Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Gula, Kesehatan, dan Kehidupan Intim: Apa Hubungannya?

Thalatie K Yani
16/7/2025 06:00
Gula, Kesehatan, dan Kehidupan Intim: Apa Hubungannya?
Ilustrasi(freepik)

SAAT mendengar kata gula, kebanyakan dari kita langsung terbayang kue, permen, atau es krim—bukan kehidupan seksual. Padahal, konsumsi gula berlebih tak hanya berdampak pada berat badan atau risiko diabetes, tetapi juga bisa memengaruhi energi, suasana hati, metabolisme, hingga keintiman.

Di tahun 2025, banyak orang membicarakan suntikan GLP-1, obat populer yang membantu menurunkan gula darah sekaligus berat badan. Selain manfaat kesehatan, sejumlah pasien juga melaporkan perbaikan kualitas tidur dan bahkan kehidupan seksual. Namun, alih-alih hanya mengandalkan obat, ada baiknya kita memahami akar masalahnya: kecanduan gula dan efek domino yang ditimbulkannya.

Seberapa Normal Gula Darah Anda?

Banyak orang hanya mengaitkan gula darah dengan diabetes, tanpa benar-benar tahu angka normalnya.

Puasa 8 jam:

  • Normal: < 100 mg/dL
  • Pradiabetes: 100–125 mg/dL
  • Diabetes: ≥ 126 mg/dL

Tes acak kapan saja:

Diabetes sering terdiagnosis jika kadar ≥ 200 mg/dL disertai gejala.

Untuk gambaran lebih menyeluruh, ada tes hemoglobin A1c, yang menunjukkan rata-rata gula darah dalam 2–3 bulan terakhir:

  • Normal: < 5,7%
  • Pradiabetes: 5,7–6,4%
  • Diabetes: ≥ 6,5%

Mengontrol kadar A1c penting, bahkan sebelum operasi besar, karena kadar tinggi meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi.

Gula Darah Tinggi Bisa Mengganggu Kehidupan Seksual

Kesehatan seksual jarang dikaitkan dengan kadar gula darah. Namun, jika terlalu tinggi dalam jangka panjang, efeknya bisa merusak keintiman—baik pada pria maupun perempuan.

  • Pada pria: Gula darah tinggi merusak saraf dan pembuluh darah yang penting untuk ereksi, menurunkan testosteron, dan mengurangi gairah. Kadang, disfungsi ereksi justru menjadi tanda awal diabetes sebelum gejala lain muncul.
  • Pada perempuan: Gula darah tak terkendali bisa mengganggu aliran darah dan keseimbangan hormon, menyebabkan kekeringan, rasa sakit saat berhubungan, sulit orgasme, hingga infeksi saluran kemih berulang.

Banyak orang baru menyadari kadar gulanya bermasalah setelah mengalami kesulitan di ranjang, bukan saat merasa haus, lemas, atau turun berat badan.

Mengatasi Gula Darah Tinggi

Diabetes sangat umum—38 juta warga AS mengidapnya, dan hampir 1 dari 4 tak menyadari kondisinya.

  • Obat oral, seperti metformin, biasanya diberikan pada tahap awal untuk membantu menurunkan produksi gula di hati.
  • Suntikan insulin menjadi pilihan saat obat oral tak lagi cukup, meski penggunaannya rumit dan perlu pemantauan ketat.
  • Obat GLP-1, seperti semaglutide atau tirzepatide, kini populer karena selain mengontrol gula darah juga membantu menurunkan berat badan. Menariknya, penelitian awal menunjukkan obat ini bisa meningkatkan kadar testosteron pada pria obesitas atau diabetes.

Meski menjanjikan, penelitian ini masih awal. Yang jelas, pengendalian gula darah dan berat badan berdampak luas, mulai dari energi, hormon, hingga fungsi seksual.

Sebelum Obat, Coba Cara Sederhana

Suntikan dan pil bisa membantu, tapi jangan remehkan kekuatan perubahan gaya hidup.

  • Olahraga rutin meningkatkan sensitivitas insulin, membantu menurunkan berat badan, memperbaiki aliran darah, dan menyeimbangkan hormon—semua ini mendukung kehidupan seksual yang sehat.
  • Pola makan seimbang, kaya serat, protein, dan makanan utuh, menstabilkan gula darah.
  • Tidur cukup, kurangi alkohol, dan kelola stres juga berperan besar.

Kadang, sebelum memilih jarum suntik, langkah terbaik adalah mengambil tas olahraga. Perubahan kecil bisa berdampak besar, bukan hanya pada hasil tes laboratorium, tapi juga bagaimana Anda merasa—termasuk dalam hubungan intim.

Jadi, lain kali Anda tergoda seporsi es krim, ingatlah: ini bukan sekadar soal lingkar pinggang, tapi juga soal energi, jantung, dan kesehatan seksual. (CNN/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik