesitas," katanya.
Piprim menjelaskan ada pemeriksaan untuk mengetahui tingkat produksi insulin yang bisa dilakukan untuk mengecek status diabetes pada anak.
"Ada pemeriksaan C-peptide untuk memeriksa apakah insulinnya masih diproduksi atau tidak. Jadi, anak diabetes C-peptidenya negatif, insulin negatif, berarti tipe 1. Tapi, kalau C-peptidenya masih positif, insulinnya masih ada, dia tipe 2," ungkap Piprim.
Piprim mengatakan anak yang didiagnosis mengalami diabetes harus segera mendapat penanganan medis yang tepat.
Ia menjelaskan anak dengan diabetes tipe 1 perlu mendapat terapi insulin. Dokter akan mengajarkan cara pemberian obat suntik dan dosisnya.
Anak dengan diabetes tipe 2 tidak memerlukan injeksi insulin, tetapi harus menjalani perubahan gaya hidup drastis agar kondisinya tidak menjadi kronik dan menimbulkan berbagai komplikasi.
Dokter menyarankan pengaturan pola makan dan olahraga untuk mengontrol kondisi diabetes tipe 2 pada anak maupun remaja. (Ant/Z-1)
Pada usia anak-anak, sebaiknya gim yang diberikan bersifat edukatif yang ringan, seperti puzzle, gim bahasa, atau gim strategi dasar yang dapat melatih konsentrasi dan logika.
Susu formula harus diberikan kepada bayi yang mengalami kelainan metabolisme bawaan atau kelainan genetik yang menyebabkan dirinya tidak bisa mencerna ASI.
Gim online atau produk elektronik yang lain memiliki dampak yang serius bagi beragam aspek perkembangan anak sejak dini, terutama jika terpapar secara berlebihan dan tidak sesuai usia.
Mengusung slogan Happy, Creative, & Talented, McKids kini diperbarui dengan pendekatan yang lebih segar dan relevan, sekaligus memperkuat peran sebagai wadah positif bagi anak-anak.
Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry, tercatat sebanyak 6.623 kasus kanker pada anak selama kurun waktu 2020 hingga 2024.
Anak-anak diajak menyelami berbagai skenario nyata di dunia digital, mulai dari cyberbullying, akun palsu, konten hoaks berbasis AI, hingga pentingnya menjaga privasi dan jejak digital.
Hormon GLP-1 memiliki peran penting dalam tubuh yang berdampak pada kadar gula darah, rasa lapar, dan produksi insulin.
Salmon, sarden, cod, dan tuna adalah ikan kaya omega-3 yang aman untuk penderita gula darah tinggi. Bantu stabilkan glukosa dan jaga kesehatan jantung.
Madu memang bermanfaat untuk kesehatan, tetapi konsumsi berlebihan bisa memicu masalah. Kenali risikonya agar tetap aman dan sehat.
konsumsi gula berlebih tak hanya berdampak pada berat badan, juga bisa memengaruhi energi, suasana hati, metabolisme, hingga keintiman.
Penderita diabetes tetap bisa menikmati buah dengan aman. Temukan 16 buah rendah indeks glikemik yang kaya serat dan nutrisi.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ekstrak teh hijau dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mengurangi peradangan usus, yang bermanfaat bagi penderita diabetes.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved